Garut

Seminar Pengajuan Pahlawan Nasional, Iip Yahya Sebut KH Anwar Musaddad Sebagai Pahlawan Kemanusiaan

Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:00 WIB

Seminar Pengajuan Pahlawan Nasional, Iip Yahya Sebut KH Anwar Musaddad Sebagai Pahlawan Kemanusiaan

Dari kiri ke kanan: Agung Purnama (moderator), Iip D. Yahya, Tiar Anwar Bachtiar, Ading Kusdiana dan Adjid Tohir (Foto: Diskominfo garut)

Garut, NU Online Jabar 

 

Direktur Media Center PWNU Jawa Barat, Iip D Yahya menjadi narasumber pada seminar nasional pengusulan KH Anwar Musaddad kembali sebagai pahlawan nasional di Gedung Pendopo Garut pada Rabu (20/8/2025). Tema yang disajikan dalam kegiatan tersebut yakni "Menggali Spirit dan Nilai-nilai Kepahlawanan, Keulamaan, dan Pemikiran KH Anwar Musaddad."

 

Seminar yang dipandu oleh Agung Purnama itu menghadirkan narasumber Iip D. Yahya, Tiar Anwar Bachtiar, Ading Kusdiana dan Adjid Tohir.

 

Pada kesempatan tersebut, Kang Iip menyebut bahwa KH Anwar Musaddad layak menjadi pahlawan nasional karena perannya sebagai pejuang kemanusiaan saat menyelamatkan para mukimin Indonesia yang terlantar di Hijaz akibat Perang Dunia 2. Perang tersebut mengakibatkan lalu-lintas kapal Tanjungpriok – Jeddah terputus. 

 

"Banyak dampak yang diderita para mukimin Indonesia akibat dari peristiwa tersebut seperti pengiriman uang dan barang terputus, para mukimin banyak yang kehabisan bekal, harga barang pokok melambung. Dan yang paling menghawatirkan para mukimin terancam terlantar dan kelaparan," ucap Kang Iip. 

 

"Karena situasi yang demikianlah sehingga terbentuklah satu gerakan untuk menyelamatkan para mukimin dengan membentuk Komite Kesengsaraan Indonesia (Kokesin)," tambahnya. 

 

Lebih lanjut, Kang Iip merinci identitas asal daerah para mukimin yang berhasil diselamatkan oleh Kokesin itu seperti dari Sumatera, Jawa dan Madura, Borneo, Celebes, Ambon, Lombok hingga Sumbawa. 

 

"Jika diperhatikan, identitas para mukimin sudah mewakili Indonesia. Kenyataan inilah yang nantinya bisa menjawab pertanyaan kunci dari daftar pertanyaan pengusulan pahlawan nasional terkait dengan jasa tokoh yang diusulkan dalam skala nasional," imbuhnya. 

 

Kang Iip menjelaskan bahwa peran KH Anwar Musaddad sebagai bagian dari Kokesin bisa dipertanggungjawabkan, mengingat namanya tercatat dengan resmi sebagai pendiri Kokesin berdasarkan biografi R.H.O Djoenaedi (Pejuang Pengusaha dan Perintis Pers). 

 

"Di dalam buku tersebut pada bagian khusus pembahasan Kokesin disebutkan bahwa KH Anwar Musaddad termasuk salah satu pendiri Kokesin bersama Abodel Moehaimin, Moersal Aziz, Madjidi, Hoesin, Abdoelkadir, dan Abdoel Djalil Moekaddasi," jelas Kang Iip. 

 

Proses Pemulangan Kaum Mukimin ke Indonesia

 

Pada kesempatan yang sama, Kang Iip menguraikan proses pemulangan kaum mukimin  berdasarkan pengalaman KH Anwar Musaddad yang berhasil ditulisnya dan dimuat dalam surat kabar Pemandangan (10-11-1941). Menurutnya, para mukimin pulang ke tanah air menggunakan kapal SS Garoet-Rotterdam. 

 

"Saat itu para mukimin  mengalami berlebaran di atas kapal saat melintasi lautan Ceylon. Sesuai dengan ajaran Islam tentu semua wajib menunaikan zakat fitrah sementara beras sementara hanya tersisa enam wadah yang bisa digunakan untuk berzakat," tuturnya 

 

Kang Iip menjelaskan kecerdikan KH Anwar Musaddad tekait permasalah agar para mukimin mampu menunaikan zakat dengan beras yang terbatas.  Ia mengisahkan bahwa sebelum naik kapal, KH Anwar Musaddad menginformasikan kepada seluruh para mukimin bahwa mereka masuk dua kategori asnaf zakat, pertama sebagai ibnu sabil dan kedua sebagai ghorim karena keadaan yang mengharuskan membayar biaya perjalanan kapal.

 

"Pada saat itu, Kiai  Musaddad sebagai pihak, katakanlah penyalur titipan zakat dari yang mampu berzakat. Yang menjadi dramatis pada waktu itu, semua dibariskan saling berhadapan. Kiai Musaddad kemudian memberikan pada satu mukimin, kemudian mukimin meneruskan kembali pada yang ada di depannya hingga semuanya selesai. Peristiiwa demikian sepertinya hanya terjadi sekali dan sulit menemukan momen yang sama," jelas Kang Iip. 

 

Dalam paparannya, Kang Iip menyebut bahwa KH Anwar Musaddad layak menjadi pahlawan kemanuaisan karena beberapa faktor.  Pertama, KH Anwar Musaddad membawa serta mendampingi penumpang mukimin paling besar yakni 630 orang sekaligus menjadi pendamping pemulangan mukimin yang terakhir. Selain itu, faktor yang sangat signifikan karena Kiai Musaddad sosok yang dipercaya oleh MIAI yang sebagian merupakan pengurus PSII yang sudah mengenal Anwar Musaddad atau Masdiat. 

 

“Lalu catatan Perdjalanan Kaoem Moekimin yang ditulis oleh Kiai Musaddad merupakan dokumentasi sejarah sangat penting dalam upaya penyelamatan orang Indonesia terbesar dari luar negeri sepanjang sejarah," pungkas Kang Iip.