KH Mimar Hidayatullah Harapkan Lahir Mujaddid Baru dalam Abad Kedua NU

Garut, NU Online Jabar

Dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU), Mustasyar mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan organisasi, yaitu sebagai penasihat. Meski tidak mempunyai kewenangan dalam mengambil kebijakan organisasi, nasihat dan petuah dari Mustasyar selalu ditunggu-tunggu.

 

Seperti yang dilakukan oleh salah seorang Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut, KH Mimar Hidayatullah. Dalam kesempatan tersebut, dirinya memberikan nasihat terkait posisi NU dalam berpolitik.

 

"Di jamiyyah Nahdlatul Ulama tidak ada partai politik. Kalaupun ada, maka simpan saja di saku masing-masing," ucap Kiai Mimar saat memberikan sambutan sebelum memimpin Istighatsah dan Tawassul pada acara puncak resepsi 1 Abad NU, Ahad (19/02/2023) di Sarana Olah Raga (SOR) Ciateul-Garut.

 

Sementara bagi orang yang sudah terlanjur berpolitik, ucap Kiai pengasuh Ponpes Hidayatul Faizien Bayongbong-Garut itu, maka jangan membawa-bawa NU. Menurutnya, NU itu adalah jamiyah yang bukan partai politik. 

 

Menyoal terkait usia NU yang sudah mencapai 100 tahun, Kiai Mimar berharap akan lahir para mujaddid baru di kalangan Nahdlatul Ulama. Menurutnya mujaddid merupakan orang yang membenarkan yang benar, dan menyalahkan yang salah. 

 

Ia mengutip hadis Nabi SAW:

 

إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

 

Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengutus bagi umat ini orang yang akan memperbaharui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun.”

 

"Setiap satu abad sekali akan ada seorang mujaddid. Semoga mujaddid yang akan lahir dalam satu abad mendatang lahir dari jamiyyah Nahdlatul Ulama."ucapnya.

 

Sebelum mengawali pembacaan doa Istighotsah dan Tawassul, Kiai Mimar mengungkapkan harapannya kepada jamaah terkait dengan keberadaan Nahdlatul Ulama.

 

"Dengan mengucapkan li i'lai kalimatillah, tidak berpose dan tidak berpihak ke kiri ke kanan, maka NU harus lurus dalam zona ihdinassiratal mustaqiim."tegasnya.

 

Pewarta: Rudi Sirojudin Abas

Editor: Hasemi/Muhammad Rizqy Fauzi