• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 22 Juni 2024

Ubudiyah

Panduan Lengkap, Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah

Panduan Lengkap, Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah
Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah (Ilustrasi: AM)
Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah (Ilustrasi: AM)

Bandung, NU Online Jabar
Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam kalender Islam, setara dengan keagungan bulan Ramadhan dan bulan-bulan penting lainnya. Bulan ini dikenal karena dua peristiwa besar dalam agama Islam: Hari Raya Kurban dan pelaksanaan ibadah haji. 
 

Di samping itu, sepuluh hari pertama Dzulhijjah memiliki keistimewaan tersendiri. Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah selama periode ini, seperti memperbanyak dzikir, bersedekah, membaca Al-Qur’an, dan melakukan berbagai amalan sunnah lainnya. 


Salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan adalah berpuasa pada tanggal satu hingga sembilan Dzulhijjah. Rasulullah ﷺ bersabda,
 

   مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ   
 

Artinya: “Tidak ada hari dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”  
 

Hadis ini menekankan pentingnya meningkatkan berbagai amal ibadah selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Dalam periode ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak aktivitas keagamaan seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bertasbih, menjalin silaturahim, dan menjalankan puasa.
 

Ibnu Hajar (w. 1449 M) dalam Fath al-Bârî menjelaskan, keistimewaan sepuluh hari pertama tersebut disebabkan pada hari itu terkumpul ibadah-ibadah utama, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji. Sesuatu yang tidak ditemukan di bulan lain. (Ibnu Hajar, Fath al-Bârî, juz 3, h. 390).   
 

Syekh Zakaria al-Anshari (w. 1520 M) dalam karyanya Asnâ al-Mathâlib memberikan penjelasan yang mendetail mengenai amalan puasa di bulan Dzulhijjah. Beliau menekankan bahwa berpuasa pada tanggal satu hingga sembilan Dzulhijjah adalah sunnah. Untuk tanggal satu hingga tujuh, puasa ini dianjurkan baik bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun yang tidak. Namun, pada tanggal delapan (hari Tarwiyyah) dan sembilan (hari ‘Arafah), puasa hanya dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
 

Berpuasa bagi yang sedang menunaikan ibadah haji pada tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah hukumnya khilâful aulâ (menyalahi yang lebih utama), bahkan makruh menurut Imam An-Nawawi. Alasannya, lanjut Al-Anshari, mereka lebih dianjuran untuk memperbanyak berdoa pada hari tersebut, sekalipun andaikan mereka kuat untuk berpuasa. Demikian karena dalam rangka mengikuti sunnah Nabi ﷺ (ittibâ’). (Asnâ al-Mathâlib Syarhu Raudhah al-Thâlib).


Waktu Puasa Sunnah Dzulhijjah 
Pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah berlangsung dari tanggal satu hingga sembilan dalam bulan tersebut. Tanggal delapan dikenal sebagai puasa Tarwiyah, sementara tanggal sembilan disebut puasa Arafah. Seperti puasa pada umumnya, puasa ini berlangsung dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selama waktu tersebut, seseorang diharapkan untuk menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasa, seperti halnya dalam puasa-puasa yang lain.
 

Bagi mereka yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan dengan puasa sunnah Dzulhijjah. Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.), dengan merujuk pada fatwa Al-Barizi, dijelaskan bahwa jika seseorang hanya berniat untuk mengqadha puasanya, maka dia akan mendapatkan pahala dari keduanya. Misalnya, jika seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan pada hari Arafah hanya dengan niat qadhanya, maka secara otomatis dia juga akan memperoleh kesunnahan puasa Arafah (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).
 

Niat Puasa Dzulhijjah 
Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:   

1.    Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
 
   نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   


Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
 

2.    Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah)  
 

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   
 

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
 

3.    Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
 

   نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   
 

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.  
 Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”   
 

Namun, karena puasa Dziulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi mereka yang lupa berniat pada malam hari, diperbolehkan untuk berniat di siang harinya. Niat dapat dilakukan mulai dari pagi hingga sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), asalkan belum ada tindakan yang dapat membatalkan puasa. 
 

Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah
Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum), bulan Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dibanding bulan lainnya. Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:
   

1. Dilipatgandakan pahala
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya. Rasulullah ﷺ bersabda,
 

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ   


Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).   


Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).  
 

2. Penghapusan dosa Berpuasa
 pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun. Rasulullah ﷺ bersabda:


   صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ   


Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).   


Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).

 
3. Hari pembebasan dari siksa neraka 
Termasuk keutamaan hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari ini dibanding hari-hari lainnya. Rasulullah ﷺ bersabda:


   مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟   


Artinya: "Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim).
 

Keutamaan Puasa Tarwiyah
Keutamaan puasa tarwiyah salah satunya adalah dapat menghapus dosa selama satu tahun. Dalam sebuah hadits disebutkan:  


صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين   

 
Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).


Keutamaan Puasa Arafah
Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda: 
 

  صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية   
 

"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim).


Ubudiyah Terbaru