Ubudiyah

Bekal Abadi: Ini Amalan yang Tetap Hidup Setelah Kematian

Senin, 16 Juni 2025 | 16:22 WIB

Bekal Abadi: Ini Amalan yang Tetap Hidup Setelah Kematian

Mengajar ngaji (Foto: NU Online/freepik)

Setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Namun, Islam memberikan kabar gembira bahwa ada beberapa jenis amalan yang tetap mengalirkan pahala meski pelakunya telah tiada. Rasulullah Muhammad saw menerangkan secara jelas dalam hadits-haditsnya tentang amal-amal kebaikan yang pahalanya tidak akan terputus oleh kematian.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan bahwa setiap kebaikan sekecil apapun akan diperhitungkan dan dibalas dengan kebaikan yang lebih besar:


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيُوةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan." (QS An-Nahl ayat 97).

Dalam ayat lain, ditegaskan pula bahwa segala perbuatan, baik maupun buruk, sekecil apapun akan diperlihatkan dan dibalas:


فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَةً وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَةُ 

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya." (QS Az-Zalzalah ayat 7-8).

Namun, bagaimana jika seseorang telah meninggal dunia dan tidak bisa lagi berbuat baik di dunia ini?
Rasulullah saw memberikan penjelasan bahwa ada tiga amalan utama yang tidak akan terputus pahalanya meski seseorang telah wafat:

 

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

Artinya, "Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya" (HR Muslim).

Tidak hanya itu, dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra, Nabi saw menyebutkan secara lebih rinci tujuh jenis amalan yang pahalanya akan terus mengalir bahkan setelah kematian:


سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّتَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

Artinya, "Ada tujuh jenis amal yang pahalanya mengalir terus kepada seseorang di alam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang menanam pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf, (7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya sepeninggal kematiannya," (HR Al-Bazzar, Abu Nu'aim, dan Al-Baihaqi). (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 305-306).

Amalan-amalan tersebut tidak hanya bermanfaat bagi pelakunya, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan generasi setelahnya. Misalnya, ilmu yang diajarkan akan terus berkembang dan menyebar, sehingga pahala akan terus mengalir selama ilmu itu diamalkan.

Hal ini sejalan dengan sabda Nabi saw:

 

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

Artinya, "Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.." (HR Muslim).

Begitu pula dengan membangun masjid atau menanam pohon selama masjid itu dimanfaatkan atau pohonnya bermanfaat, maka pahala akan terus mengalir.

Maka, selagi kita masih hidup, mari manfaatkan waktu dengan melakukan amal-amal yang berpahala abadi ini. Bila tidak mampu menjalankan semuanya, cukup salah satu sebagai bekal akhirat. Sebab, amalan yang memberi manfaat terus-menerus adalah investasi terbaik untuk kehidupan setelah mati.

Tulisan ini dikutip dari artikel karya Ustadz Ajie Najmuddin, sebagaimana dimuat di NU Online.