• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 22 Juni 2024

Hikmah

Selamat Datang Bulan Dzulhijjah 1445 H, Ini Amalan pada 10 Hari Pertama dan 6 Hari Istimewa yang Mesti Diketahui

Selamat Datang Bulan Dzulhijjah 1445 H, Ini Amalan pada 10 Hari Pertama dan 6 Hari Istimewa yang Mesti Diketahui
Bulan Dzulhijjah 1445 H (Ilustrasi: AM)
Bulan Dzulhijjah 1445 H (Ilustrasi: AM)

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang penuh dengan hikmah dan keistimewaan. Bulan ini termasuk dalam empat bulan ‘asyhurul hurum’, yakni bulan-bulan yang dimuliakan dalam Islam. Keempat bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
 

Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Mengutip NU Online, pada bulan Dzulhijjah, terutama selama sepuluh hari pertama, umat Islam memiliki banyak kesempatan untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan pentingnya memanfaatkan hari-hari ini untuk beribadah dengan lebih intensif.
 

   واعلم أنه يستحب إكثار من الأذكار في هذا العشر زيادة على غيره ويستحب من ذلك في يوم عرفة أكثر من باقى العشر 
 

Artinya, “Ketahuilah bahwa disunnahkan memperbanyak zikir pada sepuluh awal Dzulhijjah dibanding hari lainnya. Dan di antara sepuluh awal itu memperbanyak zikir pada hari Arafah sangat disunnahkan.”
 

Dalil anjuran memperbanyak zikir di sepuluh awal Dzulhijjah ini adalah:
 

   وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ   
 

Artinya, “Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…..” (Surat Al-An’am ayat ayat 28).   
 

Sebagaimana dikutip Imam An-Nawawi, Ibnu Abbas, As-Syafi’i, dan jumhur ulama memahami bahwa kata ayyamam ma’lumat di sini adalah sepuluh pertama Dzulhijjah.   
 

Selain itu, dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan:
 

   مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ   
 

Artinya, “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya,” (HR Ahmad).
 

6 Hari Istimewa di Bulan Dzulhijjah
Mengutip NU Online, di bulan Dzulhijjah, selain amalan-amalan yang harus dilakukan pada 10 hari pertama, terdapat juga hari-hari istimewa yang dikenang dan dijadikan sebagai bagian dari syariat yang dijalankan oleh umat Islam hingga kini. Contohnya adalah ibadah haji dan hari raya Idul Adha atau hari raya Kurban.
 

Mari kita eksplorasi hari-hari istimewa di bulan penuh berkah ini dengan harapan kita bisa memaksimalkan ibadah kita di bulan ini.
 

1. Puncak Keutamaan Ibadah 
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah SWT memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk meningkatkan berbagai bentuk ibadah mereka sebagai upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut.
 

عن ابن عبّاس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: «ما من أيّام العمل الصّالح فيها أحبّ إلى الله من هذه الأيام - يعني أيّام العشر - قالوا: يا رسول الله، ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله، إلاّ رجل خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء» (رواه البخاري وأبو داود والترمذي وابن ماجه   
 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra. dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Tidak ada hari di mana amal saleh di dalamnya lebih Allah cintai melebihi hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, meskipun itu Jihad di jalan Allah? Rasul menjawab: Meskipun itu jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang pergi (berjihad) dengan raga dan hartanya, namun ia tak kunjung kembali kepada keluarganya.” (HR. Al-Bukhari, Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
 

Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan bahwa beramal pada hari-hari tersebut sangat disukai oleh Allah. Jika amal tersebut lebih disukai oleh Allah, maka hal itu berarti amal tersebut lebih baik di hadapan-Nya. Jika amal pada sepuluh hari ini lebih baik dan lebih disukai oleh Allah dibandingkan dengan hari lain dalam setahun, maka amal yang dilakukan pada hari-hari tersebut, meskipun dianggap kurang utama, tetap lebih baik daripada amal yang dilakukan pada hari lain yang dianggap utama.
 

Oleh karena itu, sahabat berkata: Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah? Beliau menjawab: 'Tidak juga jihad,' kemudian Beliau mengecualikan satu jihad yang merupakan jihad terbaik; karena Rasulullah saw. ditanya: Jihad manakah yang terbaik? Beliau menjawab: 'Yang mengorbankan kudanya dan menumpahkan darahnya,' dan orang yang melakukannya memiliki derajat tertinggi di sisi Allah." (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Latahiful Ma’arif fima limawasimil ‘am minal wadhaifi, [Beirut: al-Maktab al-Islami, 2007], Cet I, halaman 456-457).
 

Kutipan tersebut menegaskan pentingnya melakukan amal saleh selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, bahkan melebihi nilai jihad, kecuali bagi mereka yang berperang dengan mengorbankan seluruh harta dan nyawa mereka di jalan Allah. Ini juga menunjukkan bahwa amal-amal biasa, jika dilakukan pada waktu yang ditekankan (sepuluh hari pertama Dzulhijjah), menjadi setara dengan amal-amal yang lebih mulia pada waktu lain, bahkan melampaui karena pahala dan ganjarannya berlipat ganda.
 

Menurut Ibnu Rajab, sepuluh hari pertama Dzulhijjah sering dianggap lebih istimewa daripada hari-hari lain, termasuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Meskipun ada keistimewaan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan Lailatul Qadar, namun secara keseluruhan sepuluh hari pertama Dzulhijjah dianggap lebih utama.
 

Selain itu, bulan Dzulhijjah juga dianggap memiliki kehormatan terbesar di antara bulan-bulan haram.
 

   وفي «مسند البزار» عن أبي سعيد الخدري، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: «سيد الشهور رمضان، وأعظمها حرمة ذو الحجة». وفي إسناده ضعف
 

Artinya: “Dalam ‘Musnad Al-Bazzar’ dari Abi Sa’id Al-Khudri, dari Nabi saw. bersabda: ‘Pemimpin dari seluruh bulan adalah Ramadhan, dan yang paling agung kehormatannya adalah Dzulhijjah.’ Dalam hadis ini, sanadnya daif. (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Latahiful Ma’arif..., halaman 467)   
 

2. Hari ‘Arafah 
Puncak dari sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah Hari Arafah, jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Hari ini, jutaan jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, salah satu rukun haji yang paling penting. Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, disunnahkan untuk berpuasa. 
 

Puasa Arafah memiliki keutamaan sebagaimana sabda Rasulullah saw. 
 

   عَنْ قَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ (رواه ابن ماجه   
 

Artinya: “Dari Qatadah bin Nu’man berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa pun yang menjalankan puasa sunnah di Hari ‘Arafah, maka akan diampuni dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang”. (HR. Ibnu Majah).    

Namun, sebagai perbedaan dengan praktik umat Yahudi, umat Islam yang tidak mampu untuk berpuasa mulai tanggal 1 Dzulhijjah, dianjurkan untuk melakukan puasa dua hari, dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah, yang dikenal sebagai Hari Tarwiyah.

 
  في «الصحيحين» عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أنّ رجلا من اليهود قال له: يا أمير المؤمنين، آية في كتابكم لو علينا معشر اليهود نزلت، لاتّخذنا ذلك اليوم عيدا. فقال: أيّ آية؟ قال: {الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلامَ دِيناً} [المائدة: 3]. فقال عمر: إنّي لأعلم اليوم الذي نزلت فيه، والمكان الذي نزلت فيه؛ نزلت ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم بعرفة يوم جمعة   
 

Artinya: “Dalam Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim), dari Umar bin Al-Khattab r.a. bahwasanya ada seseorang dari umat Yahudi yang bertanya kepadanya: Wahai Amirul Mukminin, ada sebuah ayat dalam kitab kalian, jika ayat itu diturunkan kepada kami, kaum Yahudi, kami akan menjadikan hari itu sebagai hari raya. Umar bertanya: Ayat yang mana? Dia menjawab:
 

 {الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلامَ دِيناً} 


[QS. Al-Ma'idah: 3]. Umar berkata: Aku mengetahui hari ketika ayat itu diturunkan, dan tempat di mana ayat itu diturunkan; ayat itu diturunkan saat Rasulullah saw. berdiri di Arafah pada hari Jumat.” (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Latahiful Ma’arif..., halaman 479).   
 

Hari Arafah adalah momen yang amat istimewa bagi umat Islam untuk menyampaikan doa, memohon ampunan, serta meraih rahmat dari Allah SWT. Di Padang Arafah, para jamaah haji mengabdikan waktunya dalam berdoa, merenung, dan mengingat Allah. Keadaan yang penuh khusyuk ini mencerminkan kesungguhan serta ketundukan umat Islam kepada Sang Pencipta. Doa-doa yang dipanjatkan pada hari itu diyakini memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan, menjadikannya sebagai saat yang dinantikan dengan penuh harap oleh setiap muslim.
 

3. Hari Raya Idul Adha 
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha, yang juga dikenal sebagai hari raya Kurban atau Yaumun Nahr. Pada hari tersebut, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebagai ekspresi ketaatan dan pengorbanan kepada Allah swt. Perayaan Idul Adha mengingatkan kita pada keberanian Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya, Ismail, atas perintah Allah.
 

Perayaan Kurban menekankan pentingnya berbagi dengan sesama, sambil mempererat tali silaturahim dan memperkuat solidaritas sosial. Penyembelihan hewan kurban bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga sebuah simbol dari ketaatan, ketakwaan, dan kepedulian terhadap sesama. Setiap tetes darah yang mengalir dari hewan kurban memuat makna yang dalam tentang pengorbanan dan ketaatan kepada Allah swt.
 

4. Hari Tasyrik 
Setelah Idul Adha, umat Islam merayakan hari-hari Tasyrik pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
 

    أيّام منى هي الأيّام المعدودات التي قال الله عز وجل فيها: {وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيّامٍ مَعْدُوداتٍ} [البقرة: 203]. وهي ثلاثة أيام بعد يوم النّحر، وهي أيّام التشريق، هذا قول ابن عمر وأكثر العلماء   


Artinya: “Hari-hari Mina adalah hari-hari yang terhitung, di mana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan ingatlah Allah dalam beberapa hari yang terhitung” (QS. Al-Baqarah: 203). Ini merujuk kepada tiga hari setelah Hari Nahr, yaitu hari-hari Tasyrik. Ini adalah pendapat Ibnu Umar dan mayoritas ulama. (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Latahiful Ma’arif..., halaman 502).


Pada hari-hari Tasyrik ini, umat Islam dilarang berpuasa, sebagaimana sabda Nabi saw.


   عَنْ بِشْرِ بْنِ سُحَيْمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَقَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ وَإِنَّ هَذِهِ الْأَيَّامَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ   


Artinya: “Bisyr bin Suhaim berkata bahwa pada hari-hari Tasyrik, Rasulullah pernah berkhutbah, beliau mengatakan, “Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang bersih, dan ini adalah hari-hari makan dan minum.” (HR. Ibnu Majah).


Perbedaan antara Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha adalah bahwa, pada Hari Raya Idul Adha, pembacaan takbir terus berlanjut sampai akhir hari Tasyrik, yang merupakan tiga hari setelah Idul Adha, dan juga terdapat tradisi penyembelihan hewan kurban. Sementara itu, pada Hari Raya Idul Fitri, hal tersebut tidak terjadi. Perbedaan ini juga menunjukkan keistimewaan bulan Dzulhijjah.


5. Ibadah Haji 
Salah satu momen yang paling istimewa pada bulan Dzulhijjah adalah saat umat Islam melaksanakan ibadah haji. Tiap tahun, jutaan umat muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Makkah untuk menjalankan salah satu rukun Islam yang kelima. Ibadah haji tidak hanya sekedar perjalanan fisik, namun juga sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Dalam proses pelaksanaannya, para jamaah haji mengenang berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, termasuk pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.
 

Ibadah haji menjadi cerminan dari kesatuan dan persaudaraan umat Islam. Di tanah suci tersebut, setiap muslim, tanpa memperhatikan perbedaan ras, warna kulit, atau status sosial, berdiri sejajar di hadapan Allah. Mereka mengenakan pakaian ihram yang sederhana, sebagai simbol dari kesucian dan kesetaraan di hadapan Allah. Pengalaman spiritual ini meninggalkan kesan yang mendalam dan memberikan pelajaran penting tentang kesederhanaan, ketaatan, dan ketulusan dalam beribadah.


6. Momentum Muhasabah 
Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah. Saat bulan ini tiba, umat Islam dihimbau untuk melakukan muhasabah, yaitu mengevaluasi diri mereka sendiri selama satu tahun terakhir. Selain itu, mereka juga disarankan untuk merencanakan strategi agar dapat menggunakan waktu yang diberikan oleh Allah dengan lebih baik, meningkatkan amal kebajikan, dan berusaha untuk mencapai akhir hidup yang baik.
 

Bulan Dzulhijjah memiliki enam keistimewaan. Di bulan ini, Allah memberikan banyak kesempatan untuk mendapatkan pahala, ampunan, dan berkah. Oleh karena itu, mari kita sambut bulan Dzulhijjah dengan semangat dan tekad yang kuat, dengan harapan agar ridha Allah selalu menyertai langkah dan niat baik kita.
 


Hikmah Terbaru