Alim dan kerendahan hati dua kata yang berbeda tapi dalam realitas sehari hari tidak bisa dipisahkan. Itu yang saya saksikan di pondok selama ini.
Beberapa cerita, baik dulu maupun sekarang, para kiai bahkan santri, memiliki "keunikan" yang banyak dibicarakan, tapi masih sedikit yang dituliskan.
"Keunikan" yang pernah saya dengar, karena jarak waktu yang cukup lama, yaitu tentang Mama Muhammad Faqih (wafat 1964). Mama adalah pendiri Pondok Pesantren Lemburawi (1922), yang sekarang menjadi Baitul-Arqom al-Islami.
Keseharian Mama dihabiskan di masjid, madrasah, dan rumah. Itu pun sesekali melihat tanah atau sawah di sekitar kampung. Sering kali setiap selesai Shalat Subuh beliau tidak dulu keluar mesjid sebelum masuk waktu dhuha.
Selesai Shalat Dhuha, kiai yang sangat dekat dengan Kiai Ahmad Dimyati dari Pesantren Sukamiskin ini, baru ke rumah untuk sarapan bersama keluarga. Itu pun mencari siapa saja yang lewat supaya bisa makan berjamaah. Itu salah satu "keunikan" yang saya dengar.
"Keunikan" lainnya, Mama menurut penuturan para saksi hidup, beliau tidak pernah marah, berjalan pun selalu melihat ke bawah. Nada suara yang tenang. Tutur kata yang jelas dan lembut. Murah senyum. Tidak pernah mengaku sebagai kiai dan selalu mendarmakan harta bendanya untuk masyarakat. Pantas kalau setiap ada serangan para penjajah semua masyarakat di kampung selalu berkumpul (bersembunyi) di pesantren. Penenang batinnya di kala itu ke Mama.
Bagi masyarakat, Mama tidak hanya sebagai kiai (guru ngaji), tapi beliau seperti orang tua tempat berlabuh seluruh hajat masyarakat, dan penjaga dari para penjajah. (Bersambung)
Penulis: Ahmad Fuad Ruhiyat
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Antara Kenaikan Gaji DPR, Peran DPRD, dan Program Makan Bergizi Gratis: Sebuah Catatan Kritis
2
Lembaga Falakiyah NU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin 25 Agustus 2025
3
Pedagang yang Dipercaya Langit
4
Lakmud IPNU IPPNU Pangandaran 2025 Resmi Dibuka, Kader Muda Didorong Bumikan Nilai Aswaja
5
Janji Dedi Mulyadi: Seluruh Jalan di Jabar Mulus pada 2027, Pajak Kendaraan 100 Persen untuk Infrastruktur
6
Wujudkan Masjid Berdaya, LTMNU Cianjur Kukuhkan 1.000 Muharrik dan Beri Pelatihan Manajemen ke DKM hingga IRMAS se-Kabupaten
Terkini
Lihat Semua