Selama ini ada kesan daerah bekasi itu kurang baik, karena selalu jadi bahan cemoohan di media sosial, KH Ulil Abshar Abdalla, bermaksud memperbaiki citra Bekasi itu Ia sendiri merupakan warga Jati Bening Bekasi dan merasa bangga jadi orang Bekasi. Melalui akun media sosialnya, Kiai Ulil memaparkan seorang tokoh penting bekasi, yakni KH Muhajirin Amsar.
Kiai Muhajirin adalah seorang tokoh penting di kawasan Bekasi. Kiai yang sangat alim dan meninggalkan karya cukup banyak dalam bahasa Arab. Ia dikenal sebagai ulama hadits Indonensia yang sangat produktif menulis.
Kiai Amsar lahir di Kampung Baru, Cakung, Jakarta Timur pada 10 November 1924 dan wafat di Bekasi pada 31 Januari 2003. Ia tumbuh di tengah keluarga yang menanamkan prinsip pentingnya pendidikan dan sangat agamis.
Beliau adalah anak sulung dari pasangan H. Amsar dan Hj. Zuhriah. Kedua orang tuanya, lahir dari silsilah keluarga besar yang berpengaruh di Kampung Baru. Bapaknya H. Amsar bin Fiin adalah keturunan keluarga jawara dan ibunya Hj. Zuhriah binti H. Syafi’i bin Jirin bin Gendot adalah keturunan muallim yang mencintai ilmu agama.
KH Muhajirin Amsar penah menuntut ilmu kepada Guru Marzuki di Cipinang Muara, KH Hasbiyallah di Klender dan setelah itu belajar di Makkah dari tahun 1947-1955.
Salah satu karya pentingnya yaitu kitab berjudul Misbah Al-Dholam. Kitab ini ada empat jilid, merupakan syarah terhadap kitab Bulughul Maram, kitab kumpulan hadist yang dikarang oleh Imam Ibn Hajar Al-Asqolani. Kitab ini sangat populer di seluruh dunia Islam. Kitab Misbah Al-Dholam ini diajarkan di berbagai pondok pesantren.
Maka dari itu, menurut Kiai Ulil, generasi muda Bekasi harus tahu kitab tersebut, minimal judulnya. Dengan riwayat singkat Kiai Muahirin Amsar ini, menurutnya, membuktikan bahwa Bekasi punya tokoh besar yang layak dikenang pada saat HUT RI ke-78, 17 Agustus 2023.
Sumber; FB Ulil Absar Abdala
