• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Pesantren

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Sukahideng Tasikmalaya

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Sukahideng Tasikmalaya
Biografi Pondok Pesantren Sukahideng Tasikmalaya. (Foto: laduni.id)
Biografi Pondok Pesantren Sukahideng Tasikmalaya. (Foto: laduni.id)

Bandung, NU Online Jabar

Pondok Pesantren Sukahideng didirikan oleh M KH Zainal Muhsin di masa penjajahan Belanda pada tahun 1922 Masehi atau bertepatan dengan 1341 Hijriah. Pondok pesantren ini memiliki nama lengkap Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Sukahideng.

 

Sepulangnya KH Zainal Muhsin dari menuntut ilmu pada tahun 1922, ai mendirikan Pondok Pesantren Sukahideng di Kampung Baguer, Desa Sukarapih, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Ia kemudian memimpin langsung pondok pesantren yang dibangunnya tersebut. 

 

Tak hanya mengasuh para santrinya, KH Zainal Muhsin juga rajin memberikan pengajian kepada masyarakat sekitar, berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya.

 

Sepeninggal wafatnya (1938), kepemimpinan Pondok Pesantren Sukahideng kemudian diteruskan oleh salah seorang menantunya yakni KH Yahya Bahtiar Afandi sampai tahun 1945 karena pada saat itu putranya KH A Wahab Muhsin masih berusia 17 tahun. 

 

KH A Wahab Muhsin kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya pada tahun 1945 menggantikan KH Yahya Bahtiar Afandi saat dirinya sudah berusia 24 tahun. KH A Wahab Muhsin memimpin pondok pesantren ayahnya selama 55 tahun dari tahuh 1945 sampai tahun 2000. 

 

Pada tahun 1989, KH A Wahab Muhsin mulai sakit-sakitan, kepemimpinan pondok pesantren selanjutnya dilimpahkan kepada adiknya yang keenam yakni KH Moh Syihabuddin Muhsin. 

 

Pada bulan Januari 2007 KH. Moh. Syihabuddin Muhsin Wafat, maka kepemimpinan Pondok Pesantren Sukahideng diteruskan oleh putra sulung KH. Wahab Mushsin yaitu Prof. Dr. KH. T. Fuad Wahab sampai sekarang.

 

Sistem kepemimpinan yang diterapkan di Pondok Pesantren Sukahideng adalah sistem kepemimpinan antisipatif, jadi dalam mengambil keputusan berdasarkan Musyawarah Mufakat Pimpinan berserta Wakil-wakil Pimpinan Pesantren. Begitu pun ketika pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat, maka Pimpinan Pesantren melakukan rapat bersama dengan tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RK dan pengurus lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan Pesantren Sukahideng.

 

Sementara itu, untuk Sistem pengajaran yang diterapkan di Pesantren Sukahideng pada awal didirikan belum mengenal sistem Klasikal. Hal ini dikarenakan saat itu santri-santri belum banyak seperti sekarang. 

 

Pada saat itu sistem pengajaran masih sangat sederhana bahkan lebih sederhana dari sistem yang kita kenal dengan istilah sorogan  ataupun  bandongan. Antara kepemimpinan yang pertama dengan yang selanjutnya banyak mengalami perubahan. 

 

Hal ini sangat jelas terlihat pada saat kepemimpinan KH Wahab Muhsin, karena pada saat itu sudah mulai diadakan pengkelasan sekalipun belum sebaik sekarang. Pada saat itu pengkelasan belum berdasarkan kemampuan hanya berdasarkan usia. Kemudian pada saat pengkelasan ini sudah mulai tertata dengan baik, Pengkelasan dilakukan berdasarkan kemampuan dan sebelum pengkelasan dilakukan, terlebih dahulu diadakan tes untuk mengetah.

 

Tulisan ini diambil dari berbagai referensi yang beredar.

 

Pewarta: Agung Gumelar


Pesantren Terbaru