Taushiyah KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Mendambakan Ketenangan

Rabu, 1 Januari 2025 | 07:42 WIB

Mendambakan Ketenangan

Ketenangan. (Ikustrasi: freepik).

Ketenangan dan ketentraman hati merupakan sesuatu yang senantiasa dicari dan didambakan oleh setiap orang, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Ketenangan dan ketentraman hati akan diperoleh seseorang pada saat ia memperoleh way out atau jalan keluar dari segala kesulitan yang menghimpitnya. Mereka yang memperoleh ketenangan senantiasa mendapat rizki yang mencukupi dan disertai keberkahan. Rizki itu mungkin tidak terlalu banyak, tetapi dirasakan sebagai sesuatu yang sangat membahagiakan dan menimbulkan rasa syukur yang tulus dari hati sanubarinya yang suci. 


Selain mendapatkan kebahagiaan sebagaimana disebutkan di atas, orang tersebut akan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menyerahkan segala permasalahannya kepada-Nya dengan ketulusan dan keridhaan. Karena itu mereka akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan abadi, baik lahir maupun batin, di dunia dan di akhirat. Ia akan terbebas dari perasaan sedih, cemas, resah dan gelisah.


Menghilangkan hal tersebut harus dilakukan oleh setiap diri manusia dengan mengarahkan kehidupannya pada dua hal yang penting, yaitu: (1) senantiasa bersyukur dengan kebahagiaan yang tinggi setiap menerima karunia dan rahmat dari Allah SWT baik berupa kesehatan, kedudukan, rizki, Ilmu, para pendukung, dan lain sebagainya. 


Langkah yang ke (2) adalah membekali diri dengan ketabahan dan kesabaran serta keikhlasan dalam menjumpai berbagai hal yang menyulitkan seperti musibah, berbagai cobaan, kesedihan, dan sebagainya. Dengan bersikap tabah dan sabar, maka orang tersebut telah membentengi dirinya dari berbagai hal yang tercela yang akan merusak ketenangan dan ketentramannya. Perasaan sedih dan menyesal biasanya terjadi pada saat seseorang mengenang masa lalunya yang kelam, banyak berbuat kesalahan dan dosa. Hal ini membuat hatinya menjadi sempit dan tersiksa. Islam mengajarkan agar sikap seperti ini dibuang jauh-jauh, karena sesungguhnya Allah SWT mengampuni segala kesalahan dan dosa umat manusia, betapapun banyaknya. 


Apabila seorang hamba datang menghadap Allah dengan dosa sebesar bola bumi, maka Dia akan datang kepadanya dengan membawa rahmat sebesar itu pula. Sekiranya seseorang berbuat kesalahan dan dosa sehingga memenuhi pitala langit, kemudian dia menyesali perbuatan dosanya itu dan bertaubat, pasti akan diterima taubatnya. Karena sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun dan Maha menerima taubat dari semua umat manusia.


Betapa besarnya dosa yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf yang berbuat jahat kepadanya ketika masih kecil dengan cara dimasukkannya ke dalam sumur tua oleh saudara-saudaranya dengan niat akan dilenyapkan. Yusuf AS diselamatkan oleh rombongan musafir dari Mesir kemudian beliau dipelihara oleh salah seorang penguasa Mesir. Dengan ilmu yang dimilikinya dan akhlak yang sangat luhur, serta karunia dari Allah SWT, Yusuf kemudian menjadi seorang perdana menteri di Mesir yang memiliki kekuasaan penuh. 


Ketika saudara-saudaranya datang dan kemudian mereka meminta maaf kepada Yusuf, ia langsung menjawab: Tidak ada dosa bagimu, karena sesungguhnya Allah SWT mengampuni semua dosa.


قَالَ لَا تَثۡرِيبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَۖ يَغۡفِرُ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ  


"Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang". (QS. Yusuf, 12:92).


Para nabi dan rasul dalam perjuangan dan dakwahnya, semuanya mendapatkan berbagai rintangan, tantangan, cemoohan, dan penghinaan dari umatnya masing-masing. Semuanya memaafkan kesalahan umat itu, apabila mereka mau bertaubat dan mengikuti jalan kebenaran berdasarkan wahyu dari Allah SWT. Setiap orang muslim tidak boleh berputus asa, karena sikap itu sangat tercela dan akan mengantarkan mereka pada kegagalan dalam segala kehidupannya, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. 


۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ  


"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Zumar, 39:53).


Setiap orang yang senantiasa bersyukur dengan tulus dalam menerima segala rahmat dan karunia Allah s.w.t, akan mendapat kebahagiaan yang luhur. Selanjutnya apabila dilengkapi dengan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi musibah, mereka adalah wali-wali Allah yang tidak akan ditimpa ketakutan dan tidak pula mengalami kesedihan yang menyakitkan. 


أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۚ لَا تَبۡدِيلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ  


"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS. Yunus, 11: 62-64).


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU