• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Taushiyah

Inspirasi Premium, Petralite dan Pertamax

Inspirasi Premium, Petralite dan Pertamax
KH Lukman Hakim dan anak-anaknya (Foto: FB Kang Lukman)
KH Lukman Hakim dan anak-anaknya (Foto: FB Kang Lukman)

Oleh KH lukman Hakim

Anakku,
Motor ini bisa berbahan bakar premium, petralite atau Pertamax. Ketika kau memilih premium sebagai bahan bakar yang mengandung oktan 88, maka laju motormu akan lebih berat tarikannya, mesin akan lebih cepat panas dan suara kenalpotnya akan lebih keras. 

Lain halnya jika motormu kau isi dengan petralite yang mengandung oktan 90, maka kau akan merasakan tarikan gasnya lebih ringan, rpm mesinnya cenderung lebih stabil dan suara knalpotnya tidak bising.

Namun jika kau memilih bahan bakarnya Pertamax yang mengandung oktan 92, maka tarikan laju motornya akan terasa sangat ringan dan gesit, rpm mesinnya senantiasa dalam suhu sangat stabil dan suara knalpotnya terasa halus dan tidak bising.

Anakku bahan bakar ini yang membedakan adalah kandungan nilai oktan-nya. Nilai oktan adalah angka yang menunjukan seberapa besar tekanan udara yang mampu diberikan sebelum bensin tebakar dengan spontan. Semakin tinggi nilai okatnnya maka semakin baik kualitas bensin dan performa kendaraan tersebut. Begitu pula jika nilai oktannya rendah maka kualitas bensin dan performanya juga rendah dan berdampak adanya kerak karbon yang menempel di mesin.

Anakku,
Kalau bahan bakar motor dibedakan oleh nilai oktannya, maka bahan bakar laju kehidupanmu ditentukan oleh jenis makanan dan minuman yang nilai oktannya kalau boleh saya menganalogi dalam bahasa Al-Qur'an disebut dengan thoyyib. 

Lafaz thayyib disebut 13 kali di dalam Al Qur'an yaitu dalam surah:
- Al Baqarah [2:168];
- Ali Imran [3:179];
- An Nisa' [4:2], [4:43];
- Al Ma'idah [5:6], [5:88], [5:100];
- Al A'raf [7:58];
- Al Anfal [8:37], [8:69];
- An Nahl [16:114];
- Al Hajj [22:24];
- Fathir [35:10].

Muhammad Quraish Shihab menyatakan bahwa ahli tafsir ketika menjelaskan lafaz thayyib dalam konteks perintah makan adalah makanan yang halal, sehat, proporsional dan selamat.

Halal berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau rusak (expiry), atau dicampuri benda najis, atau makanan itu diperoleh dari cara yang halal.

Sehat berarti makanan yang memiliki kandungan gizi yang cukup dan seimbang

Proporsional berarti sesuai dengan keperluan orang yang memakannya, tidak lebih dan tidak kurang.

Selamat berarti memperhatikan sisi takwa yang intinya adalah berusaha menghindari segala yang mengakibatkan siksa dan terganggunya rasa aman.

Al-Qur'an memberikan apresiasi yang luar biasa tenang pentingnya memperhatikan makanan dan minuman dalam kehidupan manusia, seperti yang tertera dalam surat abasa ayat 24 : 

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (Q.S. Abasa : 24)

Memperhatikan makanan dan minuman yang bernilai thoyyib ternyata akan berpengaruh terhadap karakter dan perilaku hati seseorang. 

Kalau nilai oktan bahan bakar yang digunakan bisa mempengaruhi performa laju kendaraan, kestabilan suhu rpm mesin dan  kenyamanan suara knalpot, maka asupan makanan dan minuman yang bernilai thoyyib juga akan mempengaruhi performa kinerja, suasana hati dan karakter prilaku seseorang. 

Makanan yang bernilai thoyyib tinggi akan mempengaruhi performa kinerja yang excellent, hal ini dipertegas dalam Al-Qur'an surat almu'minun 51 :

Makanlah dari (makanan) yang baik dan kerjakanlah kebajikan.

Makanan yang thoyyib akan memacu performa kinerja seseorang dengan optimal, ia dengan sigap untuk melakukan kebajikan dan terasa ringan untuk senantiasa melaju beribadah menggapai keridloan ilahi, sementara makanan yang bernilai thoyyib rendah atau subhat apalagi haram maka akan berdampak pada perilaku yang buruk, cenderung lamban melakukan kebajikan dan terasa berat melaju beribadah kepada Allah.

Anakku,
Kalau bahan bakar kendaraan yang nilai oktannya rendah, maka akan memacu rpm mesin lebih cepat panas, begitu pula makanan dan minuman yang tidak thoyyib, ia akan memacu suhu jiwamu lebih cepat panas dan emosional. Al-Harali seorang ulama besar (w.1232 M) berpendapat bahwa jenis makanan dan minuman dapat mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental pemakannya. Pandangan ini juga diperkuat oleh pendapatnya Syaikh Taqi Falsafi dalam bukunya, Child between Heredity and education, yang mengutip pandangan Alexis Carrel dalam bukunya, Man the Unknown, bahwa campuran senyawa kimiawi yang 
dikandung oleh makanan dapat mempengaruhi aktivitas jiwa dan pikiran manusia. 

Annakku,
Kadang suara knalpot motor bisa lebih bising itu juga dipengaruhi oleh asupan bahan bakar yang oktannya rendah, maka makanan yang tidak thoyyib juga bisa mempengaruhi kebisingan jiwa, ia akan cepat memacu keresahan hati, mudah mengeluh dan bahkan gampang berputus asa. Karenanya manfaat makanan yang thoyyib atau sehat bisa membentuk hormon serotonin yang merangsang rasa bahagia dan senang di otak. Serotonin berperan penting dalam mengatur waktu tidur, lapar, hingga merespon rasa sakit. Bila makanan yang dipilih itu sehat dan thoyyib, maka tubuh akan memiliki hormon dan otomatis jiwa terasa jadi lebih bahagia.

Penulis adalah Katib Majelis Ilmy Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz Jawa Barat 


Taushiyah Terbaru