• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 21 Mei 2024

Profil

Gusdur, Petani Indramayu yang Berhasil Kembangkan Pupuk Organik Singer

Gusdur, Petani Indramayu yang Berhasil Kembangkan Pupuk Organik Singer
Abdurrahman Wahid petani asal Indramayu yang berhasil kembangkan pupuk organik
Abdurrahman Wahid petani asal Indramayu yang berhasil kembangkan pupuk organik

Karena namanya Abdurrahman Wahid, maka ia dipanggil Gusdur. Namun, ia bukan Gus Dur yang pernah jadi presiden dan Ketua Umum PBNU tiga periode, melainkan petani asal Indramayu yang dikenal publik karena pupuk organik racikannya untuk tanaman padi dan palawija.  

Gusdur adalah seorang petani yang berasal dari Desa Rajasinga Kecamatan Terisi, Indramayu. Alumnus Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur ini sejak terjun ke dunia pertanian telah terpanggil untuk menciptakan terobosan baru karena menurutnya, selama ini para petani sangat tergantung pada pupuk kimia. Padahal pupuk jenis itu sangat tidak baik untuk padi maupun untuk kesuburan tanah. 

Selain menjadi seorang petani, Gusdur juga aktif di kepengurusan Nahdlatul Ulama mulai dari tingkat ranting, hingga pernah menjabat sebagai Ketua MWC dan sekarang menjabat sebagai Wakil Bendahara di PCNU Indramayu. 

Kepada NU Online Jabar, Ahad (16/8) Gusdur menceritakan bagaimana awalnya dia mulai mencoba beralih ke pupuk organik. Menurut pria yang juga dikenal jago masak ini, ketertarikannya itu berawal dari kegundahannya melihat penggunaan pupuk kimia yang kian tidak terkendali.

Gusdur kemudian belajar mengolah pupuk organik, hingga berhasil dan kini telah dikembangkan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga dijual dan banyak digunakan oleh petani di desanya maupun petani dari luar desa.

“Pupuk organik itu saya beri nama Singer artinya ampuh atau joss dari kepanjangan Pesing lan Banger karena bahan bakunya dari urin kambing dan rumen yang ada pada isi usus dan babat kambing. Saya mulai mengembangkan pupuk itu sejak sejak tahun 2016 setelah saya mengikuti pelatihan di Indramayu yang menghadirkan pelatih yaitu Prof. Cahyo Dwi Widianto dari Madiun. Sejak itu saya langsung praktik dan mendapat bimbingan beliau lewat telepon atau WA, sehingga Alhamdulillah sekarang saya sudah berhasil,” ungkap Gusdur.

Menurut Gusdur, kegunaan Singer adalah sebagai pembenah tanah yang telah rusak dan menarik endapan pupuk kimia yang ada pada tanah serta untuk pengendali hama tanaman. Ia menjelaskan bagaimana tata cara penggunaan pupuk organik tersebut.

“Jadi 25 liter Singer diaplikasikan 5 kali penyemprotan sampai padi mulai bunting besar lalu menggunakan pungsida organik untuk meningkat kan bobot dan rendemen padi plus antihawar jamur dan teklik atau potong leher. Dengan menggunakan Singer, hasil padi menjadi meningkat. Sekarang beda 1 ton dengan varietas yang sama dan setiap musimnya selalu bertambah hasilnya karena kesuburan tanahnya bertambah, serta petani pun menjadi tenang karena tidak sibuk ngurusi hama tanaman padi,” ujar pria yang kocak juga.

Setelah beberapa tahun ia mengembangkan pupuk organik Singer. Akhirnya saat ini banyak petani yang ikut menggunakan produknya tersebut. Gusdur pun telah membuat Singer yang telah dikemas bagus dengan harga per liter hanya Rp. 15.000. 

Ia pun berharap agar pemerintah mendukung gerakan para petani seperti dirinya itu yang kembali ke pupuk organik dan meninggalkan pupuk kimia. 

“Saya berharap kepada pemerintah supaya petani kita jangan dibodohi dengan menggiring petani kita menggunakan pestisida herbisida pungsida kimia supaya kembali ke cara organik dan memperhatikan orang-orang yang berhasil mengembangkan pertanian langsung ke petaninya. Insyaallah kalau sudah terbukti buat sayuran dan palawija serta perkebunan akan dibikin secara industri terpadu dengan peternakannya,” pungkas Gusdur. 

Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Abdullah Alawi

 


Editor:

Profil Terbaru