• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 13 Mei 2024

Daerah

Petani Jawa Barat Menjerit, Ini Harga Hasil Pertanian yang Anjlok

Petani Jawa Barat Menjerit, Ini Harga Hasil Pertanian yang Anjlok
Deni Ahmad Haidari dan tanaman jamur miliknya (Foto: dokumentasi pribadi)
Deni Ahmad Haidari dan tanaman jamur miliknya (Foto: dokumentasi pribadi)

Bandung, NU Online Jabar
Harga sejumlah komoditas pertanian di tengah masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sejumlah daerah di Jawa Barat anjlok. Hal itu diketahui setelah NU Online Jabar melakukan wawancara dengan beberapa pemuda NU yang mayoritas mata pencaharian daerahnya petani di empat kabupaten, yakni Purwakarta, Bandung, Bandung Barat, dan Sukabumi.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat Edi Rusyandi yang turun ke lapangan merinci beberapa harga hasil pertanian yang anjlok di daerah Kabupaten Bandung Barat, yaitu: 

1. Burkol dari Rp 6.000 jadi Rp 1.000, 
2. Mentimun dari Rp 5.000 jadi Rp 1.000, 
3. Jamur dari Rp 12.000 jadi Rp 5.000
4. Acar dari Rp 2.500-5.000 jadi Rp 500
5. Brukoli dari Rp 9.000-15.000 jadi Rp 2.500 
6. Lejet dari Rp 600-1.000 jadi hanya Rp 200/biji
7. Paprika dari Rp 35.000-50.000 jadi Rp 25.0000/kg
8. Paprika kuning dari Rp 40.000-50.000, jadi hanya Rp 25.000/kg 
9. Paprika hijau dari Rp 30.000-40.000 jadi hanya Rp 20.000/kg
10. Tomat biasanya Rp 5.000-7.000 jadi hanya Rp 1.500/ kg 


Petani Menjerit

Aktivis GP Ansor dari Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung Ahmad Fatoni menceritakan beberapa harga hasil bumi dari daerahnya yang anjlok, yakni bawang daun, wortel, dan kol. Hanya kentang yang masih lumayan bagus. Namun, hal itu terjadi ketika para petani di daerahnya jarang menanam kentang.  

“Mayoritas petani memang nuju werit (sedang rentan, red),” katanya.  

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidari yang tinggal di Purwakarta mengatakan hal serupa. Menurutnya, harga kol hanya Rp 1.000 per kg. Harga jamur anjlok 60 persen, yakni dari Rp 11.000 menjadi 5.000 per kg.

“Kangkung mah teu pajeng (tidak laku),” kata petani jamur ini. 

Dari Kabupaten Sukabumi, khususnya di Kecamatan Kalapanunggal, NU Online Jabar mendapatkan kabar sama. 

Pewarta: Abdullah Alawi 
 


Editor:

Daerah Terbaru