• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Opini

Terminologi Ulul Albab dalam Usaha PMII Ciptakan Insan yang Berilmu

Terminologi Ulul Albab dalam Usaha PMII Ciptakan Insan yang Berilmu
Terminologi Ulul Albab dalam usaha PMII Menciptakan Insan yang Berilmu (Ilustrasi: AM)
Terminologi Ulul Albab dalam usaha PMII Menciptakan Insan yang Berilmu (Ilustrasi: AM)


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi ekstra mahasiswa memikul beban sebagai penyangga tiang stabilitas sosial kemasyrakatan. Dalam upaya mempersiapkan kualitas kader yang siap ditempatkan dalam situasi apapun, salah satu upaya yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) BAB IV pasal 5 poin (2), yaitu mewujudkan insan yang Ulul Albab. Artinya, kehidupan kader PMII patut mencerminkan orientasi kehidupan di dunia maupun di akhirat. 


Sebagai Mahasiswa, tentunya memiliki tugas yang sudah menjadi tanggung jawab bagi setiap diri Mahasiswa. Pemerintah mempertegas dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan tujuan dari perguruan tinggi diantaranya membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila, menyiapkan tenaga kerja yang cakap untuk memangku jabatan yang memerlukan pendidikan tinggi, serta melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya serta kehidupan kemasyarakatan. 


Berkenaan dengan Mahasiswa sekaligus Kader PMII, cita-cita PMII menciptakan insan Ulul Albab ini bukan dihasilkan dari ruang yang kosong. Cita- cita membentuk insan Ulul Albab tersebut tentunya mempunyai kerangka historis- teoritis yang kemudian dijadikan dasar. Sedangkan kerangka operasionalnya, dalam pembentukan kader Insan Ulul Albab dengan menempuh kaderisasi baik formal, informal, maupun non-formal pada setiap tingkatan kepengurusannya. 


Ulul Albab sendiri dimaknai secara umum adalah pribadi yang haus akan ilmu pengetahuan dan selalu mengingat Allah SWT. Ini senada dengan apa yang termaktub dalam Tri Motto PMII "Dzikir, Fikir, Amal Sholeh". Dalam AD-ART PMII Individu-individu yang membentuk komunitas PMII dipersatukan oleh konstruksi ideal seorang manusia. Secara idiologis, PMII merumuskannya Ulul Albab sebagai citra diri kader PMII.


Menyoal terminologi Ulul Albab dalam Al-Qur'an sendiri menurut Muh. Fuad dalam Mu’jam al-Mufahros li alfazh al-Quran kata "Ulul Albab" disebut sebanyak 16 kali dalam Al-Qur'an. Sebagian ulama menafsirkan lafazh Ulul Albab adalah orang-orang yang berakal dan berfikir dan sebagian lain menafsirkan Ulul Albab adalah mereka yang menggunakan akal, hati, dan penglihatannya dalam memahami tanda-tanda kebesaran Allah dalam setiap ciptaannya dengan khusyu' karena Allah baik di waktu berdiri, duduk, dan taat kepada perintah-Nya. Didalam 16 ayat tersebut disebutkan lafazh “Ulul Albab” menjelaskan suatu kepribadian. 


Kemudian Ulul Albab diartikan seseorang yang jenius yang memiliki kelebihan khusus daripada para pemikir lain, dan begitu pula Allah SWT memberinya suatu hikmah dan ilmu seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya Qs. Al Baqarah ayat 269: 


يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: "Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakal lah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah. 


Kemudian Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 190 menjelaskan gambaran insan Ulul Albab itu tidak terlepas dari tiga aktifitas:



‎اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
(١٩٠)
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(١٩١)
 

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat bagi tanda-tanda Ulul Albab (190) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka (191)".


Pada ayat diatas, Allah SWT menjelaskan tiga aktivitas insan ulul albab. Pertama, senantiasa mengingat Allah SWT (berdzikir). Mengingat Allah sebagai sebuah bentuk kesadaran spiritual dan keberagamaannya. 

Kedua, memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang sebagai kegiatan intelektual kognitif, yang berikutnya ia dapat menentukan apa yang harus diperbuat oleh dirinya sebagai Kholifah fi al- Ard (Pemimpin dimuka bumi) dan menjaga keseimbangan agar tetap bertahan dan dapat menghadirkan manfaat bagi kehidupan. Ketiga, menyadari kebesaran Allah akan membentuk suatu mentalitas yang agung. Hanya dengan kesadaranya yang tinggi terhadap kebesaran Allah dan dengan mentalitas yang agung, maka insan ulul albab akan mudah memadukan antara kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), antara moral yang terbangun dalam komunitasnya dan agama yang diwahyukannya.


Menurut Umam M. Solichul (2012) Insan Ulul Albab sendiri memiliki 5 ciri antara lain kekokohan akidah, kedalaman spiritual, komitmen terhadap akhlak yang mulia, keluasan ilmu, dan kematangan profesional. Itu artinya, kelima ciri tersebut berdasarkan hasil kajian terhadap istilah "Ulul Albab" yang terdapat dalam 16 ayat Al-Qur'an. 


Hasilnya, insan ulul albab dapat dikenali dengan memiliki kesadaran Historis-primodial atas relasi Tuhan-Manusia dan Alam, berjiwa optimis-transendental sebagai kemampuan mengatasi masalah kehidupan, berpikir secara dialektis, bersikap kritis, bertindak transformatif. 


Gerakan seperti ini bisa berinspirasi pada suatu pandangan keagamaan yang transformatif. Ulul Albab adalah orang yang mampu mentransformasikan keyakinan keagamaan atau ketaqwaan dalam pikiran dan tindakan yang membebaskan; melawan Thaghut. 


Sebagai Kader PMII yang tersemat titel intelektual akademisi, setiap harinya tentu harus senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Guna tercapainya 6 kualitas yang tertuang dalam BAB IV Anggaran Dasar (AD) PMII, bahwa identitas PMII adalah :
1. Bertaqwa kepada Allah SWT 
2. Berbudi luhur
3. Berilmu
4. Cakap
5. Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya
6. Komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.


Lalu apa nama pendek bagi enam kualitas di atas? Nama pendek itu adalah kader Ulul Albab. Dengan kata lain ketika kita menyebut kader Ulul Albab pada saat yang sama kita tengah meresapi enam kualitas kader PMII di atas. Itulah yang disebut sebagai citra diri atau profil atau identitas kader PMII. 


Tujuan PMII menegaskan bahwa PMII didirikan untuk membentuk sebuah pribadi yang dengan segala kapasitas pribadinya yang terasah, kemudian mengarahkan semua kualitas pribadinya bagi kepentingan masyarakat dan bangsa. 


Teringat kutipan dari Tan Malaka "Bersatu dalam massa aksi! Mendidik penguasa dengan perlawanan! Mendidik rakyat dengan organisasi! 
Begitu kiranya PMII hadir sebagai organisasi agar setiap kader dapat mengabdikan dirinya untuk bangsa. Karena bagaimanapun kita, tetap harus menjaga elektabilitas bangsa dari berbagai lini. 


Dari uraian diatas, kini tergambar bahwa menjadi kader Ulul Albab dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bukanlah sosok yang pasif yang menyerah pada keadaan.  Ia juga bukan sosok yang akan berfikir dan bertindak dengan sembarangan. Iman, taqwa dan pengetahuan mutlak dimiliki kader Ulul Albab. Dari keduanya, sebagai kader Ulul Albab dituntut untuk menguasai kemampuan khusus, cakap dan terampil, sehingga dia mampu menjalankan peran dan tugasnya sebagai manusia ditengah kenyataan bangsanya. 


Salam Pergerakan!!!


Moh. Alwi Haddad Maulida Manshur, Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang juga menjabat sebagai Ketua Rayon PMII An-Nahdloh Fakultas UA serta FDKI Komisariat Syekh Nurjati Cabang Cirebon
 


Opini Terbaru