• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Opini

Pertempuran Badar & Campur Tangan Tuhan

Pertempuran Badar & Campur Tangan Tuhan
Ilustrasi: NUO.
Ilustrasi: NUO.

Islam sebagai salah satu agama terbesar di dunia,  tidak lepas dari pejalanan sejarahnya. Di masa awal perkembangannya, keberadaan Islam tidak serta merta dapat menjadi agama yang mudah dipeluk oleh penganutnya, termasuk oleh masyarakat di tanah kelahirannya sendiri.


Berbagai rintangan dan hambatan berupa siksaan, penganiayaan, pengusiran, maupun pemboikotan telah menjadi pemandangan yang lumrah menghiasi fase awal dakwah Islam di Makkah. Bahkan demi mempertahankan Islam, tak jarang Nabi SAW dan para sahabatnya harus menghindar dari usaha pembunuhan kaum kafir Quraisy. Misalnya seperti yang pernah dialami Nabi SAW  ketika sedang berada di Gua Tsur sebelum akhirnya hijrah ke Madinah. 


Padahal, dakwah Nabi SAW kepada penduduk Makkah dilakukan secara santun, baik yang sembunyi-sembunyi maupun yang terang-terangan. Sejarah mencatat, para sahabat yang tergolong “Assabiqunal Awwalun” (orang-orang yang pertama masuk Islam), baik di fase Makkah maupun Madinah memeluk Islam  tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Maka tak beralasan jika ada yang menyatakan bahwa faktor utama tersiarnya Islam dipengaruhi oleh adanya tindak kekerasan (peperangan).


Memang dalam perjalanannya, pernah terjadi beberapa pertempuran (perang) dalam fase dakwah Nabi SAW seperti pertempuran Badr, Uhud, Ahzab (Khandaq), Mut’ah, Tabuk, serta pertempuran Hunain dan Thaif. Itu semua dilakukan hanya sebatas untuk membela diri dari kekejaman kaum kafir Quraisy. Dan perlu diingat, hanya pertempuran Badar lah yang dianggap sebagai pertempuran yang mengesankan bagi umat Islam, sisanya merupakan pertempuran yang mengakibatkan keprihatinan dan kepedihan bagi umat Islam.


A Syalabi (1994) mengungkapkan sedikitnya terdapat tiga sebab kaum Muslimin pada masa Nabi SAW terjun ke medan pertempuran. Pertama, untuk membela diri. Kedua, untuk menjamin kelancaran dakwah Islam agar dapat mudah dipeluk oleh masyarakatnya. Ketiga, untuk memelihara eksistensi umat Islam dari dua kekuatan besar pada masa itu yaitu Persia dan Romawi. 


Menurut A Syalabi, membicarakan agama Islam, sejak fase Makkah dan Madinah sampai wafat Nabi SAW dapat disimpulkan kepada dua pokok yang mendasar. Yaitu mengenai pembentukan masyarakat Islam dan bagaimana cara melindungi dan mempertahankan masyarakat Islam yang baru terbentuk itu.


Campur Tangan


Pertempuran Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah. Disebut Badar karena pertempuran ini terjadi di dekat lembah kepunyaan seorang yang bernama Badar yang lokasinya di antara Makkah dan Madinah. 


Bila dicermati, pertempuran Badar sepenuhnya merupakan campur tangan Allah SWT sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam QS al-Anfal ayat 17 “Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka. Melainkan Allah yang membunuh mereka. Dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar. Tetapi Allah lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan yang baik.” (QS al-Anfal [8]: 17).


Campur tangan Allah yang lainnya yaitu ketika Allah memperlihatkan kepada pasukan Islam sebelum terjadinya pertempuran dengan memperlihatkan jumlah pasukan musuh yang sedikit. Padahal jumlah pasukan musuh sebenarnya adalah lebih dari seribu pasukan dibanding pasukan Islam yang hanya berjumlah tiga ratusan. Hikmah dari kejadian ini adalah agar pasukan Islam merasa yakin akan kemenangan dan tidak takut dalam menghadapi pertempuran.


“Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu.” (QS al-Anfal [8]: 43). 


Ada satu diksi yang perlu direnungkan berkaitan dengan pertempuran Badr. Yaitu doa Nabi SAW ketika hendak melakukan pertempuran, “Ya Allah, jika pasukan Muslim ini kalah, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini.”


Dari doa ini kemudian Allah menepati janjinya dengan memenangkan pasukan Muslim atas pasukan kafir pada pertempuran Badar.


Allah SWT berfirman: “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS al-Anfal [8]: 9).


Alhasil, pertempuran Badar merupakan titik tolak kekuatan dan kepercayaan umat Islam dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Meskipun dalam pertempuran-pertempuran yang lainnya umat Islam mendapatkan penderitaan, namun setidaknya, kekalahan-kekalahan yang dialaminya tidak menjadikan umat Islam lemah, karena kemenangan yang gilang-gemilang pada pertempuran Badar telah memberi kedudukan, kepercayaan, keyakinan, dan kestabilan umat Islam pada waktu itu dalam mengahadapi perjuangan-perjuangan selanjutnya.
Wallahu’alam


Rudi Sirojudin Abas, Penulis adalah seorang peneliti kelahiran Garut.


Opini Terbaru