• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Kerinduan Zainab Al-Kubra, Mahasiswi Indonesia di Mesir untuk Lebaran di Tanah Air

Kerinduan Zainab Al-Kubra, Mahasiswi Indonesia di Mesir untuk Lebaran di Tanah Air
Zainab Al-Kubra, mahasiswi Jurusan Dirasat Islamiyah, Al-Azhar (Foto: Istimewa)
Zainab Al-Kubra, mahasiswi Jurusan Dirasat Islamiyah, Al-Azhar (Foto: Istimewa)

Umumnya, mahasiswa Indonesia yang berada di Kairo, Mesir ingin berlebaran Idul Fitri di Tanah Air. Mereka kangen suasananya, makanan khasnya, silaturahimnya, hingga kemeriahannya.  

Ada ribuan mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di negeri piramida tersebut, 20 orand di antaranya berasal dari Pondok Pesantren Qotrun Nada, Kota Depok. Mereka tersebar di beberapa jurusan di kampus Al-Azhar.

Salah seorang di antara santri Qotrun Nada itu adalah Zainab Al-Kubra, mahasiswi Jurusan Dirasat Islamiyah, asal Kabupaten Bogor. Ia bercerita sudah 3 tahun di Mesir. Selama itu, ia belum pernah pulang ke Indonesia. Sampai tahun ini, ia merasakan lebaran 4 kali di negara itu.

"Sudah 3 tahun dan ini keempat kalinya merayakan Idul Fitri di Mesir," ujar pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Fatayat NU Mesir ini, saat dihubungi NU Online Jabar dari Depok, Senin (17/5).

Untuk mengobati kerinduannya, setiap momentum Lebaran, Zainab hanya bisa video call dengan orang tua dan keluarga. 

Komunikasi dengan cara seperti itu, katanya, ia bisa melihat bagaimana suasana Lebaran di rumah kampung halaman.

“Alhamdulillah saat ini kami yang sedang menuntut ilmu di Mesir di tahun ke-3 ini, rasa kangen akan keluarga dan kampung halaman, tak menyurutkan niat tetap giat belajar, komunikasi sering kami lakukan via video call untuk menyapa dan menghilangkan rasa rindu,” ujar Zainab.

Meski demikian, komunikasi dengan cara seperti itu, tidak selalu berjalan dengan sempurna karena terkendala perbedaan waktu dan berjarak, serta sinyal terkadang putus-putus.

“Iya seringkali kami menghubungi sanak keluarga yang ada di Indonesia saat disana sedang makan sahur atau berbuka, itu moment yang kami ingin melihat walaupun via video call. Suasananya yang kami rindukan melihat sanak keluarga terlebih melihat makanan yang disajikan,” tambahnya. 

Lebaran tahun ini, ia bersama sahabat-sahabatnya yang lain melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid bersama Masyarakat Mesir lainnya. Saat ini di Mesir diberlakukan pelonggaran, berbeda dengan tahun lalu, di saat masa awal pandemi menerjang seluruh dunia. Waktu itu, Mesir memberlakukan lockdown dan menutup semua sarana publik termasuk masjid dan kampus.

Kami mahasiswa asal Indonesia, tahun ini melaksanakan Shalat Idul Fitri di Masjid Madrasah Sultan Hassan yang tak jauh jaraknya dari asrama tempat tinggal. 

"Alhamdulillah tahun ini kami dapat melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah bersama warga Mesir, tapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan. Kami memilih masjid Madrasah Sultan Hassan yang memang tak jauh dari tempat tinggal, hanya berjarak 10 menit jalan kaki," ujar Zainab.

Ia menambahkan, seusai shalat Idul Fitri berjamaah, para mahasiswa Indonesia kembali ke Asrama masing-masing. 

"Kalau di luar masa pandemi, usai shalat Idul Fitri kami biasanya di undang warga sekitar untuk silaturahim, sekadar mengucapkan iedul mubarok, dan mencicipi makanan khas Mesir, seperti manisan dan kue-kue kering gitu", ujar Zainab, “tetapi sudah 2 kali lebaran kami melewati momentum bahagia tersebut.” 

Zainab menambahkan, di asrama teman-teman sudah patungan (iuran) sebelum lebaran, untuk belanja kebutuhan yang akan di masak untuk menu Lebaran. 

"Kordinator konsumen tahun ini Muhammad Bayhaqi dan menu yang disajikan usai Shalat Idul Fitri ada kentang pedes, opor ayam, rendang dan sayuran (salad). Alhamdulillah kami bisa merasakan menu ala Nusantara, walaupun berbeda sedikit rasanya, karena bahan bumbu-bumbu masakan ada yang berbeda di sini (Mesir). 

Bayhaqi menceritakan, ia dan teman-temannya patungan untuk membeli bahan masakan. Beruntung, sebelum lebaran, mereka mendapat paket sembako dari warga Mesir, yang isinya bahan pokok.

“Jadi alhamdulilah bisa ngirit. Warga sekitar asrama kami tinggal, baik-baik dan ramah,” ujarnya.

“Tak lupa sebelum makan bersama, doa dan tawasul untuk mendoakan keluarga dan para ulama kami, serta rasa syukur kami panjatkan agar selalu lancar dan berkah belajar di sini,” pungkas Zainab.

Pewarta: Hakim Hasan
Editor: Abdullah Alawi


Nasional Terbaru