Bandung, NU Online Jabar
Wakil Ketua PWNU Jawa Barat KH Abubakar Sidik mengungkapkan istilah yang seringdikaitkan dengan Idul Fitri yaitu minal ‘aidin wal faizin.
Menurut salah seorang pengasuh di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Kabupaten Sukabumi ini, ada yang memaknai Idul Fitri dengan kembali ke fitrah, ke kesucian dasar.
“Oleh karena itu, sesama umat Islam saling mendoakan, ‘semoga Anda termasuk yang kembali (ke fitrah)’. Itulah makna minal 'aidin,” katanya, Senin (17/5).
Kiai yang akrab disapa Kang Bakang ini menambahkan, puasa adalah ikhtiar untuk mengekang diri (imsak) terutama dari hal-hal yang destruktif. Bila itu berhasil, maka dia adalah pemenangnya.
“Makanya didoakanlah, semoga Anda termasuk orang yang pemenang dalam mengekang hal-hal yang destruktif. Itu makna minal faizin,” katanya. “Soal siapa yang pertama mempopulerkan (kalimat itu), saya kurang tahu,” lanjutnya.
Lalu, menjadi hal yang lumrah umat Islam di Indonesia mengiringi minal ‘aidin wal faizin dengan ucapan mohon “maaf lahir dan batin”
“Kalimat maaf lahir dan batin itu bukan terjemahan dari minal 'aidin wal faizin. Tapi karena sering bersanding, sepertinya ada orang-orang yang menganggap bahwa itu eta terjemahannya. Padahal bukan,” ujarnya.
Hal itu, sambungnya, sama dengan shadaqallahul azhim diiringi dengan kalimat “Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.” Padahal terjemahannya adalah “Maha benar Allah Yang Maha Agung”.
Pewarta: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
LD-PWNU Jawa Barat Gelar Madrasah Du'at ke-IV, Fokus Pengkaderan Da'i di Era Digital
2
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
3
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
4
Diskusi Imam Al-Ghazali di Istana: Siapakah Ulama Itu?
5
Dua Mata Pisau Hijrah Teknologi
6
Destinasi Ziarah Jamaah Haji di Madinah Difasilitasi Tanpa Biaya Tambahan
Terkini
Lihat Semua