Nasional

Digitalisasi Pesantren Jadi Keharusan, Namun Tetap Menjaga Kekhasan

Jumat, 17 Januari 2025 | 14:00 WIB

Digitalisasi Pesantren Jadi Keharusan, Namun Tetap Menjaga Kekhasan

Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i. (Foto: Kemenag)

Bandung, NU Online Jabar
Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, menegaskan pentingnya digitalisasi pesantren untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Hal tersebut disampaikannya dalam webinar bertajuk “Digitalisasi Pesantren: Upaya Mewujudkan Ekosistem Pesantren untuk Kemandirian SDM Unggul” yang diselenggarakan Universitas Insan Cita Indonesia, Kamis (9/1/2025).


“Digitalisasi pesantren, di satu sisi adalah keharusan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sistem interaksi antara guru dan orang tua santri serta antara lembaga pesantren dengan masyarakat luas kini harus dipadu dengan sistem digital agar lebih efektif dan efisien,” ungkap Romo Muhammad Syafi’i seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.


Namun, ia juga mengingatkan dampak negatif yang mungkin timbul dari digitalisasi tersebut. Menurutnya, pengawasan dari lingkungan, orang tua, guru, dan para kiai terhadap pesantren bisa melemah akibat sifat digital yang cenderung mengurangi kontrol langsung.


“Digitalisasi pesantren selain memiliki dampak positif, menurut hitungan saya juga bisa memiliki dampak negatif dari sifat digital itu sendiri yaitu melemahnya kontrol dari faktor eksternal seperti lingkungan, orang tua, guru, dan para kiai terhadap pesantrennya,” ujar sosok yang akrab disapa Romo.


Lebih lanjut, Romo mengingatkan bahwa penggunaan teknologi dalam pengajaran harus tetap mempertahankan nilai-nilai karakter yang menjadi inti pendidikan pesantren. Ia mengutip pandangan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin yang menyatakan bahwa pendidikan sejatinya adalah 90% transfer karakter dan 10% transfer pengetahuan.


“Pengajaran berbasis digital tidak boleh menggerus nilai-nilai karakter yang selama ini menjadi inti pendidikan pesantren,” katanya.


Sebagai langkah strategis, Kementerian Agama berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap digitalisasi pesantren, namun tetap dengan memperhatikan kekhasan pesantren yang harus dijaga.


“Implementasi digitalisasi pesantren harus dirumuskan secara komprehensif menyangkut aspek apa saja, karena jika tidak maka kekhasan pesantren itu bisa hilang,” jelasnya.


Ia berharap webinar tersebut dapat memperkuat jaringan dan membangun tekad agar pesantren menjadi lebih adaptif tanpa kehilangan jati diri.


“Mudah-mudahan webinar kita hari ini kemudian semakin menguatkan tekad dan juga membangun jaringan yang kuat agar pesantren ke depan bisa adaptif terhadap perkembangan zaman dengan tidak mengurangi ciri khas dari pesantren itu sendiri,” pungkas Romo.