• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Nasional

4 Strategi Besar Masuki Abad Kedua Nahdlatul Ulama

4 Strategi Besar Masuki Abad Kedua Nahdlatul Ulama
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, atau yang akrab disapa Gus Yahya, mengungkapkan bahwa pihaknya telah merumuskan strategi besar untuk mengembangkan organisasi dan menyongsong abad kedua Nahdlatul Ulama (NU).


Dalam sebuah wawancara eksklusif di kanal YouTube NU Online, Gus Yahya menyatakan bahwa ada beberapa agenda fundamental yang telah ditetapkan untuk mencapai visi besar ini. "Kami telah menyusun strategi pengembangan organisasi melalui agenda-agenda fundamental dalam menyongsong abad kedua NU," kata Gus Yahya.


Salah satu agenda utama yang menjadi fokus adalah perbaikan tata laksana organisasi. "Agenda pertama kami berfokus pada penyesuaian norma-norma administrasi dan teknik manajemen untuk memperbaiki tata laksana organisasi," terangnya.


Hal ini mencakup penyesuaian berbagai instrumen normatif, termasuk peraturan-peraturan perkumpulan dan aturan ikutan yang berasal dari peraturan-peraturan tersebut.
 

"Untuk hal-hal yang terkait dengan norma-norma dan mekanisme-mekanisme pembuatan keputusan, kami bekerja untuk menyesuaikan berbagai macam instrumen normatif, berupa peraturan-peraturan perkumpulan dan berbagai macam ubo rampe-nya lah, berbagai macam aturan ikutan yang diturunkan dari peraturan-peraturan perkumpulan itu," seperti yang dikutip dari laman NU Online.


Tak hanya itu, agenda kedua menitikberatkan pada pembangunan sistem kaderisasi yang berjenjang dan komprehensif. Gus Yahya menegaskan pentingnya memiliki personil dengan kapasitas standar yang diperlukan dalam pengelolaan organisasi. 


"Kita membutuhkan personil-personil yang memiliki kapasitas standar yang dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi. Dan itu kami lakukan dengan membangun satu sistem kaderisasi yang berjenjang dan komprehensif," ungkapnya.


Gus Yahya juga menambahkan bahwa mereka akan menggalakkan agenda digitalisasi organisasi, melibatkan administrasi hingga berbagai kegiatan organisasi, serta program dan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan jamaah NU sendiri. 


Kemudian yang ketiga adalah mengembangkan model aktivisme atau pola aktivisme yang ini menyangkut dua ranah utama.


Agenda ketiga, tambahnya, NU memperkuat aktivisme baik di tingkat domestik maupun internasional. Di dalam negeri, NU merespons langsung kebutuhan masyarakat melalui engagement yang melibatkan partisipasi langsung dengan masyarakat. 


“Dalam hal ini, kita melakukan reorientasi aktivisme organisasi ini kepada model kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung, yang merupakan engagement atau bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kita orientasikan ke sana,” tutur dia. 


Di tingkat internasional, NU berupaya mengembangkan gerakan global untuk menemukan solusi bagi masalah kemanusiaan di tingkat global. “Menyangkut hubungan-hubungan dengan berbagai macam kalangan agama yang berbeda-beda dan juga aktor-aktor global lainnya,” ucapnya. 


“Nah, untuk arena internasional ini kita orientasikan kepada pengembangan satu gerakan global yang bisa secara konkret menjalankan strategi untuk mendapatkan atau menemukan solusi-solusi bagi berbagai masalah kemanusiaan yang dihadapi oleh masyarakat internasional saat ini,” jabar dia. 


Selanjutnya, agenda keempat adalah menekankan pentingnya membangun kapasitas keuangan yang lebih baik dengan mengembangkan sumber-sumber keuangan yang berkelanjutan. 


“Jadi, financial sustainability. Nah, akhir agenda ini kemudian kita eksekusi dengan satu strategi bertahap, mengingat realitas masyarakat yang kita hadapi, mengingat dinamika yang berlangsung dari waktu ke waktu,” tuturnya. 


Gus Yahya menjelaskan bahwa tahap pertama dalam eksekusi agenda ini adalah menyelesaikan desain konseptual tata laksana organisasi dan sistem kaderisasi, termasuk manajemen keuangan. Kemudian, untuk agenda menyangkut pola aktivisme, model aktivisme, pihaknya sudah mulai eksekusi melalui platform Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU). 


“Alhamdulillah, sekarang kita mulai sekitar bulan September tahun lalu. Sebetulnya itu terlambat, karena kita kehabisan resource selama satu tahun pertama ini,” tuturnya.
 


Nasional Terbaru