• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Kuluwung

Safari Dakwah ke Cheng Chau Hong Kong

Safari Dakwah ke Cheng Chau Hong Kong
Wakil Ketua PCNU Kota Bogor Ustadz M Romli saat Safari Dakwah di Cheng Chau Hong Kong. (Foto: NU Online Jabar/Abdul Mun'im Hasan).
Wakil Ketua PCNU Kota Bogor Ustadz M Romli saat Safari Dakwah di Cheng Chau Hong Kong. (Foto: NU Online Jabar/Abdul Mun'im Hasan).

Tanggal 6 Ramadhan 1445 H (17/3) Minggu di akhir pekan, saya digendakan untuk berdakwah di Cheng Chau yaitu satu pulau bagian barat daya Hong Kong yang suasana asri dengan pemandangan laut dan perbukitan. 


Kalau mau menuju pulau tersebut bisa melalui pelabuhan Central Pier, letaknya di Central, Hong Kong.  cukup merogoh kocek 26,2 dolar Hong Kong, atau sekitar Rp 50 ribu untuk satu tiket. Sementara pada akhir pekan, harganya naik menjadi 38 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 73 ribu untuk satu kali penyeberangan dengan kapal Fast Ferry.


Untuk menempuh ke Cheung Chau memakan waktu sekitar 30 menit. Kapal beroperasi sejak pukul 06.00-01.00 waktu setempat. Selama penyeberangan, saya disuguhkan pemandangan laut, gedung-gedung pencakar langit di Hong Kong dan perbukitan yang di sekitar laut.


Tiba di pelabuhan Cheng Chau, saya disambut oleh tim Pengurus Ranting NU dengan penuh keakraban dan kegembiraan, saya diajak sisi unik pulau tersebut.


Ternyata warga Cheung Chau terlihat ramai lalu-lalang. Kiri kanan pelabuhan sesak dengan parkir sepeda. Rupanya tidak ada mobil di Cheng Chau. Karena pemerintah melarangnya untuk menjaga alam Cheung Chau. Pemukiman yang rapat dan mendaki yang  tak mungkin bisa dijangkau oleh mobil. Alat transportasi cukup dengan sepeda. Inilah keunikan pulau ini.


Jamaah Majlis Nurul Qolby, salah satu ranting NU yang ada cheng chau. Ternyata sudah menanti di tempat yang mirip seperti taman playground, berada dibawah pohon beringin. Itulah tempat aktifitas pengajiannya. Mereka melakukan, yasinan, tahlilan, debaan dan pengajian rutin setiap satu bulan sekali. 


Warga imigran yang kebanyakan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur itu, bisa bersilaturahmi dan ngobrol bersama untuk menghilangkan rasa capek bekerja di rumah majikan.


Dalam pengajian ini, saya menyampaikan pentingnya silaturahmi dan berkumpul di negeri orang. Agar bisa saling mengingatkan dan menampung keluh-kesah dan senang sesama imigran. Dan hal itu tuntunan Nabi Muhammad SAW.  "barang siapa yang hendak dipajangkan umur dan luaskan rizqinya, maka harus bersilaturahim." Lebih lebih di bulan suci Ramadhan. Semua perbuatan baik dilipatkan gandakan oleh menjadi sepuluh, hingga tujuh ratus kebaikan. 


Saya tidak menyangka, dalam pengajian ini sangat interaktif. Ada yang tanya praktek tayamum tanpa debu, cara membasuh kaki dalam wudhu mengingat di tempat itu, dilarang kakinya naik ke wastafel. Ibadah suami-istri beda organisasi. Suami NU, istri Muhamadiyah.  Bahkan sampai ke persoalan perceraian  dan gugatan cerai, hingga persoalan ingin cepat jodoh. Ya, maklum ngaji sama kelompok perempuan. 


Di sinilah bisa masuk, dan saya sampaikan  apa yang menjadi misi Wordl Moeslim Studies Centre bahwa kehadiran bahwa fikh luar negeri bisa kita praktekan. Pekerja Migran Indonesia, disamping bekerja, juga haus dengan ibadah yang tidak menyulitkan dan sesuai dengan negara mereka bekerja. Sehingga, semua jamaah pengajian ranting Cheng Chau merasa tenang dan lega tidak ragu lagi.


Ustadz M Romli, salah seorang Wakil Ketua PCNU Kota Bogor


Kuluwung Terbaru