Bandung, NU Online Jabar
Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir menggelar pesta demokrasi santri yang dikemas dalam acara Pemilu Raya Santri 2023 di Aula Serbaguna, Selasa (20/11/23) malam.
Dengan partisipasi aktif dari 665 Santriawan-Santriwati dan 11 Dewan Guru serta keluarga, hasil pemilihan menetapkan pemenang yang akan memimpin Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan (OSPAI) periode 2023-2024.
Pasangan calon Nomor Urut 2, yang diwakili oleh Hilman Taufik dan Ahmad Dimyati Ridwan, memperoleh dukungan kuat dari pemilih. Dengan perincian 244 suara untuk Paslon Nomor Urut 01, 426 suara untuk Paslon Nomor Urut 02, dan 6 suara tidak sah, secara resmi menobatkan Hilman Taufik sebagai Presiden dan Ahmad Dimyati Ridwan sebagai Wakil Presiden OSPAI Periode 2023/2024.
Perhitungan suara dilakukan secara transparan dan diawasi oleh seluruh Gubernur Asrama Putra dan Putri, serta Tim Sukses (Timses). Proses tersebut menjadikan kemenangan pasangan ini semakin sah dan mutlak.
Keberhasilan Pemilu Raya Santri 2023 ini menjadi cermin semangat persatuan dan kepemimpinan dalam pondok pesantren, sejalan dengan moto bahwa tidak ada Islam tanpa persatuan, tidak ada persatuan tanpa kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan tanpa ketaatan.
Hilman Taufik, yang kini resmi menjadi Presiden terpilih, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh anggota keluarga besar Pondok Pesantren Al-Ihsan, dewan guru, dan santri yang telah memberikan kepercayaannya
"Dengan penuh rasa syukur, kami mengucapkan terimakasih atas kepercayaan ini. Mudah-mudahan, kami dapat menjalankan amanah ini dengan baik. Kami juga memohon dukungan dan partisipasi seluruh elemen Pondok Pesantren untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik," ucapnya
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Wakil Presiden terpilih, "Kami mohon bimbingan, arahan, dan juga do'a dari para santri semua. Tentunya, kami akan bekerja lebih baik lagi serta mengimplementasikan rencana-rencana besar kami untuk kemajuan Pondok Pesantren Al-Ihsan," ujarnya
"Akhir kata, terkadang ada satu hal yang harus dipaksa, agar terbiasa. Tapi tetap harus tertata, sampai akhirnya tercipta," pungkas Ahmad Dimyati Ridwan
Pewarta: Abdul Manap
