• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kota Bandung

Cerita Ramadhan Mahasiswa Asal Cirebon di Mesir

Cerita Ramadhan Mahasiswa Asal Cirebon di Mesir
Subuki Ali Yasin, mahasiswa semester 6 jurusan Tafsir di Fakultas Ushuludin Al-Azhar. (Foto Instagram/aliyasin_1503)
Subuki Ali Yasin, mahasiswa semester 6 jurusan Tafsir di Fakultas Ushuludin Al-Azhar. (Foto Instagram/aliyasin_1503)

Bandung, NU Online Jabar
Momen Ramadhan merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu umat Muslim di seluruh dunia. Tak terkecuali bagi mereka yang sedang merantau di negeri orang seperti mahasiswa Al-Azhar, Kairo, Mesir yang satu ini.


Subuki Ali Yasin, mahasiswa semester 6 jurusan Tafsir di Fakultas Ushuludin Al-Azhar ini sudah merasakan menjalani puasa Ramadhan di negeri Piramida itu selama 3 tahun berturut-turut. Kepada NU Online Jabar, Uki sapaan karibnya, mengaku selalu menantikan momen Ramadhan di Mesir setiap tahunnya.


Bagi mahasiswa asal Desa Mertapada Wetan, Astanajapura, Kabupaten Cirebon itu, menjalani puasa di negeri orang merupakan pengalaman yang sungguh luar biasa. Terlebih, katanya, menjalani puasa di Mesir adalah sesuatu yang berbeda. 


“Semangat banget buat menyambut Ramadhan pertama di Mesir, tapi sayang waktu itu Covid-19 sedang melanda sehingga tidak ada aktivitas ibadah seperti biasanya karena pemerintah setempat melakukan lock down,” ungkapnya, Sabtu (8/4/2023).


Baru kemudian di tahun keduanya, Uki benar-benar merasakan pengalaman yang luar biasa menjalani Ramadhan di Mesir. Pemerintah setempat sudah memperbolehkan warganya untuk melakukan shalat Tarawih berjamaah di masjid meski hanya 8 rakaat saja karena masih semi pandemi waktu itu.


“Di tahun 2021 aku excited banget menyambut Tarawih di Mesir karena hampir semua masjid di sini memakai surat-surat panjang Al-Quran dan hanya sedikit yang memakai surat-surat pendek karena masjid-masjid di sini minimal mengkhatamkan satu kali Al-Quran dalam satu Ramadhan,” ujarnya.


Tarawih Keliling (Tarling)

Ada sebuah rutinitas yang biasa dilakukan mahasiswa Indonesia di Al-Azhar ketika Ramadhan tiba yakni Tarawih Keliling (Tarling) ke masjid-masjid bersejarah yang ada di Mesir. Uki berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut bersama dengan mahasiswa Indonesia lainnya. Ia berkunjung ke Masjid Ibnu Tulun, Masjid Amr bin Ash, Masjid Sultan Hasan dan masjid bersejarah lainnya.  


“Ternyata di setiap masjid itu memiliki vibes yang berbeda, terutama masjid yang memiliki arsitektur kuno seperti Masjid Sultan Hasan, di sana ada rasa ketenangan yang lebih dan itu memiliki dampak yang positif untuk ketenangan hati,” ucapnya. 


Maidaturrohman

Di Mesir ada istilah Maidaturrohman (Makanan dari Tuhan), maksudnya adalah orang-orang dermawan di sana mereka setiap harinya menyediakan makanan untuk berbuka puasa. Karena kerendahan hatinya, mereka kadang hanya menaruhnya di depan rumah saja dan membiarkan orang lain untuk mengambilnya. 


“Setiap gang-gang menuju distrik itu pasti ada orang berdiri untuk memberikan makanan. Di sini tuh bener-bener makan utuh yang ada daging, ayam, dan yang lainnya. Kadang beberapa orang dermawan itu ada yang menyelipkan uang di balik kotak nasinya,” katanya. 


“Maidaturrohman ini benar-benar ada setiap harinya, bahkan tahun ini di Al-Azhar membagikan 4000 bungkusan makanan khusus untuk mahasiswa asing dan di situ volunteer adalah orang Indonesia,” sambungnya. 


Menurutnya, inilah alasan mengapa momen Ramadhan di Mesir menjadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu mengapa pula Ramadhan di Mesir itu berbeda dengan tempat-tempat yang lainnya.


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru