Kabupaten Cirebon

AI Jadi Tantangan Baru Dakwah, PCNU Cirebon Dorong Kader NU Melek Digital

Jumat, 4 Juli 2025 | 09:41 WIB

AI Jadi Tantangan Baru Dakwah, PCNU Cirebon Dorong Kader NU Melek Digital

kegiatan Madrasah Jurnalensa yang diselenggarakan Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PCNU Cirebon, Kamis (3/7/2025). (Foto: NU Online Jabar/Sofhal)

Cirebon, NU Online Jabar
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie, menegaskan pentingnya peran kader NU dalam menghadapi tantangan dakwah di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Menurutnya, ruang dakwah kini berpindah dari medan fisik ke ranah digital yang sarat dengan algoritma, data, dan narasi global.

 

“Kalau dulu zaman Rasulullah berjuang lewat jihad fisik, hari ini kita berjuang lewat layar. Tantangannya tidak kalah berat. Justru lebih halus, tapi dampaknya sangat besar,” ujar Kiai Aziz saat menutup kegiatan Madrasah Jurnalensa yang diselenggarakan Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PCNU Cirebon, Kamis (3/7/2025).

 

Ia menyebut AI sebagai produk dari akumulasi data digital manusia yang sangat berpengaruh dalam membentuk opini publik, termasuk dalam pemahaman keagamaan.

 

“Kita tahu sekarang ada AI, yang dibentuk dari data diri kita, yang kita unggah lewat Facebook, website, dan sejumlah media sosial lainnya. Semua itu membentuk sistem kecerdasan digital berskala global,” jelasnya.

 

Kiai Aziz menyampaikan bahwa AI bukan sekadar fenomena teknologi, tetapi telah menjadi medan strategis baru dalam menyebarkan dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Oleh karena itu, ia mendorong kader muda NU untuk memproduksi konten keislaman yang moderat dan inklusif sebagai bentuk jihad digital.

 

“Produktivitas pengetahuan yang bernapaskan Ahlussunnah wal Jamaah, meski hanya di medsos, itu jihad zaman sekarang,” tegasnya.

 

Ia menekankan pentingnya menulis dan menyebarkan pemikiran Islam ala NU di ruang digital. Literasi digital, menurutnya, bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga instrumen budaya untuk menjaga warisan Islam Nusantara.

 

“Pemikiran NU jangan berhenti di pengajian. Harus ditulis, didokumentasikan, dan dibagikan. Di situlah pentingnya kegiatan seperti Madrasah Jurnalensa ini,” tambahnya.

 

Kiai Aziz juga mengajak para peserta untuk konsisten menulis dan berani menyuarakan Islam rahmatan lil alamin di berbagai platform digital.

 

“Jangan takut menulis. Itu bagian dari tugas kita sebagai penjaga warisan keilmuan NU. Di sanalah jihad kita hari ini,” ungkapnya.

 

Ia mencontohkan bagaimana narasi-narasi keislaman dapat dipengaruhi oleh data yang tersedia di dunia digital, termasuk dalam sistem AI.

 

“Misalnya, kelompok dari sebelah banyak menulis hukum ziarah itu haram. Ketika ada yang bertanya 'apa hukum ziarah' di AI, maka akan dijawab haram. Di sinilah peran kita untuk jihad mengisi data AI dengan pemahaman NU,” tuturnya.

 

Madrasah Jurnalensa merupakan program pelatihan jurnalistik dan literasi digital yang digelar selama sepekan oleh LTN PCNU Kabupaten Cirebon. Program ini diikuti 20 peserta dari Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, perguruan tinggi, pondok pesantren, dan sekolah.

 

Selama pelatihan, peserta dibekali keterampilan menulis berita dan opini, pengelolaan media sosial, etika komunikasi digital, editing video, hingga penulisan naskah film. Program ini bertujuan memperkuat kapasitas kader muda NU dalam menjawab tantangan zaman serta membangun ekosistem dakwah yang kuat di era digital dan kecerdasan buatan.