Penguatan Literasi Digital bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah se-Jawa Barat
Rabu, 31 Juli 2024 | 13:00 WIB

Penguatan Literasi Digital bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah se-Jawa Barat (Foto: Dok. Pribadi)
Abdul Mun'im Hasan
Kontributor
Bogor, NU Online Jabar
Sebanyak 55 guru dan tenaga kependidikan madrasah dari seluruh Jawa Barat mengikuti workshop "Penguatan Literasi Digital Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Angkatan I" yang diadakan oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Yayasan Nusa Unggul Makara. Acara tersebut berlangsung di Wisma Voli, Sentul, pada hari Jumat hingga Sabtu, 26-27 Juli 2024.
Dengan tema “Makin Cakap Digital”, pelatihan ini menghadirkan dosen, praktisi media, pakar multimedia, dan influencer media sosial untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan digital.
Agung Aripandu Andaristo, mewakili Direktorat GTK Madrasah Subdit Bina Guru MI-MTs Kementerian Agama, membuka kegiatan tersebut.
"Dengan adanya penguatan literasi digital bagi guru dan tenaga kependidikan di madrasah, diharapkan mampu membantu madrasah terus berkembang dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar," ujar Agung.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat literasi digital di kalangan tenaga pendidik, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dalam proses pembelajaran dan pengelolaan administrasi pendidikan.
Literasi digital mencakup pemahaman terhadap wacana yang ada di dunia digital serta keterampilan menggunakan teknologi digital itu sendiri.
"Selain kecakapan teknologi digital, literasi atau memahami wacana yang berkembang di media sosial juga penting, sehingga guru sebagai pendidik terdepan di madrasah tidak salah membaca informasi atau terjebak hoaks yang beredar," ungkap KH Achmad Solechan, Ketua Yayasan NU Makara.
Narasumber dari pemimpin redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan, menjelaskan tentang jenis dan posisi media digital yang sering dikunjungi warganet. Ivan menekankan bahwa tidak semua berita atau artikel di situs online melalui pemeriksaan redaksi dan pakar agama.
"Menjadi tanggung jawab guru untuk menyajikan kepada murid berita atau wacana yang menampilkan Islam wasathiyah dan pemahaman agama yang moderat," kata Ivan.
Senada dengan Ivan, Muhammad Wahyu Ariyanto, Dosen Universitas Indonesia, memaparkan fenomena Post-Truth dalam media sosial. "Agama Islam yang moderat dengan mengedepankan tabayyun dapat memberikan gambaran untuk memilah dan memilih informasi yang beredar di media sosial," jelasnya.
Materi hari terakhir ditutup dengan presentasi dari Musfiah Saidah, dosen ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dan seorang influencer di media sosial, serta Candra Maulana, seorang praktisi dan pengajar desain multimedia.
"Pelatihan yang lengkap dari para panitia. Pemahaman literasi dan kemampuan digital diasah di sini. Terima kasih untuk Yayasan NU Makara dan Kemenag," ungkap Pak Nurhasan, guru dari MTS AL-Kautsar, Depok.
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
Terkini
Lihat Semua