LPBINU Hadiri Workshop Penelitian Formatif untuk Kampanye Perubahan Perilaku dan Sosial
Selasa, 30 Januari 2024 | 12:11 WIB

Foto bersama kegiatan workshop Penelitian Formatif untuk Kampanye Perubahan Perilaku dan Sosial yang diselenggarakan oleh Catholic Relief Services (CRS)-United States Conference of Catholic Bishops (CRS-USCCB)/Indonesia Country Program di Swiss-Belhotel Bogor, Selasa (31/1/2024). (Foto: NU Online Jabar)
Agung Gumelar
Penulis
Bogor, NU Online Jabar
Dalam rangka meningkatkan kapasitas pengetahuan, LPBINU Jawa Barat mengikuti workshop Penelitian Formatif untuk Kampanye Perubahan Perilaku dan Sosial yang diselenggarakan oleh Catholic Relief Services (CRS)-United States Conference of Catholic Bishops (CRS-USCCB)/Indonesia Country Program, dalam kemitraan dengan Miyamoto International dan Wahana Visi Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari pada tanggal 29–31 Januari 2024 di Swiss-Belhotel Kita Bogor tersebut diikuti oleh 25 orang peserta yang merupakan mitra CRS Indonesia yang tergabung dalam program KUAT (Komunitas Perkotaan Untuk Aksi Tangguh).
Peserta workshop berasal dari CRS dan perwakilan konsorsium Program KUAT (Miyamoto International, Wahana Visi Indonesia), BPBD, Dinas Sosial, mitra lokal CRS (Yayasan SKALA dan LPBI NU), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) tingkat kabupaten, kelurahan maupun desa (wilayah intervensi).
Ketua LPBINU Jawa Barat Dadang Sudardja menghadiri langsung kegiatan workshop bersama Adi Widiastuti selaku Projek Manajer Program KUAT serta dua orang dari FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Kelurahan Cisarua, dan Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang menjadi lokasi kegiatan program KUAT LPBINU Jawa Barat.
Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja menjelaskan bahwa program KUAT memiliki tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait risiko bencana dan kapasitas pengurangan risiko bencana, yang salah satunya akan dicapai melalui kegiatan kampanye perubahan perilaku.
“Sebelum meluncurkan kampanye perubahan perilaku, sangat penting untuk melakukan penelitian formatif, yang hasilnya akan menjadi dasar dalam merancang strategi kampanye yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran,” jelas Dadang.
“Dengan melakukan analisis mendalam terhadap perilaku saat ini, pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat terkait risiko bencana, kita dapat mengidentifikasi hambatan dan pendorong perubahan perilaku yang perlu diperhatikan dalam kampanye nantinya,” sambungnya.
Dadang mengungkapkan bahwa workshop ini dirancang dengan tujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para peserta mengenai gambaran umum pendekatan perubahan perilaku dan sosial, model konseptual dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku, esensi dan metode penelitian formatif yang akan digunakan.
Di akhir workshop, peserta diharapkan mampu memahami teori dan model konseptual yang menjelaskan bagaimana perilaku terbentuk dan faktor-faktor kunci yang dapat mempengaruhi perilaku.
Kemudian juga mampu memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan penelitian formatif, serta bagaimana prosesnya akan dijalankan secara praktis.
“Selain itu, peserta juga diharapkan mampu memahami metode penelitian (pengumpulan dan analisis data) yang digunakan dalam penelitian formatif,” tandasnya.
Terpopuler
1
Inilah Rincian Zakat Fitrah Tahun 2025 di Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat
2
RMINU Jabar Gelar Safari Ramadhan Volume 4 Bersama LDNU dan LPBHNU
3
Operasi Pasar Murah PCNU Kabupaten Cirebon: Upaya Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri
4
MAPK Al-Hikmah Gelar Festival Pelajar Se-Kota Tasikmalaya, Cetak Generasi Kreatif dan Kompeten
5
Tantangan Menghadang Gubernur Dedi Mulyadi
6
Muslimat NU Sukasari Bagikan 500 Takjil Gratis untuk Masyarakat
Terkini
Lihat Semua