• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Hikmah

KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Tuhan Yang Maha Aktif

Tuhan Yang Maha Aktif
(Ilustrasi: NU Online).
(Ilustrasi: NU Online).

Pada masa Nabi Musa kita dapati Tuhan berinteraksi tanpa setengah-setengah. Sayangnya gak setengah. Marahnya juga gak setengah. Semuanya full


Berbagai pertolongan Tuhan ditampakkan dan dirasakan secara nyata. Tuhan setiap hari (kecuali hari Sabtu) menyediakan hidangan Manna dan Salwa (QS al-Baqarah:57).


Manna itu bentuknya putih dan rasanya manis, disediakan dari fajar menyingsing sampai terbitnya matahari. Salwa itu semacam burung puyuh. Ini karena bani Israil tidak puas hanya diberi manisan dan minta makan daging juga. 


Mereka juga melihat sendiri bagaimana tongkat Musa membelah laut dan mereka berjalan menyeberanginya dengan selamat dari kejaran Firaun.


Tapi bukan cuma sayangNya yang nyata, murkanya juga begitu dahsyat. Bani Israil ada yang berkata begini:


“Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan mata kepala kami sendiri” (QS. al-Baqarah: 55). Sesudah mengatakan hal itu mereka disambar petir hingga mereka tewas.


Firaun dan pengikutnya juga ditimpa berbagai azab secara nyata. Dari mulai kekeringan, banjir besar, sekawanan belalang yang kemudian memakan habis tanaman, muncul wabah kutu, katak, dan sungai nil menjadi darah. Al-Quran menyebut lima jenis azab, sementara Bibel menyebut ada 10 azab, termasuk membunuh semua anak pertama Firaun dan kaumnya. 


Tuhan juga langsung berdialog dengan Nabi Musa tanpa perantara malaikat Jibril, seperti yang dialami para Nabi lainnya. Metode komunikasinya langsung tanpa setengah-setengah. 


Pada era Nabi Muhammad, Tuhan menjadikan beliau sebagai utusan terakhir. Yang dikedepankan adalah rahmat bagi semesta alam. Tak ada lagi azab yang langsung turun menghancurkan umat atau dunia, tapi juga tak ada lagi keajaiban seperti hidangan dari langit. 


Ayat suciNya bukan hanya dalam bentuk al-Qur'an, tapi juga alam semesta yang terbentang luas, dan dalam kebersihan hati serta kejernihan berpikir manusia. Cinta Tuhan tetap tak pernah pasif dan setengah-setengah.


Begitu juga dirimu kan, kasih? Tak pernah setengah-setengah mencintai dan mencemburuiku.


KH Nadirsyah Hosen,  salah seorang Dosen Senior Monash Law School


Hikmah Terbaru