• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 19 Mei 2024

Hikmah

Kolom Buya Husein

Selamat Hari Raya Maulid Nabi: Suara Lain 

Selamat Hari Raya Maulid Nabi: Suara Lain 
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Oleh: KH Husein Muhammad
Berbeda dengan pandangan mayoritas besar kaum muslimin di dunia, Ibnu Taimiyah, tokoh "salafi" awal disebut banyak orang sebagai orang yang memandang bahwa perayaan Maulid Nabi adalah bid'ah. Suatu praktik ritual keagamaan yang tidak pernah dilakukan Nabi dan para sahabatnya. Ibnu Taimiyah memang penganut tradisi tekstualis ketat.  Pandangan ini beberapa abad kemudian diteruskan dengan semangat Islam tekstualis yang radikal oleh Muhammad bin Abdul Wahab, ulama terkemuka kelahiran Nejd, Saudi Arabia, 1703-1791. Para pengikutnya popular disebut Wahabis.

Saudi Arabia mungkin satu-satunya Negara Islam yang anti peringatan Maulid Nabi dan menyerang dan mengecam kelompok muslim lain yang merayakannya. Para pengikutnya terus menyebarkan ajaran bahwa "maulid Nabi sebagai praktik keagamaan yang sesat". Pandangan ini ditolak dunia muslim yang berperadaban dan hampir di seluruh dunia muslim lainnya.  

Perayaan Maulid adalah cara manusia mengenang kembali Nabi dalam keseluruhan hidupnya, untuk dijadikan pelajaran dan teladan bagi seluruh umat manusia.

Maulid : Meneladani dan Melanjutkan Cita-cita Nabi

Demikianlah, maka memperingati kelahiran Nabi besar Muhammad SAW hari ini dan kapanpun seyogyanya tidak sekedar menyalakan kandil-kandil, pawai obor, berceramah dan bercerita tentang kehidupan beliau yang sangat indah atau membaca puisi-puisi madah (senandung pujian) dan na’tiyah (sifat) kenabian, tetapi lebih dari segalanya adalah meneladani kepribadiannya yang mulia dan melanjutkan cita-citanya yang luhur.  

Cita-cita kemanusiaan universal ; membebaskan manusia dari pemujaan terhadap berhala-berhala, kekuasaan, uang, dari praktik-praktik penindasan dan diskriminasi, pembelaan terhadap kaum lemah, miskin, menjunjung tinggi martabat dan kehormatan manusia, membangun relasi kemanusiaan dalam jalinan cinta-kasih yang tulus, dan menegakkan keadilan terhadap siapa saja. Hingga Islam kembali menebarkan cahaya kemanusiaan dan menjadi rahmat bagi semesta, atau yang populer disebut sebagai “Islam Rahmatan Lil Alamin”.

Selamat Hari Raya Kelahiran Nabi SAW

Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru