• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 28 Juni 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Saat Imam Al-Ghazali Mondok di Pesantren Nizhamiyah

Saat Imam Al-Ghazali Mondok di Pesantren Nizhamiyah
(Ilustrasi: NU Online).
(Ilustrasi: NU Online).

"Kamu telah menguburku, meski aku masih hidup. Dan bukumu telah menutupi bukuku".(Imam al Haramain).


اجتهاده في طلب العلم


قرأ الغزالي في صباه طرفًا من الفقه ببلده طوس على أستاذه أحمد بن محمد الرازكاني، ثم شد الرحال إلى جرجان فأخذ عن الإمام أبي نصر الإسماعيلي، وعاد بعد ذلك إلى طوس حيث بقي بها ثلاث سنين، ثم انتقل إلى نيسابور -وهي عاصمة الدولة السلجوقية ومدينة العلم بعد بغداد- سنة 473هـ والتحق بالمدرسة النظامية، حيث تلقى فيها علم أصول الفقه وعلم الكلام والمنطق على الإمام أبي المعالي الجويني إمام الحرمين ولازمه، وجد واجتهد حتى برع في المذهب والخلاف والجدل والأصول, وأعجب بذكائه وغوصه على المعاني الدقيقة واتساع معلوماته، فكان الجويني يقول: "الغزالي بحر مغدق". وفاق أقرانه -وهم أربعمائة- حتى أصبح معيدًا لأستاذه ونائبًا عنه، وقيل إنه ألَّف "المنخول"، فرآه أبو المعالي، فقال: "دفنتني وأنا حيٌ، كتابك غطى على كتابي".


Pada masa kecil al Ghazali belajar fiqh di desanya Thus kepada gurunya Ahmad bin Muhammad al Razkani lalu berangkat mondok ke kota Jurjan, mengaji kepada Abu Nashr al Ismaili. Sesudah itu pulang, kembali ke Thus. Tiga tahun kemudian berangkat menuju ke Nisapur, ibu kota pemerintahan dinasti Saljuk, kota pelajar/pusat ilmu pengetahuan kedua sesudah Bagdad, tahun 473 H. Di sana al-Ghazali mondok di Pesantren Nizhamiyah. Di sini beliau mengaji imu Ushul Fiqih, ilmu Kalam (teologi), dan Mantiq (logika Aristotelian) kepada Imam Abu al Ma'ali al Juwaini yang populer dengan predikat Imam al-Haramain, Imam/guru besar dua kota suci; Makkah dan Madinah. Kepadanya al-Ghazali belajar dengan sangat rajin dan tekun, menggali beragam pengetahuan rasional, filsafat, retorika dan dialektika sampai menguasai semuanya dengan cemerlang. Sang guru besar itu amat kagum dengan kegeniusan mahasantrinya itu. Ia begitu menguasai detail dan sampai ke akar-akar semua pengetahuan tersebut. Imam al Juwaini mengatakan : "kamu adalah lautan luas nan dalam".


Imam al-Ghazali mengungguli teman-teman mahasantri yang jumlahnya sekitar 400 orang. Beliau diangkat menjadi dekan dan asisten Imam Haramain.


Imam al Ghazali menulis buku "Al-Mankhul fi Ilm al Ushul", yang merupakan catatan kuliah-kuliah yang disampaikan gurunya sekaligus kritik-kritiknya terhadap pikiran-pikiran gurunya itu. Saat karya itu dibaca, sang guru mengatakan : "kamu telah mengubur aku meski aku masih hidup.Dan bukumu telah menutupi bukuku".(Imam al Haramain).


Wouw. Dahsyat. Brilian, Par Excellent.


Semoga para santri pondok pesantren di mana saja mengikuti jejak langkah Hujjah al Islam Imam Abu Hamid bin Muhammad bi Muhammad bin Muhammad al Ghazali.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru