Oleh: KH Husein Muhammad
Usai acara bersama para khatib, kemarin, (11/10) di hotel Santika Cirebon via luring, seorang teman menemuiku, ingin ngobrol-ngobrol. Lalu bicara dunia manusia hari ini. Aku menyebut nama Maulana Rumi, sufi penyair dari Balkh Afganistan, yang hari ini masih galau.
Maulana Jalaluddin Rumi bukan hanya dikenal di dunia muslim, tetapi juga di dunia barat. Haulnya yang ke 800 tahun diperingati di dunia tanpa sekat primordialisme. Saat ia diperingati di Taman Ismail Marzuki, 2007, aku hadir.
Mereka mengagumi Rumi karena pandangannya yang menyatukan manusia. Puisinya yang terkenal "Aku bukan ini, bukan itu. Aku tidak di sini. Tidak di situ. Aku adalah eksistensi partikel alam semesta" amat memukau. Rumi menafsirkan manusia lahir dari satu entitas". Ia mengajak manusia untuk mengontrol diri dan membersihkannya dari perilaku kotor. Rumi ingin mengajak manusia untuk bahagia bersama-sama.
Aku terpukau pada puisi Maulana yang amat indah :
هذا العالم غارق في الآلام والمآسي من رأسه إلى قدميه، وﻻ أمل له في الشفاء إﻻ بيد الحب.
"Dunia tenggelam dalam lara dan penuh luka dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Tak ada harapan untuk sembuh kecuali dengan sentuhan tangan Cinta,"(Rumi).
Teman itu mendengarkan dengan khusyu dan wajahnya berbinar.
Sumber: FB Husein Muhammad
Terpopuler
1
Gempa Cimahi Picu Peringatan Aktivitas Sesar Lembang, LPBINU Jabar Minta Pemda Siapkan Kontinjensi
2
Yudisium 64 Mahasantri STAI KH Saepuddin Zuhri: Simbol Sejarah Berdirinya Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning Tahun 1964
3
Kemenag Buka Pendaftaran Peserta Pesantren Award 2025, Daftar di Sini
4
Air sebagai Medium Do’a: Dari Eksperimen Emoto hingga Amalan Rebo Wekasan
5
Direktur Media Center NU Jabar Akan Menjadi Narsum Pengusulan Kembali KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional
6
Pasca Konfercab, PBNU Ajak NU Bogor Solid dan Berkhidmat dengan Niat Tulus
Terkini
Lihat Semua