Puasa Ramadhan: Keutamaan dan Konsekuensi bagi yang Meninggalkannya
Senin, 24 Maret 2025 | 14:00 WIB
Bulan Ramadhan dipandang sebagai waktu yang istimewa dan memiliki keutamaan yang luar biasa dibandingkan bulan-bulan lainnya. Segala amal baik yang dilakukan selama bulan ini dijanjikan pahala yang lebih besar dan lebih baik. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Selain itu, bulan Ramadhan menjadi momen terbaik untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk serta memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT, khususnya melalui ibadah puasa. Puasa tidak sekadar menahan lapar dan haus, tetapi memiliki tujuan utama, yaitu meningkatkan ketakwaan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183).
Konsekuensi Bagi yang Meninggalkan Puasa
Dalam Islam, puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang harus dijaga. Membatalkan puasa tanpa alasan syar'i adalah perbuatan yang dilarang dan menimbulkan dosa. Bahkan, meskipun seseorang mengganti puasanya (qadha) di luar bulan Ramadhan, tetap tidak dapat menyamai keutamaan puasa di bulan suci tersebut. Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah saw:
مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ فِى غَيْرِ رُخْصَةٍ رَخَّصَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ لَمْ يَقْضِ عَنْهُ وَإِنْ صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
Artinya, “Barangsiapa tidak puasa satu hari di bulan Ramadhan tanpa adanya keringanan yang Allah 'azza wa jalla berikan kepadanya, maka tidak akan bisa menjadi ganti darinya, sekalipun ia berpuasa selama satu tahun.” (HR Abu Hurairah).
Dalam kitab Faidhul Qadir, Syekh Abdurrauf Al-Munawi menjelaskan bahwa satu hari puasa di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang tidak bisa disamakan dengan puasa di luar Ramadhan, meskipun dilakukan sepanjang tahun.
Orang yang dengan sengaja meninggalkan puasa juga akan menghadapi konsekuensi berat di akhirat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw menggambarkan siksa bagi mereka yang tidak berpuasa:
عَنْ أَبي أُمَامَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا. قُلْتُ: مَنْ هَؤُلاَءِ؟ قَالَ: هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ
Artinya, “Dari Abu Umamah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Pada saat aku tidur, aku bermimpi didatangi dua orang malaikat membawa pundakku. Kemudian mereka membawaku, saat itu aku mendapati suatu kaum yang bergantungan tubuhnya, dari mulutnya yang pecah keluar darah. Aku bertanya: ‘Siapa mereka?’ Ia menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum diperbolehkan waktunya berbuka puasa’.” (HR An-Nasa’i).
Menjaga Keutamaan Puasa
Selain menjaga puasa dari hal-hal yang membatalkannya, umat Islam juga harus berhati-hati terhadap perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa. Rasulullah saw bersabda:
خَمْسٌ يُفطِرْنَ الصَّائِمَ: الغِيْبَةُ، والنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظْرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ
Artinya, “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa, yaitu: (1) membicarakan orang lain; (2) mengadu domba; (3) berbohong; (4) melihat dengan syahwat; dan (5) sumpah palsu.” (HR Ad-Dailami).
Oleh karena itu, selama bulan Ramadhan, umat Islam harus berusaha menjaga kesucian ibadah puasanya, tidak hanya dengan menahan lapar dan haus, tetapi juga dengan menjauhi perkataan dan perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah tersebut.
Terpopuler
1
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Keberangkatan Kloter Pertama Haji pada 2 Mei 2025
2
Jelang Konfercab PCNU Kabupaten Bogor, KH Abdullah Nawawi Mdz Ingatkan Pentingnya Menjaga Adab dan Ukhuwah
3
Asrama Haji Indramayu Siap Sambut Pemberangkatan Kloter Pertama Jamaah Haji 2025
4
Halal Bihalal dan Ngaji Ke-NU-an, Cara IRMA Se-Kelurahan Curug Teguhkan Komitmen Kebangsaan dan Keumatan
5
Innalillahi, Rais Syuriah PCNU Bandung Barat KH Maulana ZA Meninggal Dunia di Usia 77 Tahun
6
Gelar Rapat di Joglo Abah Resto Jadi Cara MWCNU Karangpawitan Hangatkan Suasana Sesama Pengurus
Terkini
Lihat Semua