Dalam acara Dialog Forum Pemangku Kepentingan Strategis di Jakarta, aku diminta menutup dengan membaca doa dan baca puisi sebelum berdoa. Tetapi aku tak membaca puisi melainkan menyampaikan beberapa quites indah ini :
انما المراة من نور الله. فهى ليست مجرد حبيبة. او حتى مخلوقة. بل انها خلاقة
"Perempuan lahir dari cahaya Tuhan. Ia tak hanya seorang kekasih atau yang tercipta, tetapi dialah kreator".
تَقَدُّمُ الْمَرْأَةِ هُوَ سِرُّ تَقَدُّمِ الْأُمَمِ
“Kemajuan perempuan adalah factor tersembunyi bagi kemajuan bangsa-bangsa”.
المراة ام الحضارة . اذا تقدمت وصحت تقدمت الامم
"Perempuan adalah ibu peradaban, jika ia maju dan sehat, maka bangsa-bangsa pun maju."
الام روض ان تعهده الحياة بالري اورق ايما ايراق
الام استاذ الاساتذة الاولی شغلت ماثرهم مدی الافاق
Ibu adalah taman
Bila kau merawatnya dan menyiraminya dengan air bening
Ia akan menumbuhkan daun-daun rindang
Ibu adalah maha guru
Jejak langkahnya
Tak akan hilang sepanjang zaman
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU