Dalam acara ngaji kitab "Minhaj al Abidin", tadi diang di masjid Lirboyo, di Majalengka, bab "Al 'Aiq al Tsalits: al Syaithan", Imam al-Ghazali mengatakan : dalam diri tiap manusia ada Malaikat dan Setan. Malaikat disebut " Mulhim", selalu mengembuskan inspirasi kebaikan dan jujur. Sedang setan disebut "Waswaas", yang selalu mengembuskan kejahatan dengan cara yang licik, menjebak, membisikkan rayuan gombal.
Katanya lagi:
"Apabila seorang anak Adam dikaruniai seorang anak, maka Allah akan menyertakan bagi anak itu satu malaikat. Dan setan Juga menyertakan baginya satu setan. Setan akan bertengger di atas telinganya sebelah kiri".
"Sedangkan malaikat bertengger di atas telinganya sebelah kanan. Dan keduanya selalu mengajak/mempengaruhi) anak tersebut".
Nabi juga bersabda: "Setan itu memiliki satu tempat pada diri anak Adam. Dan malaikat juga memiliki satu tempat."
Lalu dalam perjalanan pulang aku teringat buku " Qawa'id al'Isyq al Arba'un" (40 Kaidah Cinta). Di dalamnya Syeikh Syams Tabrizi, guru Maulana Rumi, menyampaikan kata-kata indah dan menghentak jiwaku :
يقبع الكون داخل كل إنسان، كل شيء تراه حولك، بما في ذلك الأشياء التي لا تحبها، حتى الأشخاص الذين تحتقرهم أو تمقتهم، يقبعون في داخلك بدرجات متفاوتة. لا تبحث عن الشيطان خارج نفسك، فالشيطان ليس قوة خارقة تهاجمك من الخارج بل هو صوت عادي ينبعث من داخلك فاذا تعرفت على نفسك تمامًا وواجهت بصدق وقسوة جانبيك المظلم والمشرق، عندها تبلغ أرقى أشكال الوعي. وعندما تعرف نفسك، فإنك ستعرف الله.
"Seluruh isi eksistensi semesta ini tersimpan di dalam setiap diri manusia. Semua yang kau lihat di sekelilingmu, termasuk sesuatu yang tak kau sukai atau bahkan orang-orang yang kau rendahkan atau kau benci, ada di dalam dirimu dalam kadar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jangan mencari setan di luar dirimu. Setan itu bukanlah kekuatan luar biasa yang menyerangmu dari luar. Setan adalah suara biasa yang kau dengar di dalam dirimu. Jika kau mengenal dirimu sepenuhnya dan menghadapi segala hal itu dengan kebersihan hati dan konsisten, baik dari sisi pancaran cahayanya maupun sisi gelapnya, maka kau akan mencapai sebuah bentuk kesadaran tertinggi. Ketika seseorang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya".
Dan aku terhenyak. Terpesona.
Lalu aku merindukan Nabi Saw.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Singkat: Meraih Hidup yang Lebih Bermakna dengan Syukur dan Tafakur
2
Pergunu Jabar Gelar Seleksi Beasiswa S1 hingga S3 bagi Santri, Guru, dan Kader NU, Berikut Jadwalnya
3
Pelatih Timnas U-23 Panggil 30 Pemain Ikuti TC di Jakarta Jelang Asean Mandiri Cup 2025, Ini Daftarnya
4
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
5
Jamaah Haji Gelombang I Mulai Pulang ke Tanah Air, Gelombang II Lanjutkan Ibadah di Madinah
6
MA KHAS Kempek Jalani Visitasi Adiwiyata, Komitmen Nyata Wujudkan Sekolah Ramah Lingkungan
Terkini
Lihat Semua