• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Hikmah

Lima Urgensi Mengimani Rasulullah SAW

Lima Urgensi Mengimani Rasulullah SAW
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Oleh: Rudi Sirojudin Abas
Konsekuensi  logis beriman kepada Allah adalah beriman kepada para nabi dan rasul-Nya, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini sesuai dengan apa yang Allah perintahkan dalam QS at-Taghabun ayat 8 sebagaimana berikut:

فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالنُّوْرِ الَّذِيْٓ اَنْزَلْنَاۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ.

Artinya: “Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS at-Taghabun [64]: 8).
Seseorang yang telah mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, berarti telah yakin bahwa tidak ada tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. 

Mengapa seorang muslim perlu mengimani Nabi Muhammad SAW? Dan mengapa mengimani Nabi SAW menjadi sesuatu yang urgen sebagai bukti teguhnya iman seseorang?

Pertama, mengimani Nabi Muhammad SAW merupakan sebagai bukti cintanya seorang muslim kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ.

Artinya: “Katakanlah (Muhammad)! “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS ali-Imran [3]: 31).

Dalam Kitab Al-Mu’jam al-Mufahras li Ma’ani Al-Quranul Azim (Wahbah Zuhaili dkk, Darul Fikr Damaskus, 1416 H, hal. 55) disebutkan bahwa ayat ini berkenaan dengan umat Yahudi yang menyatakan klaim cintanya kepada Allah SWT. Namun, pada saat yang sama mereka meragukan kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, maka turunlah QS ali-Imran ayat 31 ini yang menegaskan bahwa cinta kepada Allah SWT harus dibarengi dengan cinta kepada rasul-Nya (Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian, indikasi cinta kepada Allah adalah mengikuti Nabi Muhammad dan taat kepada-Nya dan kepada rasul-Nya. 

Kedua, taat kepada Nabi Muhammad SAW menjadi bukti ketaatan kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ 

Artinya:  “Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (QS an-Nisa [4]: 80). 

Ketiga, taat kepada Nabi Muhammad SAW menjadi washilah (jalan) bagi seorang muslim untuk berkumpul dan bertemu dengan Nabi SAW maupun dengan para nabi dan rasul terdahulu.

Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا.

Artinya:  “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS an-Nisa [4]: 69).

Sebagaimana yang diutarakan dalam Kitab Al-Mu’jam al-Mufahras li Ma’ani Al-Quranul Azim (Wahbah Zuhaili dkk, Darul Fikr Damaskus, 1416 H, hal. 90) bahwa ayat ini berkenaan dengan kesempatan besar seorang muslim kelak di akhirat dapat dikumpulkan bersama orang yang dicintainya. Termasuk dikumpulkan bersama para nabi dan rasul. 

Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Sauban, yaitu budak Rasulullah SAW yang sangat mencintai beliau dan tidak rela berpisah berlama-lama dengan Nabi SAW. Ketika diceritakan tentang akhirat, Sauban khawatir tidak dapat bersama Nabi SAW di surga, karena tentunya Nabi SAW akan dikumpulkan bersama para nabi dan rasul yang lain. Ia (Sauban) sangat cemas dan khawatir jika tidak bisa bertemu lagi dengan Nabi SAW, sehingga turunlan ayat ini.

Keempat, taat kepada Nabi Muhammad menjadi wasilah mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT.

Dalam QS Ali Imran ayat 132 Allah SWT berfirman:

وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۚ.

Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat.” (QS ali-Imran [3]: 132).

Kelima, mengimani Nabi Muhammad SAW sebagai pertanda orang-orang yang akan mendapatkan keberuntungan. Berkenaan dengan ini, Allah SWT berfirman:

فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.

Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman kepadanya (kepada Muhammad), memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.” (QS al- A’raf [7]: 157).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, alangkah tepatnya kita sebagai orang beriman dan sebagai orang yang mencintai Nabi Muhammad untuk meneguhkan kembali keimanan kita kepadanya yang salah satunya dapat dibuktikan dengan memperbanyak shalawat kepada beliau.

Marilah kita bershalawat kepada Rasulullah SAW, sebagaimana Allah SWT memerintahkan orang-orang mukmin untuk selalu bershalawat kepadanya.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab [33]: 56).

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad.

Penulis adalah seorang peneliti kelahiran Garut.
 


Hikmah Terbaru