NADIRSYAH HOSEN
Kolomnis
Waktu adalah misteri yang tak pernah ingin berbagi rahasia. Ia berjalan tanpa henti, mengalir tanpa jeda. Taufan, anak muda yang tengah galau, belajar tentang itu dari langit senja yang perlahan berubah gelap, seperti pesan diam-diam bahwa setiap hal memiliki akhirnya. Dan di bawah langit itu, ia bertemu dengan seseorang yang mengajarkannya arti waktu seorang lelaki tua yang duduk di sudut taman dengan buku lusuh ditangannya.
“Duduklah, Nak,” kata lelaki tua itu, dengan suara yang serak tapi menenangkan. Taufan menuruti, tanpa tahu kenapa. Mungkin karena matanya, mata yang membawa ribuan kisah yang belum selesai diceritakan.
“Pernahkah kau merasa kehilangan sesuatu, bahkan sebelum kau tahu apa yang hilang?” tanyanya. Taufan terdiam. Pertanyaan itu terlalu dekat dengan hatinya.
“Aku merasa kehilangan waktu,” jawabnya akhirnya. “Hari-hari terasa seperti debu yang tertiup angin, hilang begitu saja.”
Lelaki tua itu tersenyum kecil. “Kau tahu, waktu memang seperti itu. Tapi tidak semua orang merugi karenanya.”
Taufan menatapnya, meminta penjelasan tanpa kata. Lelaki itu membuka buku di tangannya, halaman yang hampir koyak. “Ada pelajaran tentang waktu dalam Al-Qur’an. Surat Al-‘Asr. Pernahkah kau mendengarnya?”
Taufan mengangguk samar. “Demi masa, manusia dalam kerugian,” gumamnya, mengingat potongan ayat yang pernah didengarnya di masa kecil.
“Benar,” kata lelaki tua itu. “Tapi ayat itu tidak berhenti di sana. Ada rahasia untuk keluar dari kerugian itu.”
Taufan menunggu. Angin bertiup, membawa suara dedaunan yang berbisik.
“Empat hal,” lanjutnya. “Iman, amal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.”
Ia menutup bukunya perlahan, seolah menutup pembicaraan yang terlalu berat untuk malam itu. Tapi Taufan tidak ingin berhenti mendengar.
“Bagaimana cara memulainya?” tanyanya, tanpa sadar suaranya terdengar seperti permohonan.
Lelaki tua itu menatapnya dengan sorot lembut, seperti matahari yang terbenam dengan tenang. “Mulailah dengan iman. Percaya bahwa setiap detik yang kau miliki adalah titipan. Lalu isi detik itu dengan sesuatu yang berarti, untuk dirimu dan orang lain.”
Taufan mengangguk lagi, meski dalam hati masih penuh pertanyaan. Tapi malam itu, di bawah langit waktu, ia merasa seperti diberi arah.
Lelaki tua itu pergi sebelum Taufan sempat bertanya lebih banyak. Tapi kata-katanya tertinggal, seperti bintang kecil yang berkedip di gelap malam. Ia mulai memandang waktu dengan cara yang berbeda, bukan sekadar hitungan detik, tapi kesempatan untuk beriman, beramal, dan berbagi.
Malam itu, saat langit menggantungkan sunyinya, Taufan berjalan pulang dengan hati yang lebih ringan. Kata-kata lelaki tua itu bergema di dalam dirinya, seperti nyala lentera di jalan yang gelap. Di setiap langkahnya, ia mengulang-ulang pesan yang ditinggalkan, hingga tiba-tiba ia merasa bahwa waktu, yang selama ini terasa seperti musuh, berubah menjadi teman.
Ia berhenti sejenak di tepi jalan, memandang bintang yang berkedip, lalu mengucapkan ayat itu dalam hati, menerjemahkannya dengan nada yang lirih dan penuh rasa:
“Demi masa,
sesungguhnya manusia tenggelam dalam kerugian,
kecuali mereka yang beriman dengan teguh,
yang menabur amal shalih sebagai benih,
dan saling menasihati dalam kebenaran yang indah,
juga dalam sabar yang tak pernah lelah.”
Dan di bawah langit waktu, Taufan pun berjanji—untuk menjadi salah satu dari mereka. Yang memaknai iman, yang merawat amal, yang berbagi kebenaran, dan yang bertahan dalam sabar, hingga waktu menjemput akhirnya.
KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia
Terpopuler
1
Keutamaan Bulan Sya’ban dan Nisfu Syaban dalam Hadits Nabi
2
PCNU bersama Pemkot, ATR/BPN, dan Kemenag Launching Menuju Bandung Kota Wakaf dan Pelaksanaan Wakaf Hijau
3
Inilah Sejumlah Agenda Haul Masyayikh Pesantren Sunanulhuda 2025
4
Innalillahi, Mustasyar PCNU Cianjur KH R Abdul Halim Meninggal Dunia
5
Tiga Pemain Keturunan Resmi Jadi WNI: Amunisi Baru Perkuat Timnas Indonesia
6
Peralihan Arah Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah Terjadi di Bulan Syaban
Terkini
Lihat Semua