• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Ketika Islam di Andalusia: Mengenang Masa Lalu (2)

Ketika Islam di Andalusia: Mengenang Masa Lalu (2)
Ketika Islam di Andalusia: Mengenang Masa Lalu (2)
Ketika Islam di Andalusia: Mengenang Masa Lalu (2)

Pikiran-pikiran mereka terus dibaca di pusat-pusat pendidikan Islam. Beberapa di antara para intelektual dan bijakbestari itu adalah : Al-Zahrawi, Ibnu Hazm, Ibnu Thufail, Ibnu Rusyd‎, Ibnu Arabi, Ibnu Bajah, Ibnu Malik dan Al-Syathibi. Mereka adalah para filsuf, ilmuwan, fisikawan, psikolog, sastrawa, ahli hukum dan ahli teori hukum (Ushul fiqh) dan lain-lain.


Ini hanya untuk menyebut beberapa nama saja dari sekian banyak cendikiawan dan intelektual dan ilmuwan lain, dan hanya untuk disiplin ilmu-ilmu humaniora belaka dari sekian banyak disiplin ilmu pengetahuan, seperti fisika, biologi, matematika dan metafisika.


Kepiawaian ilmiyah mereka diperoleh melalui pergumulan dan dialektika intelektual yang ketat, kritikal, dinamis dan bergetar dengan beragam tradisi dan kebudayaan, terutama kebudayaan Helenistik-Yunani berikut para tokoh-tokoh besarnya, semacam Pytagoras, Socrates, Plato, Aristo, Galenus, Plotinus, dan lain-lain. Nama-nama cendikiawan, filosof, dan sufi muslim di atas dan karya-karya intelektual mereka terus dibicarakan dan dibaca bangsa-bangsa di dunia, terutama Eropa, selama berabad-abad. Melalui para ilmuan, filosof dan bijakbestari muslim di atas, dunia Barat mengenal ilmu pengetahuan, filsafat dan sebagainya.


Cerita di atas dikemukakan sama sekali bukan dalam kerangka apologia, membanggakan masa lampau, melainkan sekedar untuk mengingatkan, menyadarkan dan membangunkan kita dari tidur nyenyak yang panjang, sekaligus membangkitkan gairah masyarakat muslim hari ini guna menemukan kembali prestasi yang hilang sebagai tanggungjawab masa depan peradaban manusia.


Kisah itu dalam waktu yang sama memperlihatkan kepada kita betapa masyarakat muslim awal bisa bekerjasama dengan orang lain (the others), menghargai kebudayaan dan peradaban manusia, siapapun, beragama apapun, berkulit apapun dan dari manapun asalnya, sekaligus mengapresiasi dengan sungguh-sungguh ilmu pengetahuan manusia termasuk “Ulum al-Awa-il” (ilmu-ilmu pengetahuan klasik pra Islam). Semua ilmu pengetahuan yang baik dan bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan adalah anugerah Tuhan. Dia memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.


Ahli hadits, Al-Sakhawi dalam bukunya "Al-Maqashid al-Hasanah" menyatakan :


خُذِ الْحِكْمَةَ وَلَا يَضُرُّكَ مِنْ أَيِّ وِعَاءٍ خَرَجَتْ


“Ambillah hikmah, tak akan merugikanmu, darimana pun ia datang”.


Hadits yang lain menyebutkan :


الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ المُؤْمِنِ فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا


“Hikmah adalah barang yang hilang dari tangan seorang muslim. Maka jika dia menemukannya dia lebih berhak mengambilnya kembali”.


Al-Kindi (w. 873 M), seorang filsuf muslim awal terkemuka, mengatakan :


ينبغِى لَنَا اَنْ لَا نَسْتَحْيِى مِنْ اِسْتِحْسَانِ الْحَقِّ وَاقْتِنَاءِ الْحَقِّ مِنْ اَيْنَ اَتَى وَإِنْ أَتى مِنَ الْاَجْنَاسِ الْقَاصِيَةِ عَنَّا وَالْاُمَمِ الْمُبَايِنَةِ لَنَا


“Seyogyanya kita tidak merasa malu menerima dan menjaga suatu kebenaran dari manapun ia berasal, meski dari bangsa-bangsa yang jauh dan berbeda dari kita”. (Filosof al-Kindi).


Sayyed Hossein Nasr, cendekiawan muslim kontemporer dari Iran yang terkenal mengatakan : “ Islam menjadi ahli waris khazanah kecendikiaan semua peradaban besar dunia sebelumnya, kecuali peradaban besar Timur Jauh, serta menjadi sebuah tempat berlindung di sebuah jagat ruhani baru”.


Kita tak bisa mengatakan kecuali bahwa Islam memang hadir untuk semua manusia dan menjunjungtinggi semua peradaban dan semua kebudayaan manusia. Islam adalah agama terbuka, inklusif dan (seharusnya) menjadi anugerah keindahan bagi semesta (Rahmatan lil ‘Alamin).


Mohammad Iqbal, filsuf dan sastrawan besar dari Pakistan, menyampaikan pesan kepada manusia muslim:


Wahai, kau yang lahir di bumi seindah mawar
Yang lahir dari rahim pribadi
Jangan ingkar akan pribadimu
Berpeganglah padanya
Jadilah setitik air dan reguklah samudra ini
Sang pribadi yang berkilauan itulah sifatmu
Perteguh pribadimu dan kau kekal selamanya
Kau punya wujud, tapi takutkah kau jika tak berwujud?


Di tempat lain, dia bilang :


Bukalah matamu, pandang dunia, bintang dan angkasa raya
Lihatlah sang mentari terbit di Timur dengan gembira
Lihatlah semesta raya yang tak berkudung itu bertaburkan cahaya
Kenangkan rindu dendam hari perpisahan
Tapi, jangan engkau lelah melangkah
Pandang perjuangan dalam harap dan cemas
Seisi alam semesta ini adalah milikmu
Kuasailah mereka


Hikmah Terbaru