Hikmah KOLOM BUYA HUSEIN

Kenangan Manis di Tepi Sungai Nil

Jumat, 3 Januari 2025 | 16:51 WIB

Kenangan Manis di Tepi Sungai Nil

Sungai Nil. (Foto: NU Online).

Dalam sendiri yang sepi tiba-tiba  saja aku ingat masa lalu yang indah: 


Saat aku di Kairo, aku acap menikmati alunan suara indah penyanyi legendaris Umi Kultsum. Di samping lagu "Al Athlal", (puing-puing) , aku senang mendengarkan suara indah " Bintang dari Timur" Itu menyanyikan puisi  "Ruba'iyyat (Quatrin) gubahan Omar al Khayyam, seorang penyair, filsuf, fisikawan dan matematikawan, kelahiran Persia. 


Bait yang aku suka antara lain ini :


لا تشغل البال بماضي الزمان
ولا بآتي العيش قبل الأوان
واغنم من الحاضر لذاته
فليس في طبع الليالي الأمان


 غدا بِظَهْرِ الغيب واليومُ لي 
وكمْ يَخيبُ الظَنُ في المُقْبِلِ 
ولَسْتُ بالغافل حتى أرى 
جَمال دُنيايَ ولا أجتلي


Tak usah kau sibuk 
melamun masa silam yang pergi
Dan mengangankan esok yang belum hadir
Lakukan saja apa yang bisa kau kerjakan hari ini


Dalam gelap malam tak kan 
kau temukan keindahan


Esok adalah misteri
Hari ini milikku


Betapa angan-angan masa depan
Acap bikin aku kecewa


Untung aku bukan pelupa
Hingga aku masih bisa menatap
Indahnya duniaku ini


Lalu di bagian lain Omar menulis puisi yang menggetarkan


 أَفْنَيْتُ عُمْرِى فِى ارْتِقَابِ الْمُنَى   
وَلَمْ أَذُقْ فِى الْعَيْشِ طَعْمَ الْهَنَا
وَإِنَّنِى أَشْفِقُ أَنْ يَنْقَضِى    
عُمْرِى وَمَا فَارَقْتُ هَذَا الْعَنَا


Telah kuhabiskan umurku 
Untuk mengejar harapan demi harapan
Tetapi aku tak mencecap   
Indahnya harapan itu


Aku cemas umurku akan habis  
sedang lelahku 
tak pernah lepas jua


 يا عالمَ الأسرار عِلمَ اليَقين
وكاشِفَ الضُرِّ عن البائسين
يا قابل الأعذار عُدْنا إلى
ظِلِّكَ فاقْبَلْ تَوبَةَ التائبين


Duhai, Engkau yang mengetahui segala rahasia hati
Duhai Engkau yang menyembuhkan segala luka dan nestapa
Duhai Engkau yang memaafkan segala dosa 
Peluklah dalam dekapan-Mu. 
Mereka yang ingin kembali kepada-Mu


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU