• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Hikmah

Hikmah di Balik Seorang Ayah yang Selalu Menggembirakan Anaknya

Hikmah di Balik Seorang Ayah yang Selalu Menggembirakan Anaknya
(Foto: NU Online)
(Foto: NU Online)

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya selalu dalam keadaan bahagia dan gembira. Untuk itu mereka berjuang dan bekerja keras pagi, siang, sore, dan malam bahkan sampai tidak mengenal waktu banting tulang mencari nafkah untuk membahagiakan anak-anaknya. 

Dilansir dari islam.nu.or.id dikisahkan bahwa Sayyidina Ali bin Abu Thalib RA bercerita tentang seorang laki-laki yang mendatangi Nabi Muhammad SAW bermaksud untuk mengadukan persoalannya.

Laki-laki itu kemudian duduk bersimpuh di hadapan Rasulullah SAW yang sedang duduk bersama sahabat lainnya. Ia kemudian menceritakan persoalannya kepada Rasulullah SAW dan juga di depan para sahabat nabi yang lainnya. 

“Ya Rasulullah. Aku telah berdosa. Aku mohon kau tebus dosaku,” kata laki-laki tersebut memohon dengan kerendahan hati.

“Memang apa dosamu?” tanya Rasulullah SAW.

“Aku malu mengatakannya.”

“Apakah kau malu mengatakannya kepadaku. Tetapi mengapa kau tidak malu kepada Allah. Padahal Dia melihatmu. Bangun! Pergilah agar api (azab) tidak menimpa kami,” kata Rasulullah meninggi.

Laki-laki itu kemudian bangkit dan meninggalkan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya. Air matanya jatuh menetes. Ia pergi dengan perasaan sia-sia dan putus asa, lalu hilang dari pandangan para sahabat. Jibril AS lalu mendatangi Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Ia menegur sikap Rasulullah SAW terhadap mereka yang datang menyerahkan diri untuk penebusan dosa.

“Wahai Muhammad Rasulullah, mengapa kau membuat laki-laki yang berdosa tadi putus asa? Padahal ia memiliki tebusan (kafarah) meski dosanya begitu banyak,” kata Jibril AS.

“Apa kafarah yang ia miliki?” tanya Rasulullah SAW.

“Laki-laki itu mempunyai anak kecil di rumah. Kalau ia pulang, anak kecil itu selalu menyambut ayahnya dengan gembira. Laki-laki itu memberikan makanan atau mainan yang membuatnya gembira. Jika anaknya gembira, maka itulah kafarah baginya,” kata Jibril AS.

Kisah ini diangkat oleh Syekh M Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Qami‘ut Thughyan ala Manzhumah Syu’abil Iman (Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun), halaman 26. Wallahu a‘lam.

Artikel ini telah dimuat di NU Online dengan judul Kisah Sahabat Rasul yang Selalu Membuat Anaknya Gembira 


Hikmah Terbaru