• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 30 Juni 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Gaya dan Ekspresi Bicara Juru Dakwah Agama

Gaya dan Ekspresi Bicara Juru Dakwah Agama
(Ilustrasi: NU Online).
(Ilustrasi: NU Online).

Tadi sore, dalam perjalanan menuju ke Cirebon, untuk ngaji di Umah Ramah, staf yang menjemputku menyampaikan keluh begini : 


"Aku sering melihat banyak para juru dakwah agama yang menyampaikan dakwahnya dengan intonasi keras, suara meninggi, retorika emosional dan menggurui. Jari-jari telunjuknya diarahkan entah kepada siapa. Sebagian dari mereka menyebut secara eksplisit di hadapan publik nama orang/pihak yang dinilai atau dipandangnya melakukan kesalahan, melanggar syari'at (aturan Tuhan) atau semacamnya ". 


"Bagaimana hal itu menurut Nabi ya Buya ?", katanya. 


Aku mengatakan, sepengetahuan dan seingatku ada hadits shahih  dari Abu Hurairah, sahabat Nabi yang menyebutkan : 


: يا رَسُولَ اللهِ، ادْعُ علَى المُشْرِكِينَ قالَ: إنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وإنَّما بُعِثْتُ رَحْمَةً. (أخرجه مسلم)


Wahai Rasulullah : "Do'akan celaka orang-orang musyrik itu". Nabi menjawab : " Aku tidak diutus untuk mengutuk orang. Aku diutus hanya untuk menyebarkan kasih-sayang". (Hadits Muslim). 


Ini sungguh indah sekali. 


Lalu ada hadits sahih lagi dari Anas bin Malik, sahabat Nabi yang lain mengatakan :


لَمْ يَكُنِ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ سَبَّابًا، ولَا فَحَّاشًا، ولَا لَعَّانًا


"Nabi tidak pernah mencacimaki, berkata-kata kotor dan mengutuk orang". (Hadits Bukhari). 


Para ulama mengomentari dua hadits di atas : 


الدُّعاءُ على النَّاسِ بالشَّرِّ أو باللَّعنِ ليْس مِن صِفاتِ المسْلمِ؛ لأنَّ الإسلامَ يَحُضُّ على التَّراحُمِ والمودَّةِ وحُسنِ التَّعامُلِ بيْنَ النَّاسِ، والدُّعاءُ باللَّعنِ يَتعارَضُ مع هذه المعاني، ويُنافي أخلاقَ المؤمِنينَ الَّذين وَصَفهم اللهُ تَعالَى بالرَّحمةِ بيْنهم، والتَّعاوُنِ على البِرِّ والتَّقوى.


"Mendoakan buruk atau mengutuk orang bukanlah sifat seorang muslim. Karena Islam srlalu mendorongnya untuk saling menyayangi, saling mengasihi dan memperlakukan dengan baik. Mengutuk orang bertentangan dengan nilai-nilai moral ini dan bertentangan dengan akhlak orang-orang beriman yang disebut oleh Allah dengan saling mengasihi, kerjasama dalam kebaikan dan taqwa."


Siti Aisyah, istri Nabi, mengatakan : 


كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذا بلَغَه عنِ الرَّجلِ الشيءُ لم يَقُلْ: ما بالُ فُلانٍ يَقولُ: كذا وكذا، ولكن يَقولُ: ما بالُ أقوامٍ يَقولونَ: كذا، وكذا


"Jika Nabi mendengar kabar ada seseorang yang mengatatal hal yang tak patut, beliau tidak menyebut nama pelakunya : si fulan mengatakan begini (yang tak patut). Beliau mengatakan: " Ada orang-orang yang mengatakan begini, begini. "


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru