Jadi ingat ceramah dari almarhum KH Zaenudin MZ puluhan tahun silam, banyak orang yang salah menggunakan dalil. Sebagai contoh, dalil tentang birrul walidain, berbakti kepada kedua orang tua yang seharusnya menjadi pegangan seorang anak, justru dipakai oleh orang tua untuk "menekan" anak-anaknya . Sebaliknya anak-anaknya malah menggunakan dalil tentang pentingnya perhatian dan besarnya tanggung jawab orang tua kepada mereka.
Ada juga dalil tentang besarnya pahala orang yang rajin bersedekah yang seharusnya dipegang oleh orang kaya, eh malah dipakai alat oleh orang miskin agar dia mendapatkan sedekahnya. Begitu juga sebaliknya si kaya malah menggunakan dalil;
ولا تكونوا كلا على الناس
" jangan kau jadi beban untuk orang lain"
untuk menakuti si miskin.
Demikian pula seorang kiai hampir setiap amanat di depan santrinya bercerita tentang pentingnya ta'dzim santri kepada gurunya, malah ditambah kalau tidak ta'dzim pasti akan kualat. Eh santrinya juga sama malah bercerita tentang kewajiban guru kepada muridnya.
Ada lagi dalil tentang pentingnya rakyat harus taat kepada pemerintah dijadikan kunci oleh para pejabat untuk menjadi andalan mereka dalam setiap sambutannya. Sementara rakyat malah megang dalil:
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته
yakni tentang pertanggungjawaban yang harus dipikul oleh orang yang memiliki jabatan di akhirat kelak, yang seharusnya dalil ini menjadi pegangan para pejabat.
Baca Juga
Bahaya Anti Bermadzhab
Yang paling populer saat ini, seharusnya dalil tentang pentingnya hormat kepada dzurriyah Rasulullah SAW dipegang oleh orang biasa (yang bukan keturunan) eh malah sering dibacakan dengan faseh dan lantang oleh para dzurriyah dengan dibumbui oleh ancaman bagi mereka yang tidak mau hormat.
Celakanya lagi orang biasa juga malah memakai dalil tentang kesamaan derajat antara satu suku dengan suku lainnya, antara orang biasa dengan dzurriyah, karena yang menjadi kriteria "penilaian " dari Allah adalah ketakwaannya, bukan keturunannya. Padahal harusnya dalil ini dipegang para dzurriyah dan orang biasa memegang dalil tentang ta'dzim kepada dzurriyah Rasulullah, jadi pas seimbang.
Mari kita bersikap proporsional dalam menggunakan dalil, agar semuanya berjalan sesuai anjuran Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu yahdina ila sabilil haq.
KH Ahmad Ruhyat Hasby (Kang Uyan), Pengasuh Pondok Pesantren Attarbiyah Karawang
Terpopuler
1
Jadwal Lengkap Keberangkatan dan Kepulangan Jamaah Haji 2025
2
Khutbah Jumat Singkat: Agar Rezeki Halal dan Pahala Melimpah, Jadikan Pekerjaan sebagai Jalan Ibadah
3
Mengapa Amerika Keberatan dengan GPN & QRIS?
4
Jelang Konfercab PCNU Kabupaten Bogor, KH Abdullah Nawawi Mdz Ingatkan Pentingnya Menjaga Adab dan Ukhuwah
5
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Keberangkatan Kloter Pertama Haji pada 2 Mei 2025
6
Asrama Haji Indramayu Siap Sambut Pemberangkatan Kloter Pertama Jamaah Haji 2025
Terkini
Lihat Semua