• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Hikmah

Esensi tetap, Form Bisa Berubah

Esensi tetap, Form Bisa Berubah
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Oleh: KH Husein Muhammad
Di hadapan para maha santri Ma' had Ali dan mahasiswa Pasca sarjana IAIN Nurjati, tadi sore, aku menyampaikan ini :

Al Syeikh Dr. Yusuf al Qardhawi dalam bukunya Bagaimana kita memahami al Sunnah mengatakan :

ان الوسآئل قد تتغير فى عصر من العصور ومن بيئة الى أخرى بل هى لا بد متغيرة . فإذا نص الحديث على شيئ منها فإنما هى لبيان الواقع لا ليقيدنا بها ويجمدنا عندها ". بل لونص القرآن نفسه على وسيلة مناسبة لمكان معين وزمان معين فلا يعنى ذلك ان نقف عندهاو ولا ان نفكر فى غيرها من الوسائل المتطورة بتطور الزمان والمكان.   (يوسف القرضاوى , كيف نتعامل مع السنة النبوية, دار الشروق, القاهرة, ط 2, 2002, ص 160 )

"Sarana dan cara bisa berubah/berkembang dari masa ke masa, dan dari satu lingkungan sosial ke lingkungan sosial yang lain. Bahkan seharusnya berubah-ubah. Bila ada teks hadits yang menunjuk pada hal tersebut, maka ia sesungguhnya memotret realitasnya, bukan untuk mengikatkan diri kepadanya dan tidak pula untuk membuat kita terpaku padanya,,,”.

Kita perlu mencari sarana, (cara, jalan dan mekanisme lain),  sejalan dengan perkembangan zaman dan keberbedaan ruang sosial”. Contoh, jika Nabi membersihkan gigi dengan “Siwak” dari kayu “Arok”, maka hari ini kita bisa menggantinya dengan sikat gigi berikut pastanya. Jika dulu Nabi dan para sahabatnya mempertahankan diri dari serangan musuh dengan menggunakan panah atau mengendarai kuda, maka hari ini kita bisa menggunakan senjata-senjata api dan mengendarai tank baja, pesawat tempur, dll.

Jika dulu Nabi pergi haji naik unta, hari ini kita naik kendaraan bermesin, mobil atau pesawat terbang atau kapal laut, dll.

Ini adalah kaedah penting untuk pengembangan dan kemajuan Islam di manapun, termasuk di Nusantara. Ia adalah bagian dari dasar  “Islam Nusantara” yang tak dimengerti kaum konservatif tekstualis radikal itu.
Lalu aku juga menyampaikan bahwa berpikir analogis dan rasional serta menggunakan akal budi adalah Niscaya

النصوص مهما كثرت  متناهية والوقائع غير متناهية وما لا يتناهی لا يضبطه ما يتناهی المتناهى فلا بد من العمل بالقياس والراي 

Teks-teks suci betapapun banyaknya adalah terbatas, sedangkan peristiwa-peristiwa kehidupan tak terbatas. Sesuatu yang tak terbatas tak mungkin dijawab oleh yang terbatas.  Maka menggunakan cara analogis dan menggunakan akal budi adalah niscaya.

Tanpa mekanisme tersebut, kita akan ditinggalkan, menjadi komunitas terbelakang  dan konsumen.

Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru