• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Hikmah

Ciri Mukmin dalam Al-Qur'an

Ciri Mukmin dalam Al-Qur'an
Al-Mukmin, orang yang beriman. (Dok. Seputar Kaligrafi)
Al-Mukmin, orang yang beriman. (Dok. Seputar Kaligrafi)

Oleh Kyai Hasan Syadzili
Orang beriman dalam Alquran disebut mukmin. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Itulah mukmin sejati.

Dalam hal tersebut mengutip ayat Al Qur'an surat Al Anfal ayat 2-3 yang mengungkap tanda seorang mukmin. Yang pertama adalah.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka”. Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah, muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya sebagai bentuk mengagungkan Allah. tutur Kyai Hasan menjelaskan ayat tersebut.

Kalimat tauhid, sebagai sebuah kalimat agung, harus digunakan untuk mengagungkan Yang Maha Agung, tentunya harus dibarengi dengan pengagungan kepada Allah SWT melalui akhlak yang baik.

Kalimat Tauhid lebih bijak digunakan untuk mengagungkan Allah SWT, menghadirkan rasa aman kepada orang yang mendengarnya, bukan malah sebaliknya, yaitu membuat orang takut karena ucapan asma Allah yang diucapkan". 

Yang kedua: 

 وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)”.

Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang  ketika Al Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman.

Ayat Al Qur'an harus menjadi prioritas utama dalam diri kaum muslimin, menjadikan ayat-ayat Al Qur'an sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Yang ketiga: 

وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal”.

Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Di saat kita diberi cobaan saat ini berupa Pandemi yang hampir keseluruhan penjuru dunia. Tentu sangat berpengaruh semua sendi ekonomi, sosial hingga politik, oleh karena itu hanya satu jalan kita, yaitu kembali kepada Allah SWT. 

Menyandang segala urusan disaat sulit seperti ini hanya kepada Allah SWT, Tawakal dan terus ikhtiar berusaha untuk keluar dari keadaan yang melanda kita semua.

Yang keempat: 

ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ

“(yaitu) Orang-orang yang mendirikan shalat”.

Orang yang beriman akan mendirikan shalat secara sempurna, baik shalat yang hukumnya wajib maupun yang dianjurkan. Shalat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT.

Yang kelima:

وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

“Dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka".

Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Kondisi saat ini adalah melatih diri kita untuk kembali kepada Allah SWT, disaat-saat sulit seperti inilah Allah SWT menguji kepada hamba-Nya untuk bertawakal dan mendermakan hartanya dalam keadaan sulit.  Kalau mendermakan harta dalam keadaan lapang, itu hal bisa. Disaat inilah kondisi paling ditunggu-tunggu oleh Allah SWT agar kita selalu memperhatikan lingkungan bersama, bagaimana tetangga kita, kondisi sosial dan ekonomi, mari saling membantu satu sama lain.

أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا

“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya”.

Seorang yang benar-benar beriman, dan akan mendapatkan derajat disisi Allah SWT sebagai golongan yang diakui di hadapan Allah SWT.

Penulis adalah Mustasyar NU Citayam Kabupaten Bogor.
Disalin oleh Abdul Hakim

 


Editor:

Hikmah Terbaru