1. Raih ridha orangtua dan ridha Tuhan.
Sudah banyak bukti bahwa kehidupan seseorang akan penuh dengan keberkahan, kemudahan, kebahagiaan dan sukses yang luarbiasa, jika ia berbakti kepada orang tuanya hingga mereka ridha terhadapnya.
Apabila ia mendapat keridhaan orangtua, otomatis ia juga akan meraih ridha Allah. Sebab ridha dan murka Tuhan digantungkan kepada ridha dan murka kedua orangtua, sebagaimana penjelasan hadits Nabi Saw:
رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَ سُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
Baca Juga
Keistimewaan Akal
“Ridha Allah tergantung kepada ridha orangtua dan murka Allah terletak pula pada murka orangtua.” (H.R. At-Tirmidzi , Hakim dan Ibnu Hibban)
Jangan sampai seorang anak membuat orangtuanya kecewa, sakit hati dan menangis sedih akibat tingkah laku anaknya yang memalukan dan kurang ajar. Itu akan menjadi bencana yang akan menyusahkan sang anak. Apa saja yang diusahakannya akan berakhir dengan kegagalan.
Bahkan keturunannya pun akan lebih dahsyat lagi kedurhakaannya. Karena itu jika kita ingin punya keturunan yang berbakti kepada orangtua, maka harus diawali dari kebaktian kita kepada orangtua kita sendiri. Sebagaimana petunjuk Nabi Muhammad Saw:
بِرُّوْا اۤبَائَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَائُكُمْ
“Berbaktilah kamu sekalian kepada bapak-ibumu, niscaya anak-anakmu akan berbakti pula kepadamu.” (H.R. Al-Hakim).
2. Jaga pergaulan.
Pergaulan itu dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan seseorang. Jika pergaulannya sehat dan baik dengan mempergauli orang-orang yang saleh, rajin, jujur, selalu berpikir positif dan optimis, niscaya berbagai kebaikan dan kesuksesan akan diraihnya.
Sebaliknya jika bergaul dengan orang yang malas, pembohong, buruk perangainya, niscaya ia akan merugi, menyesal dan gagal meraih cita-citanya.
3. Perkaya diri dengan skill dan pengetahuan.
Dengan memiliki berbagai skill dan pengetahuan, seseorang tidak akan bingung terhadap masa depannya. Karena ia bisa banyak menerima tawaran kerja karena kemampuan skill dan pengetahuan yang dimilikinya. Bahkan ia bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, lebih mengembangkan diri dan masyarakatnya.
4. Berguna bagi sesama insan.
Untuk menjadi orang terbaik, tidak harus punya jabatan tinggi, prestasi yang moncer, harta benda yang berlimpah, namun cukup hanya dengan menjadi orang berguna bagi sesama, maka seseorang dianggap oleh Nabi Muhammad saw sebagai manusia yang terbaik, sesuai dengan sabdanya:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling berguna bagi sesama."(H.R.al-Qadha'iy)
Apa saja yang kita miliki baik ilmu, harta, jabatan, tenaga, pikiran, maka usahakanlah semua itu bisa bermanfaat bagi sesama. Ilmu disebarkan untuk mencerdaskan dan mencerahkan manusia, harta disalurkan untuk membantu siapa saja yang kesusahan, jabatan dimanfaatkan untuk menolong orang-orang lemah, menegakkan keadilan, memperkuat dakwah, dan menciptakan kemaslahatan umum.
Lalu tenaga dan pikiran bisa dikerahkan untuk membantu kelancaran dan kesuksesan hal-hal yang positif, menciptakan karya-karya baru yang mempermudah kebutuhan manusia.
Cep Herry Syarifuddin (Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim Mekarsari Cileungsi Bogor)
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
Terkini
Lihat Semua