• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Garut

Rais Syuriah PCNU Garut Tegaskan NU Didirikan Untuk Menjaga Agama dan Negara

Rais Syuriah PCNU Garut Tegaskan NU Didirikan Untuk Menjaga Agama dan Negara
Rais Syuriah PCNU Garut Tegaskan NU Didirikan Untuk Menjaga Agama dan Negara
Rais Syuriah PCNU Garut Tegaskan NU Didirikan Untuk Menjaga Agama dan Negara

Garut. NU Online Jabar
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut, KH R Amin Muhyiddin Maolani mengungkapkan bahwa beruntung bagi orang yang ditakdirkan menjadi warga NU (Nahdliyin). Pasalnya, dalam setiap kegiatan yang berhuhungan dengan tradisi keislaman, disitulah warga nahdliyin dapat meraih keberkahan hidup. Keberkahan hidup yang dimaksud adalah pahala ibadah.


"Misalnya, ketika seseorang hadir dalam kegiatan-kegiatan islami semisal rajaban, muludan, dan sejenisnya yang kebetulan dilaksanakan di masjid, itu artinya mereka yang hadir pasti mendapatkan pahala. Misalnya pahala itikaf, pahala tolabul ilmi, dan pahala bersilaturahmi" jelasnya saat menghadiri kegiatan peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Ponpes Misbahul Hidayah, Desa Sukarame, Kecamatan Leles-Garut, Kamis (16/02/2023).


Kiai yang juga sebagai pengasuh Ponpes Assa'adah Limbangan Garut tersebut menuturkan, bahwa kegiatan-kegiatan seperti rajaban, muludan, dan yang sejenisnya merupakan ciri khas kegiatan ahlussunah wal jamaah annahdliyah. 


"Kalau sudah ahlussunnah wal jamaah, itu artinya sudah ber-NU. Dari kegiatan seperti rajaban, orang dapat mudah mengenal dan membedakan mana yang NU dan bukan NU. Sadar atau tidak, diakui atau tidak, jika seseorang terlibat dalam kegiatan semisal rajaban, muludan, dan sejenisnya, hal itu merupakan pengejawantahan dari warga NU itu sendiri." tuturnya.


Namun menurutnya, ber-NU itu tidak hanya cukup dengan beramaliyah saja. Tetapi ada beberapa syarat yang harus dimiliki jika kita ingin disebut NU, yakni muamalah (tindakan), fikrah (pemikiran), ghirah (semangat), dan harakah (pergerakan).


Kiai yang juga sebagai Wakil Rais syuriah PWNU Jawa Barat itu menegaskan bahwa NU dalam eksistensinya mempunyai dua moral tanggung jawab, yakni tanggung jawab dalam menjaga agama (himayatuddin) dan tanggung jawab menjaga negara (himayatul wathaniyah).


"NU diawal pendiriannya berkomitmen untuk menjaga dua hal yakni agama dan negara. Yang dijaga NU dalam hal agama yakni tentang akidah, amaliyah, dan akhlak ahlusunnah wal jamaah. Sementara dalam hal menjaga negara, NU berkomitmen untuk menjaga dan memelihara nilai-nilai kebangsaan." ucapnya.


Selain itu, terkait dengan komitmen NU dalam menjaga dan memelihara negara, Kiai R Amin Muhyiddin Maolani juga mengutarakan bahwa diawal-awal pendiriannya, para muassis NU secara tegas menegaskan bahwa bentuk negara yang cocok digunakan oleh bangsa Indonesia adalah Darussalam, bukan Darul Islam.


"Dalam muktamar NU ke-11 di Banjarmasin pada tahun 1936, seluruh  ulama NU menyepakati bahwa bentuk negara yang akan digunakan saat Indonesia merdeka nanti adalah negara Darusalam, bukan negara Darul Islam. Negara Darusalam yakni negara yang sejahtera, negara yang dapat menyelamatkan, serta mampu melindungi semua warga negaranya tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, dan golongan." tegasnya.


Perlu diketahui, kegiatan peringatan Isra Miraj yang diinisiasi oleh Rais Syuriah MWCNU Leles KH Abdul Qodir itu, dihadiri oleh unsur Forkopimcam Leles, jajaran aparatur Desa Sukarame, Para Pengurus PCNU Garut, pengurus MWCNU Leles, pengurus ranting, lembaga dan banom NU, serta ratusan warga Nahdliyin Kecamatan Leles.


Pewarta: Rudi Sirojudin Abas
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Garut Terbaru