• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Ekonomi

Penting Diwujudkan, Program Lanjutan Pasca-OPOP

Penting Diwujudkan, Program Lanjutan Pasca-OPOP
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat Kusmana Hartadji saat memberikan arahan kepada sejumpah pendamping OPOP 2020.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat Kusmana Hartadji saat memberikan arahan kepada sejumpah pendamping OPOP 2020.

Oleh Tudi Sopian Hamidi

Catatan Kecil Pendampingan OPOP 2020

Tulisan ini dibuat, sebagai bentuk apresiasi atas semangat serta gairah positif atas kehadiran kami di pesantren selama pelaksanaan OPOP 2020. Selaku pendamping, kami diterima sangat baik oleh pimpinan pesantren yang kami dampingi.

Program One Pesantren One Product (OPOP), yang saya nikmati perjalanannya selaku pendamping, telah memberi warna baru di pondok pesantren. Visi pemberdayaan ekonomi pesantren menuju kemandirian, merupakan cita-cita dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Program ini telah diikuti pula oleh provinsi lain di Indonesia.
Kehadiran pemerintah di pesantren, sangat dirasakan. Saya kebetulan ditugaskan di beberapa pesantren yang berada di pelosok garut, seperti Kecamatan Caringin, Bungbulang, Banjarwangi, Singajaya dan Cikajang.

Di antara sepuluh pesantren yang saya dampingi, sebagian besar berada di pinggiran. Untuk sampai ke lokasi, tidak lah mudah. Namun di balik itu, sambutan hangat atas kehadiran pendamping yang berseragam dengan lambang Jawa Barat dan Diskuk Jabar, serta didada tertulis UPTD P3W,  dirasakan mewakili hadirnya pemerintah di hadapan para pimpinan pondok pesantren tersebut.

Apresiasi mereka dibuktikan dengan munculnya gairah baru. Kehadiran OPOP 2020 seakan membuka suasana baru atas kehadiran teman bicara, dalam membahas ekonomi pesantren. Tidak jarang diskusi panjang berubah menjadi curahan keinginan dari pengasuh pesantren. 

Saya sangat apresiasi atas semangat dan gairah baru yang muncul itu. Semoga semangat tersebut tidak mengendur hanya karena pelaksanaan OPOP 2020 akan selesai di bulan Desember. Sebaliknya saya berharap, mereka bisa menjaga semangatnya sekalipun program sudah berkahir.

Dinamika kompetitif telah mereka nikmati dengan penuh semangat. Harapan tampak sangat kuat atas berkembangnya ekonomi pesantren sebagai dampak positif dari Audisi OPOP 2020 ini. Banyak cerita dan keinginan yang teruangkap, melalui kehadiran pendamping ke pesantren pesantren itu. Sudah selayaknya jika semangat ekonomi di tengah pesantren itu, dapat ditindaklanjuti dengan program lain yang mendukung.

Perlu adanya kegiatan teknis dan terukur dalam melanjutkan gairah tersebut, sesuai dengan potensi masing masing pesantren. Sebagai misal, ketika pendamping menemukan pesantren yang memiliki fokus bisnis dalam bidang perdagangan dengan asset yang lumayan besar, hendaknya dapat segera disambung dengan kehadiran dinas terkait.  

Selain itu, adanya keterlibatan pesantren dalam ruang inklusivitas, telah memberi nilai positif bagi terbangunnya tatanan ekonomi yang solid antara pesantren dengan pemerintah desa. Menurut saya, ini capaian yang luar biasa. Mereka misalnya, terlibat dalam menyusun rencana pengembangan ekonomi berbasis lingkungan. 

Kesuksesan pesantren yang fokus pada pertanian seperti Al-Ittifaq Ciwidey, memberikan inspirasi bagi sejumlah pesantren untuk mengikuti jejaknya. Hal ini cukup menarik karena antara satu pesantren dengan pesantren lainnya dapat saling belajar dalam mengembangkan usahanya.

Demikian beberapa contoh yang terekam selama beberapa bulan ini, saat kami turun mendampingi mereka. Cukup beragam usaha yang dipilih pesantren. Ada produksi tahu, madu, rempah-rempah, peternakan, dan lainnya.

Program pemberdayaan lanjutan, setelah OPOP berakhir, oleh karena itu, menjadi penting untuk segera dilaksanakan. Semangat para pengasuh dan santri dalam membangun kemandirian ekonomi pesantren, harus dijaga dan ditindaklanjuti dengan program pendukung. Dengan demikian, harapan Gubernur Ridwan Kamil untuk kemandirian ekonomi pesantren, dapat diwujudkan. 

Semoga catatan kecil ini bermanfaat.

Penulis adalah Pendamping OPOP 2020, Ketua OKK DPW Himpunan Pengusaha Santri Indonesia Jawa Barat.


Editor:

Ekonomi Terbaru