• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Daerah

Tradisi Botram Santri Ponpes al Halim Garut

Tradisi Botram Santri Ponpes al Halim Garut
Botram santri al Halim (Dok. PP al Halim)
Botram santri al Halim (Dok. PP al Halim)

Garut, NU Online Jabar

Setidaknya ada dua hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi santri, yaitu hari libur dan makan-makan yang disediakan oleh ndalem. Libur panjang santri berkesempatan pulang, sementara libur pendek adalah saat santri merasa bebas bermain. Sedangkan perkara makan-makan yang berasal dari ndalem adalah perkara kebahagiaan nyadong berkah.

Begitu pula para santri Pondok Pesantren al Halim Tarrogong Kaler Garut yang mendapatkan keistimewaan berupa botram setiap Peringatan Hari Besar Islam dan beberapa Hari Besar Nasional seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Santri.

Seperti saat peringatan Hari Santri akhir Oktober lalu, juga saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, botram menjadi acara inti yang ditunggu-tunggu para santri dan disambut dengan riang gembira.

Menurut pengasuh Ponpes al Halim, H. R. Moch. Romli, tradisi botram adalah bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT terutama nikmat yang kita peringati sampai sekarang.

“Kelahiran Nabi Muhammad SAW, kemenangan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, kemerdekaan Republik Indonesia, adalah sebagian kecil nikmat yang diberikan Allah SWT yang masih dan terus kita rayakan,” kata pemuda yang biasa dipanggil Den Omi ini.

Nikmat-nikmat tersebut, lanjut Den Omi, di samping kita rayakan juga harus disyukuri dengan cara berbagi seperti berbagi makanan dengan para santri. Pihak pesantren sendiri tidak pernah menghitung berapa yang dihabiskan untuk botram ribuan santri.

Teman nasi saat botram juga bukan lauk seadanya. Saat Hari Santri, botram dengan menu ayam, sementara ketika Maulid Nabi SAW, pesantren menyembelih seekor sapi.

“Hitung sendirilah berapa Kilogram beras, ayam, dan daging yang dibutuhkan hehe,” Katanya sambil terkekeh.

Para santri sendiri tampak ceria ketika berada di hadapan hidangan botram. Sebelum berdoa untuk makan, mereka dengan semangat menyanyikan mars Hari Santri dan ya lal wathon.

Setelah botram habis, kegembiraan berlanjut dengan acara saweran. Para pengasuh pondok akan membagikan uang dengan cara melemparkannya ke udara lalu para santri berebut mendapatkannya.

“Semoga dengan botram keberkahan akan makin mengalir, santri juga selalu bisa bahagia sehingga akan selalu sehat dan semangat dan ketika sudah lulus tidak hanya teringat soal ngaji tapi juga ingat soal nilai-nilai kebersamaan dan berbagi,” Pungkas Den Omi yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD dari PKB ini.

Pewarta : Muhyiddin
 


Editor:

Daerah Terbaru