• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Ekonomi

Di Fase Manakah Bisnis Pesantrenmu?

Di Fase Manakah Bisnis Pesantrenmu?
Produksi Jamur Merang dari Pesantren Raudhatul Irfan saat memenangi OPOP 2019, berpose bersama Wakil Gubernur Jabar H Uu Ruzhanul Ulum (Foto: koleksi Pesantren Raudhatul Irfan)
Produksi Jamur Merang dari Pesantren Raudhatul Irfan saat memenangi OPOP 2019, berpose bersama Wakil Gubernur Jabar H Uu Ruzhanul Ulum (Foto: koleksi Pesantren Raudhatul Irfan)

KH. Irfan Soleh
Setelah Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis menjuarai OPOP pada tahun 2019, banyak pesantren yang bertanya dan mengkonsultasikan bisnis pesantrennya. Beberapa di antaranya ada yang baru mau merintis dan ada juga yang sudah berjalan, namun ingin bisnisnya terus berkembang. Oleh karena itu, kami membuka divisi konsultan bisnis di komplek Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis - Quranicpreneur Bilingual School.

Di antara referensi literatur yang kami punya untuk mendeteksi di fase mana sebuah bisnis berada adalah buku It's Easy Building Up A Business; 6 Langkah Membangun Bisnis yang Menguntungkan dan Terus Berkembang Tanpa perlu "Diawasi" karya Cahyadi Kurniawan. Mau tahu apa saja 6 langkah tersebut? Di fase manakah bisnis pesantrenmu?

Sebelum memulai usaha, kita harus melihat alasannya terlebih dahulu. Apa alasan menjadi pengusaha atau apa alasan menjalankan sebuah bisnis? Bisa jadi karena pilihan bebas atau karena situasi yang memaksa. Tapi bagi pesantren, tentu niat ibadah yang pertama dan utama. Adapun selanjutnya, biasanya untuk membantu keuangan pesantren, baik untuk pembangunan sarana dan prasarana, ataupun untuk membantu beasiswa para santri yang tidak mampu. Santri dan civitas pesantren sudah sangat paham, bagaimana peran niat yang benar sebelum memulai sebuah aktivitas. Niat yang benar kemudian dijalani dengan proses yang baik, insyaallah akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan. Ada enam fase yang harus dilewati.Divisi layanan konsultasi OPOP Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis.

Fase pertama, dinamakan dengan fase cari makan atau survival. Pada fase ini perusahaan sedang berjuang untuk mencari makan. Tantangan utamanya adalah bagaimana mempertahankan perusahaan tetap survive. Perusahaan harus mampu mendapatkan pemasukan sebelum cadangan dana yang dimilikinya habis. Pada fase ini, perusahaan harus mampu mengatur aliran kas, segera mendapatkan pemasukan dan berusaha menghemat dana yang ada. Pada fase ini struktur perusahaan masih seadanya bahkan biasanya semua lini kerja dilakukan sendiri dan arus kas menjadi fokus utama. Cashflow harus sangat diperhatikan karena cash bagaikan darah bagi perusahaan. Perusahaan harus fokus untuk melampaui BEP. Artinya usaha pesantren kita harus berusaha untuk mendapatkan pemasukan yang melebihi total biaya operasional yang dikeluarkan

Fase kedua, cari duit (predictable cash growth). Fokus usaha pada fase ini adalah meningkatkan penjualan sehingga perusahaan harus fokus pada kegiatan pemasaran dan penjualan serta menciptakan pelanggan yang setia. Pada fase ini kita harus membangun tim pemasaran dan penjualan yang solid. Hal tersebut bisa dimulai dengan merekrut orang-orang yang berpotensi, melatih mereka, serta menjaga dan merawat mereka. Kita pun harus mengembangkan pengetahuan mengenai pasar yang kita hadapi. Jangan lupa fokus kita pada fase ini memang membesarkan omset. Tapi harus diperhatikan juga terkait kualitasnya, karena bisa jadi bumerang ke depannya. Jangan sampai ada kekecewaan melanda hati pelanggan.

Fase ketiga, cari sistem (systemize the routine). Fokus perusahaan pada fase ini adalah sistematisasi organisasi dan pengembangan perusahaan. Perusahaan sudah mulai berkembang, pekerjaan semakin banyak, dan struktur organisasi sudah semakin besar sehingga sistematisasi harus dilakukan. Sistematisasi bisa dilakukan dengan membuat struktur organisasi yang jelas, job description beserta KPI serta SOP masing-masing departemen. Pada fase ini juga, perusahaan perlu melakukan positioning produk atau jasa yang mereka jual sehingga bisa lebih efektif dan efisien dalam melayani pelanggan.

Fase keempat, cari orang (talent building). Pada fase ini sumber daya manusia merupakan tulang punggung perkembangan perusahaan. Perusahaan harus menarik orang-orang yang bertalenta, berkualitas dan mau bekerja demi tujuan perusahaan. Perusahaan fokus pada pembentukan tim yang solid. Untuk membentuk tim yang solid diperlukan beberapa hal seperti pemimpin yang berjiwa besar, tujuan bersama yang jelas, aturan main yang dipahami oleh semua anggota tim, rencana kerja yang jelas dan terperinci dan keterlibatan penuh seluruh anggota tim

Fase kelima dan keenam adalah ekspansi melalui sinergi (expansion through synergy) dan meraup hasil yang gemilang. Pada fase ini perusahaan sudah besar dan dikenal masyarakat luas sehingga saatnya ekspansi baik dengan membuka cabang baru, franchise, menjual lisensi pada pengusaha lain, atau melakukan joint venture dengan perusahaan lain. Pada fase ini kita sudah meninggalkan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan tinggal menerima hasil atau return dari pembagian dividen atau hasil transaksi perusahaan. Meskipun tentu sifat manusia tidak akan pernah merasa puas. Dengan melihat konsep life cycle product, cara agar perusahaan terus tumbuh adalah dengan kreativitas dan inovasi yang tiada henti

Setelah mengetahui fase-fase di atas, tinggal melakukan muhasabah, kira-kira unit usaha atau perusahaan pesantren kita sudah di fase yang mana. Kemudian terus berkreasi dan berinovasi agar bisa meningkat dari fase satu menuju fase-fase selanjutnya sampai bisnis bisa berjalan dan kita bisa dengan tenang fokus mengajar para santri. Duduk manis mengajar santri dengan pemasukan datang tidak dicari dan tanpa henti. 

Penulis adalah Pengasuh Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis - Quranicpreneur Bilingual School.


Editor:

Ekonomi Terbaru