• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Daerah

Kiai Syihab Bacakan Surat Al-’Alaq dan Al-Mudatsir sebagai Amanat untuk Peserta MKNU Depok III

Kiai Syihab Bacakan Surat Al-’Alaq dan Al-Mudatsir sebagai Amanat untuk Peserta MKNU Depok III
Rais Syuriyah PCNU Depok KH Syihabuddin Ahmad
Rais Syuriyah PCNU Depok KH Syihabuddin Ahmad

Depok, NU Online Jabar
Rais Syuriyah PCNU Depok KH Syihabuddin Ahmad berpesan kepada para peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) III Depok bahwa para peserta MKNU merupakan murid, adapun gurunya adalah para instruktur.

“Mulai saat ini Anda sudah menjadi murid di Madrasah Kader Nahdlatul Ulama. Gurunya ya para intruktur itu,” katanya memulai sambutannya pada MKNU yang berlangsung di kantor PCNU Depok yang berlangsung Sabtu-Ahad (20-21/3).

Lebih lanjut, ia mengajak kepada peserta MKNU untuk memahami dan menyelami firman Allah di surat pertama dan kedua dalam Al-Qur’an yang saling berkaitan. 

Ayat yang pertama turun adalah surat Al-‘Alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kata “Iqra’’, yang artinya bacalah! Maka, sebagai seorang murid kita harus selalu membaca. 

“Berarti kita disuruh belajar. Bagaimana kita bisa membaca kalau tidak belajar,” kata Kiai yang pernah nyantri di Pesantren Tebuireng itu.

Maka, setelah mengikuti MKNU harus banyak membaca sejarah NU dan para tokohnya. Dengan begitu kita semakin banyak tahu tentang Nahdlatul Ulama.

Kemudia ia kutip surat Al Muddattsir 1-7

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ ١”Hai orang yang berkemul (berselimut)”.  

“Bangunlah, lalu berilah peringatan”. قُمۡ فَأَنذِرۡ ٢

Ia berharap, setelah mendapat ilmu ke-NU-an dari para instruktur, peserta MKNU terbangung dan bergerak. Jangan hanya bertopang dagu.

“Beri peringatan dan informasi yang benar tentang NU kepada orang-orang di sekitar kita. Luruskan informasi yang salah,” tambah beliau.  

“Dan Tuhanmu agungkanlah”. وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣ 

Dimana kegiatan dan posisi kita, “Agungkan Allah”. Misalnya, jika jadi pegawai jangan korupsi dan  harus amanah. Setelah punya ilmu, bangun masyarakat dengan hukum dan aturan Allah.

“Karena kalimat “robbaka fakabbir” meskipun dibolak-balik tetap terdiri dari huruf ro’, ba’ kaf, fa’, kaf, ba’, ro’”. Itu rahasianya. 

“dan pakaianmu bersihkanlah”. وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ٤

Setelah itu, pantaskan dalam penampilan. Apalagi sebagai seorang pengurus. Jangan sampai terlihat tidak berwibawa.   

“dan perbuatan dosa tinggalkanlah”. وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ٥

Setelah membaguskan penampilan dan fisik, maka tinggalkan segala yang dilarang Allah. Tinggalkan kemaksiatan.

“Nah ini terkait pakain batin. Jangan iri, sombong dan takabbur,” tambahnya.  

وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ ٦  

“Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak”.

Walaupun sudah hebat semua lahir dan batin, namun jika memberi jangan sekali-kali mengharap balasan manusia. Begitu juga dalam berorganisasi, jangan mengharapkan pujian orang lain. “cukuplah Allah yang akan membalas”.

“dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah”. وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ ٧ 

“Mencari ilmu itu berat, mencari uang yang halal itu berat, berdakwa itu berat, mengajak   kebaikan itu berat, maka perlu kesabaran,” ini kuncinya.

Pewarta: Moch Ikmaluddin 

Editor: Abdullah Alawi


Daerah Terbaru