• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Tokoh

Jelang Haul Pertama Almaghfurlah KH A Bunyamin Ruhiat: Dua Nasihat yang Berlawanan

Jelang Haul Pertama Almaghfurlah KH A Bunyamin Ruhiat: Dua Nasihat yang Berlawanan
Jelang Haul Pertama Almaghfurlah KH A Bunyamin Ruhiat: Dua Nasihat yang Berlawanan
Jelang Haul Pertama Almaghfurlah KH A Bunyamin Ruhiat: Dua Nasihat yang Berlawanan

Sebelum memutuskan muqim secara total (sebelumnya saya bulak-balik Tasik-Jakarta seminggu sekali untuk rutinan pengajian bapak-bapak) mengurus pengajian anak-anak tetangga dan berhenti dari pekerjaan sebagai konsultan di dunia Pemberdayaan masyarakat (community development) yang sudah saya geluti sekitar dua puluh tahun, pada pertengahan tahun 2017 saya menghadap beliau untuk meminta nasihat terkait keputusan ini. 


Udin geus waktuna  cicing, ulah dijama’ waé shalat téh” (Udin sudah waktunya diam, jangan dijama’ terus shalatnya), pesan beliau.


Nasihat beliau kali ini berbanding terbalik dengan nasihat pada tahun 2002 saat saya baru menikah. Waktu itu saya meminta restu untuk terus bekerja di luar kota, artinya saya tidak bisa mengamalkan ilmu hasil mondok secara langsung dengan mengajar ngaji. 


Saat itu beliau memberi restu: “Sok wéh digawé heula, pan Udin téh geus jadi salaki boga kawajiban nganfkahan kulawarga” (Silahkan saja, karena Udin sudah jadi suami memiliki kewajiban menafkahi keluarga”. 


Akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sejak tahun 2017 dan dengan berbekal sedikit ilmu hasil mondok, saya memfokuskan diri mengajar ngaji anak-anak tetangga dengan memanfaatkan gedung PAUD yang dibangun tahun 2014.


Satu Tahun Sebelum “Penjemputan”


Hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2021 saya mengundang beliau untuk memberikan mauizhah hasanah pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh pesantren bersama warga masyarakat di lahan wakaf yayasan yang berada di samping gedung PAUD.


Setelah selesai menyampaikan mauizhah hasanah, beliau bertanya: “Udin, itu para santri nginepnya dimana?”,


“Mereka pulang ke rumah masing-masing, Pak, karena belum ada asrama”, jawabku.


“Kalau itu lahan yang digunakan acara, lahah siapa?”, beliau bertanya kembali.


“Lahan yayasan, wakaf dari Pak H. Asep, Pak”, jawabku.


“Segera bangun asrama untuk santri. Bapak itu punya semen satu zak saja dipasangkan (boga semen hiji oge dipasangkeun), karena insyaallah tidak ada bangunan agama yang tidak selesai”, lanjut beliau berpesan dan memberi motivasi.


Muhun Insyaallah, pidu’ana  ti Bapak” (Iya, insyaallah, mohon do’anya dari Bapak), jawabku. “Nya, sok didu’akeun sing lancar” (Iya didu’akan semoga lancar), kata beliau. 


Hari Sabtu tanggal 5 November 2021, saya dengan beberapa tokoh masyarakat mengadakan musyawarah tentang rencana pembangunan pondok di lahan wakaf yayasan. 


Hasil musyawarah, disepakati bahwa pembangunan pondok diawali dengan pembelian material besi untuk tiang dengan mempertimbangan biaya yang ada, sedangkan penggalian untuk lubang tiang akan dimulai hari Rabu tanggal 10 November.  


Berkah doa dari beliau dan dukungan dari berbagai pihak, pembangunan pondok dapat diselesaikan dalam waktu sekitar tujuh bulan. 


Peresmian pondok pada hari Jum’at tanggal 1 Juli 2022.  Alhmadulillah beliau berkenan hadir dan melakukan gunting pita serta memimpin do’a untuk keberkahan pondok pesantren. 


Setelah gunting pita dan do’a keberkahan, acara dilanjutkan dengan tabligh akbar oleh kawanku Kang Uyan Ahmad Ruhyat Hasby  dari Karawang.


Ackie UdinPenulis merupakan salah seorang alumni Pesantren Cipasung tahun 1984


Tokoh Terbaru