• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Tokoh

Habib Luthfi bin Yahya, Habib yang Orang Jawa, Orang Jawa yang Habib

Habib Luthfi bin Yahya, Habib yang Orang Jawa, Orang Jawa yang Habib
Habib Luhtfi bin Yahya. (Foto: NU Online)
Habib Luhtfi bin Yahya. (Foto: NU Online)

Habib Luthfi bin Yahya adalah sosok ulama yang kharismatik. Lahir pada Senin 27 Rajab 1367 H/10 November 1947 M di Pekalongan, Jawa Tengah, ia merupakan putra dari Sayidah al-Karimah as-Syarifah yang merupakan seorang syarifah atau keturunan Nabi Muhammad Saw. Begitu pula ayahandanya, al-Habib ‘Ali al-Ghalib yang memiliki hubungan nasab dengan Rasulullah Saw, sehingga ia menyandang gelar habib. 


Selain merupakan seorang anak, ia juga merupakan seorang suami dari Syarifah Salma binti Hasyim. Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai lima orang anak, yakni Syarif Muhammad Bahauddin, Syarifah Zaenab, Syarifah Fathimah, Syarifah Ummi Hanik, dan Syarif Husain.


Rumahnya tidak pernah sepi dari tamu, baik itu dari kalangan masyarakat biasa sampai beberapa tokoh pejabat penting, termasuk Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto pun pernah sowan kepada beliau. 


Selain karena keilmuannya, Habib Luthfi juga dikagumi dan disegani oleh banyak kalangan karena kelembutan beliau di dalam berdakwah dan juga sikap thawadhu’ beliau baik terhadap sesama Habaib maupun terhadap kiai.


Habib Luthfi juga merupakan Ketua Forum Sufi Internasional yang menjabat sebagai Rais ‘Aam jam’iyyah Ahlu Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah.


Dalam Cahaya dari Nusantara (Muhdor Ahmad Assegaf, 2020: 9) menceritakan bahwa Mbah Maimoen Zubair pernah berpesan kepada Nushran Wahid, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, sesaat sebelum beliau wafat. Beliau mengatakan, “Aktivis NU tidak boleh terpancing dan bermusuhan dengan ahlulbait. Kalau kamu ingin berpegang sama orang NU yang habib dan habib yang NU, peganglah Habib Luthfi bin Yahya, Karena beliau ulama habib yang jawa serta orang jawa yang habib,” (lihat Muhdor Ahmad Assegaf: Cahaya dari Nusantara, 2020:9). 


Sehingga dengan itu, maka tak heran bila dalam dakwahnya Habib Luthfi bin Yahya sangat menjunjung dan menghormati para habaib dan kiai. Bahkan tak jarang beliau menyampaikan kepada para santrinya bahwa keilmuan para kiai dan ulama Indonesia, sejak dulu hingga kini tidak kalah hebat dan luas dengan ilmu mereka.


Bahkan kaitannya dengan mencintai dan menghormati ahlulbait, Habib Luthfi bin Yahya memiliki konsep tersendri. Beliau mengatakan bahwa yang wajib menjadi muhibbin kepada ahlulbait tidak hanya kiai dan orang ájam (non-Arab) saja, akan tetapi para habaib pun juga wajib muhibbin, cinta, hormat, dan takzim kepada sesama habaib dan ahlulbait.


Penulis: Muhdor Ahmad Assegaf 
Editor: Muhammad Rifqi Zamzami


Tokoh Terbaru