• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Tokoh

Dr. Mahmud Thahan: Sang Pelopor Hadits, Kini Telah Berpulang

Dr. Mahmud Thahan: Sang Pelopor Hadits, Kini Telah Berpulang
Dr. Mahmud Thahan: Sang Pelopor Hadits, Kini Telah Pulang. (Foto: Istimewa)
Dr. Mahmud Thahan: Sang Pelopor Hadits, Kini Telah Pulang. (Foto: Istimewa)

Oleh Irfan Fauz

Allah SWT berfirman: 

 

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ. ارْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً. فَادْخُلِيْ فِيْ عِبَادِيْ. وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ

 

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku” QS. Al-Fajr: 27-30

 

Kabar lelayu datang nun jauh dari Timur Tengah, seorang ulama yang kondang sepanjang abad ke-20, baik dari para akademisi di universitas maupun para santri di pesantren, kini ia telah berlabuh ke haribaan-Nya, beliau adalah Syekh Dr. Mahmud Al-Thahhan yang wafat pada Kamis, 24 November 2022 M / 29 Rabi’ul Akhir 1444 H.

 

Mungkin sebagian orang belum begitu mengenal tentang beliau, seperti apa sosok dan kiprahnya? Baik, sedikit saya jelaskan potret singkat beliau.

 

Nama lengkap beliau adalah Abu Hafsh Mahmud bin Ahmad bin Mahmud bin Thahan Al-Nu’aimi. Beliau lahir di kota Aleppo (Arab: Halab), Suriah, 12 Juni 1935 M. Aleppo merupakan tempat yang sangat kental dengan sejarah. Sebuah kota kuno yang menjadi saksi bisu masa kejayaannya sampai sebelum terjadinya konflik hebat yang menggempur kota ini.

 

Jauh sebelum kota tua ini diperebutkan bangsa lain, Aleppo sudah tercatat sebagai kota metropolis. Ia menjadi satu-satunya lokasi yang sangat strategis secara geopolitik. Oleh karenanya, Aleppo menjadi salah satu kota tertua yang pertama kali dihuni di dunia.

 

Secara perjalanan Islam berlangsung, negeri ini telah diwarnai dengan peperangan dan perebutan kekuasaan yang tak kunjung usai. Terhitung mulai dari Dinasti Umayah hingga Kerajaan Utsmani. Selama Kesultanan Utsmaniyah inilah, Aleppo menjadi wilayah terbesar kekuasaannya setelah Konstantinopel di Kairo.

 

Tahun 1935 M merupakan kelahiran Mahmud Thahan, beliau sempat berpindah ke kota Manbij, sebuah kota Timur Laut dari Kegubernuran Aleppo di Suriah Utara, lalu berpindah lagi ke Aleppo (Halab). Beliau tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang religius dibawah pengawasan ayahnya, Ahmad Al-Thahan. 

 

Kemudian beliau belajar di Sekolah Dasar, sebagian di Al-Bab (sebuah kota di Suriah), sebagian lagi di Manbij. Tahun 1954 M, beliau lulus dari sekolah Menengah Syariah di Suriah. Selama 2 tahun di sekolah, beliau telah menyempurnakan hafalan Al-Qur’an di Madrasah Al-Huffadz kepada Syekh Muhammad Najib Khiyathah.

 

Tahun 1956 M, beliau melanjutkan pendidikannya ke Universitas Damaskus Fakultas Syariah. Selama empat tahun lamanya akhirnya beliau lulus pada tahun 1960 M. Sebagai tambahan bahwa beliau sudah menikah di tengah studinya berlangsung.

 

Setelah lulus, beliau mengembara ilmu ke kota Madinah dan berhasil meraih gelar Magister di Universitas Madinah. Usai itu, beliau bertolak ke Mesir sebagai tujuan untuk mendapatkan gelar doktornya di Universitas Al-Azhar. Dari sini, pemikiran beliau sudah dicurahkan ke bidang hadis, dan desertasinya mengambil judul “al-Hafidz al-Khatib al-Baghdadi wa Atsaruhu fi Ulumil Hadis”.

 

Pelopor Hadis Masa Kini

Setelah melalang buana dalam pencarian ilmu, Dr. Mahmud Thahan memilih untuk mengabdi di beberapa universitas, antaranya Universitas Imam Ibnu Saud Madinah, Fakultas Syariah. Tahun 1982 M, beliau berpindah ke Universitas Kuwait hingga tahun 2005 M. Di tengah masa pensiuannya, beliau masih aktif mengajar di jurusan Tafsir Hadis.

 

Dari sinilah beliau menulis diktat ilmu hadis yang diberi judul “taisir musthalah al-hadits”. Kitab ini yang kelak akan populer seantero dunia hingga detik ini. Tidak berselang lama satu atau dua tahun setelah itu, beliau menyusun kitab baru yang berjudul ushul at-takhrij wa dirasah al-asanid. Sebuah kitab takhrij pertama kali di Universitas.

 

Dalam perkuliahan jurusan Ilmu Hadis, kitab-kitab tersebut sudah menjadi santapan wajib di kalangan para akademisi dalam menempuh pembelajarannya.

 

Bahkan mayoritas pesantren di Indonesia, kitab ini masuk pada kurikulum pembelajaran tingkat menengah ke atas. Hal ini membuktikan bahwa karya Dr. Mahmud Thahan berhasil membawa pada arus ulumul hadis berdasarkan pemikirannya.

 

Meskipun di sisi lain, tokoh-tokoh ilmu hadis semasanya, seperti Dr. Nurudin ‘Itr (w. 2021) turut berkontribusi dalam dunia ulumul hadis dalam karyanya manhaj an-naqd fi ulum al-hadits, bukan berarti keduanya saling berargumentasi dalam wacana kompetitif, justru keduanya memperkaya khazanah ulumul hadis di abad 21 ini. 

 

Dibalik kitab yang telah menjadi rujukan dari ribuan pelajar ini, bukanlah hal yang mudah bagi Dr. Mahmud Thahan merangkai kitab taisir tersebut. Berawal dari keresahan beliau selama belajar bertahun-tahun tentang musthalah al-hadits di jurusan Syariah, Universitas Islam di Madinah.

 

Beliau dihadapkan dengan kitab-kitab raksasa, seperti ulumul hadits karya Ibnu Shalah (w. 643 H) dan at-taqrib karya An-Nawawi ( w. 676 H). Banyak sekali para pelajar yang kesulitan dalam memahami kedua kitab ini. Sebab kitab primer ini sangatlah luas pembahasannya, tidak mudah menelaahnya dalam waktu yang singkat, perlu pemahaman yang cukup bila ingin menyingkap kitab besar ini.

 

Akhirnya, beliau berinisiatif memadatkan pembahasan-pemabahasan dalam kitab primer tersebut dengan mempermudah ta’rif (definisi), meringkas contoh-contoh, dan mempermudah istilah-istilah dalam ilmu hadis. Dengan goresan tangan beliau, disusunlah sebuah kitab yang sekarang menjadi magnum ovus beliau yaitu taisir musthalah al-hadist (kemudahan dalam memahami istilah-istilah hadis).

 

Wafat dan Sisi Tauladan Beliau 

Kini pelopor hadis abad kontemporer telah meninggalkan kita semua, sebuah penyesalan hati mengetahui beliau belakangan ini. Beberapa sumber masih belum dijelaskan sebab wafatnya beliau. Hanya saja, kabarnya beliau tengah menjalani perawatan di rumah sakit sebab kesehatan yang kian memburuk.

 

Hingga pada hari Kamis pagi, bertepatan pada tanggal 24 November 2022 beliau menghembuskan nafas terakhir di dunia fana ini. Beliau wafat dalam usia ke-87 tahun. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

 

Syekh Mahmud Thahan dianggap sebagai spesialis dalam ilmu hadis, sehari-harinya beliau habiskan usianya untuk berkhidmat menghidupi sunah Nabi, mengembangkan ilmu hadis, dan menulis beberapa buku tentang hadis.

 

Beliau terkenal dengan sosok yang rendah hati (tawadhu’), sikap yang lembut, berani berbicara kebenaran. Pun jauh dari kemunafikan dan tidak silau akan sanjungan. Beliau memiliki postur tubuh sedang, berkulit coklat kemerahan, berjanggut putih lebat, cara berdakwanya pun terang dan jelas dengan menyodorkan dalil dan bukti. 

 

Semoga apa yang beliau dedikasikan di dunia ini, terutama dalam ulumul hadis, mampu mewarisi tekad juangnya kepada generasi-generasi setelahnya. Sebab bila ilmu tidak diwariskan, ia akan pudar dan sirna hingga alam raya ini mengalami degradasi intlektual dan moral.

 

Penulis adalah Santri di PP. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Alumni Kajian Kepenulisan NU Online 2021. Tim Jurnalistik di PP. Al-Munawwir.


Tokoh Terbaru