• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Tokoh

Biografi KH Syaerozie Bin KH Abdurrohim, Muassis Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin (2)

Biografi KH Syaerozie Bin KH Abdurrohim, Muassis Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin (2)
Kiri ke Kanan : KH. Syaerozie Abdurrohim (sebelah kiri berpeci hitam), KH. Maemun Zubeir (berpeci putih baju cokelat), KH. Aqil Sirodj, (Ayahanda KH. Said Aqil Siradj (berpeci hitam baju biru muda)). (Foto: Istimewa).
Kiri ke Kanan : KH. Syaerozie Abdurrohim (sebelah kiri berpeci hitam), KH. Maemun Zubeir (berpeci putih baju cokelat), KH. Aqil Sirodj, (Ayahanda KH. Said Aqil Siradj (berpeci hitam baju biru muda)). (Foto: Istimewa).

Kesaksian Santri & Masyarakat


Banyak sekali keistimewaan almaghfurlah KH. Syaerozie Abdurrohim yang pernah disaksikan oleh para santri dan orang-orang dekatnya. Di antaranya adalah sikapnya yang sangat penyabar, tahan uji, tekun dan tulus. 


Setelah sekian lama belajar di pesantren Babakan Ciwaringin, Kiai Syaerozie mendapat isyarat (petunjuk) melalui mimpi agar pergi ke Lasem Rembang Jawa Tengah, tepatnya di pesantren Al Islah yang diasuh oleh Syaikh Masduqi (Mertua Rois Am PBNU KH. Miftahul Akhyar). Pada saat yang sama, konon Syaikh Maduqi Lasem juga bermimpi kedatangan seorang santri yang ciri-cirinya ada pada diri Kiai Syaerozie. Bisa disimpulkan bahwa antara guru dan murid saat itu sudah ada kontak batin, keduanya mempunyai petunjuk yang sama, walaupun belum bertemu secara fisik.


Sebelum Kiai Syaerozie diambil menantu oleh Almaghfurlah KH. Abdul Hannan - salah seorang pengasuh pondok pesantren Babakan Ciwaringin - ada isyarat (petunjuk) yang dirasakan oleh calon mertuanya tersebut. Pada suatu malam, KH. Abdul Hannan berkeliling melihat kamar para santri yang sedang istirahat (tidur), beliau melihat di dalam salah satu kamar ada cahaya yang terpancar dari wajah salah seorang santri. Karena malam yang sangat gelap, beliau hanya menandai kain sarung santri tersebut dengan memberi ikatan pada ujungnya. Kemudian pada keesokan harinya, beliau menanyakan kepada para santrinya siapa yang saat bangun tidur ujung sarungnya terdapat ikatan, ternyata santri tersebut adalah Kiai Syaerozie. 


Sekitar tahun 1985 ada wali santri bernama H. Daud asal Sumedang datang ke pesantren Assalafie untuk menjemput anaknya yang sedang sakit parah. Karena waktu sudah maghrib, wali santri tersebut menginap di kamar anaknya dan berencana pulang keesokan hari. Ketika malam jam 1.30 Pak Daud terbangun dan kaget melihat Kiai Syaerozie duduk membaca do’a di samping anaknya yang sakit parah, kemudian beliau langsung keluar begitu saja. Keesokan harinya anak Pak Daud sudah kembali sehat, akhirnya tidak jadi dibawa pulang.  


Kealiman Kiai Syaerozie bukan hanya di bidang ilmu agama saja, akan tetapi dalam disiplin keilmuan lainnya juga, di antaranya bidang konstruksi bangunan. Hal ini dibuktikan dengan bangunan seluruh asrama pesantren adalah merupakan hasil arahan dan desain beliau sendiri. “Kiai Syaerozie faham betul pola konstruksi, semua sarana dan prasarana pesantren Assalafie adalah hasil desain beliau, kami para santri  yang mengerjakannya”, menurut kesaksian KH. Amin Baejuri (Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat), di antara santri Kiai Syaerozie yang saat itu aktif di bidang pembangunan pesantren. 


Ustadz Syahroni santri asal Kalianda Lampung Selatan adalah di antara khodim ndalem rumah Al Maghfurlah KH. Syaerozie Abdurrohim mesantren di Assalafie Babakan Ciwaringin pada periode 1996 – 2000 M. Dia pernah diberi pesan khusus oleh Al Maghfrulah KH. Syaerozie beberapa hari sebelum beliau wafat, pesannya adalah : “Saat kamu boyong (selesai mesantren pulang ke kampung halaman), pekerjaan akan menghampirimu”. Benar saja, beberapa saat setelah dia menetap di kampung halaman, dia diterima sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), padahal sebelumya sama sekai tidak pernah terbayang menjadi seorang ASN. 


Jasad Almaghfurlah KH. Syaerozie Abdurrohim masih utuh walaupun sudah dikebumikan selama kurang lebih 3 (tiga) tahun. Hal ini terkuak ketika istri beliau Ny. Hj. Tasmi’ah Abdul Hannan wafat pada tahun 2003 (tiga tahun setelah wafatnya KH. Syaerozie), sang istri akan dikuburkan tepat di sebelah pusara suami. Pada saat liang lahat digali, tanpa sengaja terbukalah liang lahat makam KH. Syaerozie dan terlihat jelas jasad beliau utuh terbungkus kain kafan dan mengeluarkan bau yang sangat harum, kejadian ini disaksikan oleh banyak orang, baik masyarakat, santri maupun alumni, di antara yang menyaksikan adalah KH. Fathulloh Sholihin (Pengasuh Pesantren Babakan), Ust. Muhammad Fihri (Santri asal Cirebon), beberapa alumni dan para penggali kubur.


Kalam Wejangan


Di antara wejangan almaghfurlah KH. Syaerozie Abdurrohim yang disampaikan kepada para santri maupun masyarakat adalah sebagai berikut: 


Santri Kudu Bisa Ifadah Lan Istifadah” (santri harus bisa memberikan manfaat dan mengambil manfaat).


“Niat Ta’lim Ngilangi Kebodohan, Luru Ridho’e Gusti Alloh Lan Syi’ar Agama Islam” (belajar untuk menghilangkan kebodohan, mendapat ridho Allah dan syiar Agama).


Wiridane Santri Iku Maca Qur’an Lan Nderes Pelajaran” (wiridan untuk santri membaca al Qur’an dan muthalaah pelajan).


“Pragat Mondok Kudu Dueni Kesibukan, Aja Thoma” (selesai mesantren harus punya aktivitas usaha, agar tidak tamak).


Dadi Wong Kudu Loman, Aja Kagetan” (jadilah orang dermawan, tidak mudah tersinggung).


“Santri Kudu Kendel” (santri harus pemberani). 


Wafat dan Penerus


KH. Syaerozie Abdurrohim wafat pada hari Rabu tanggal 10 Rabi’ul Akhir 1421 H bertepatan dengan tanggal 12 Juli 2000 M. Beliau dikebumikan di komplek makbaroh keluarga besar KH. Abdul Hannan Babakan Ciwaringin. 


Adapun putra putri KH. Syaerozie Abdurrohim dan Nyai Hj. Tasmi’ah Abdul Hannan adalah sebagai berikut :


1- Nyai Hj. Surotul Aini Syaerozie (istri KH. Ahmad Mufid Dahlan),
2- KH. Azka Hammam Syaerozie,
3- KH. Yasif Maemun Syaerozie,
4- Nyai. Hj. Ila Mursilah Syaerozie (istri KH. Lukman Hakim),
5- KH. Aziz Hakim Syaerozie,
6- KH. Abdul Muiz Syaerozie,
7- KH. Arwani Syaerozi. 


Demikian biografi almaghfurlah KH. Syaerozie Abdurrohim, muassis pondok pesantren putra putri Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon, dimana kiprah beliau dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan sangat besar.  


Beliau adalah seorang Kiai dengan ribuan santri dan puluhan ribu alumni tersebar di berbagai daerah di Nusantara,  mampu menyatukan kealiman secara nasab (keturunan) dan kasb (pendidikan), mensinergikan ilmu dan amal, syari’at dan hakikat, untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.


Tulisan disari dari website resmi pondok pesantren Putra Putri Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon Assalafiebabakan.com


Tokoh Terbaru